Beranda Kampus Bahas Indahnya Persaudaraan Saat Tausiyah Ramadhan, WR I UMGO Ceritakan Pengalaman Menariknya...

Bahas Indahnya Persaudaraan Saat Tausiyah Ramadhan, WR I UMGO Ceritakan Pengalaman Menariknya di Amerika

0

Matakita.co, Gorontalo – Ada yang menarik dari Tausiyah Ramadhan yang dibawakan oleh Prof. Dr. H. Moon Hidayati Otoluwa, M.Si. di Masjid Darul Arqom Kota Gorontalo, Ahad (25/4/22) kemarin.

Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Gorontalo pada tausiyah yang dilaksanakan secara rutin menjelang buka puasa tersebut mengangkat tema “Indahnya Kebersamaan”.

” Persaudaraan disini saya ambil bukan kakak adik, tetapi persaudaraan sesama mukmin, sesama muslim.” ujarnya memulai tausiyahnya.

Pada kesempatan tersebut dirinya kemudian menceritakan pengalamannya ketika berada di Amerika.

“Yang saya contohkan disini kejadian kami dulu ke Amerika di musim dingin.” ungkapnya mulai menceritakan pengalamannya.

Dirinya melanjutkan bahwa saat itu ia bersama temannya sedang berada di Mall. Ketika mereka akan pulang ke apartemen secara kebetulan hujan salju turun.

“Kalau bagi orang disana ada salju itu mereka langsung bergegas pulang. Tapi kami masih main-main disitu karena tidak pernah lihat salju, jadi begitu lihat salju jadi main-main kayak di es cukur.” ujarnya.

Setelah itu mereka kemudian menuju halte dan bertemu dengan seorang ibu yang tengah menggendong anaknya yang kedinginan. Namun anehnya ketika ada taksi yang lewat ibu tersebut tidak memanggilnya. Bahkan sudah kedua kalinya ibu tersebut tetap tidak memberhentikan taksi yang lewat.

“Jadi saya tanya, karena kami memang menunggu bus bukan taksi. Bu kenapa tidak ambil taksi itu? Kasihan anak kedinginan. ” ujar Wakil Rektor bidang akademik tersebut.

“Saya sedang menunggu saudara saya. Saya pikir saudara ini kakaknya, jadi saya mau dijemput katanya” lanjutnya.

Prof. Moon mengisahkan lebih lanjut tiba-tiba ada sebuah taksi yang datang berhenti tanpa dipanggil dan diberhentikan. Kemudian ibu dan anaknya langsung menaikinya. Melihat kejadian tersebut dirinya mengaku heran.

“20 menit kami menunggu bus tidak dapat. Akhirnya datang taksi. Itu juga kami tidak panggil langsung berhenti.” Jelasnya.

Lebih lanjut Guru Besar yang juga Ketua PW Aisyiyah Gorontalo tersebut bercerita, akhirnya dirinya dan temannya menaiki taksi dan berbincang-bincang dengan sopir taksi yang juga seorang muslim dari Afrika.

Disitu kemudian diceritakan bahwa alasan kenapa taksi-taksi  yang lain tidak berhenti. Karena khusus orang-orang berjilbab memang telah diberi jatah pada sopir-sopir muslim yang sebagian besar berasal dari benua Afrika.

“Jadi saya tanya kenapa kalian mau berhenti padahal saya tidak panggil. ” ceritanya lebih lanjut.

Sopir itu kemudian menjawab bahwa sebagai saudara pasti akan membutuhkan bantuannya. Segala keperluan seperti mencari halal food, berbelanja dan sebagainya akan sangat mudah.

“Dengan begitu kan kami merasa aman. Itulah ternyata manfaatnya punya saudara ditempat yang kita tidak kenal daerahnya.”

Dirinya kemudian menghubungkannya dengan kejadian yang ada kemarin tentang seorang pengurus buka puasa yang meminta dibelikan gula pasir sekilo. Namun seseorang ini malah pergi jauh mencari pedagang kecil yang harganya jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga toko-toko terdekat. Dirinya kemudian berharap agar masyarakat mau membantu pedagang-pedagang kecil yang bahkan untuk modalnya saja susah, dengan membeli barang dagangannya.

“Jadi itu hikmah tausiyah saya ini. Hanya untuk mengingatkan kita mari saling membantu sesama mukmin, sesama muslim. Daripada kita memberikan keuntungan kepada orang lain.” ungkapnya.

Terakhir dirinya berpesan sebagai sesama mukmin lebih baik membeli pada mereka yang berdagang ditempat kecil yang susah payah modalnya. Dengan membeli barang dagangannya akan memberikan sesuatu yang berarti.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT