Beranda Lensa Disparpora Maros Gelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata di Hotel Grand Town

Disparpora Maros Gelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata di Hotel Grand Town

0

MataKita.co, Maros – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maros melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dipapora) menggelar pelatihan pengelolaan Desa Wisata bertempat di Hotel Grand Town, Kecamatan Mandai, Selasa, (14/06/22).

Kegiatan pelatihan pengelolaan desa wisata ini diikuti sebanyak 40 orang peserta yang merupakan perwakilan dari kelompok desa wisata yang ada di Maros.

Dalam pembukaan kegiatan, Bupati Maros, AS Chaidir Syam mengatakan, pelatihan pengelolaan desa wisata ini adalah salah satu kegiatan Kementerian Pariwisata yang dikelola Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga untuk penguatan pengelola Desa wisata.

“Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan pengelolaan desa wisata kita,” jelasnya.

Sejauh ini kata Chaidir, Kabupaten Maros sudah memiliki 53 Desa wisata dan harus segera dilakukan penguatan pada pengelolaanya. Ia mengatakan, wisata yang baik bukan hanya sekedar memiliki alam yang indah dan bisa dikunjungi, tetapi bagaimana pengelolaan, masyarakatnya bisa ikut mendukung kegiatan tersebut.

“Di Maros kita sudah punya 53 desa wisata. Inilah yang harus kita kuatkan. Desa wisata yang baik itu bukan hanya sekedar mempunyai alam yang indah dan bisa dikunjungi tetapi bagaimna pengelolaanya, bagaimana pokdarwisnya, masyarakatnya juga bisa ikut mendukung kegiatan itu. Bagaimana menjaga kebersihan dan keamanan ini semua yang harus diciptakan di desa wisata kita,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata, M Ferdiansyah mengatakan, tahun lalu Kabupaten Maros sudah memiliki Desa wisata. Beberapa diantaranya sudah berkembang. Hanya saja kata Ferdi, masih perlu dilakukan sinkronisasi ataupun kerja sama yang lainnya.

“Kemarin kita sudah punya desa wisata terutama Desa wisata yang sudah maju berkembang seperti Rammang-rammang, Labuaja dan Dolli, tetapi kita masih kurang disinkronisasi ataupun kerjasama yang lainnya,” katanya.

Dirinya menjelaskan bagaimana peningkatan UMKM di desa wisata belum muncul secara maksimal, kemudian bagaiamana administrasi pengelolaan di desa wisata itu.

“Administrasinya misalnya bagaimna menghitung PAD di desa wisata itu apakah yang masuk di PAD desa atau masuk di pokdarwis itu semua yang dilihat harus bagus bukan cuma sekedar menjadi tempat kunjungan wisata,” ujarnya.

“Kita juga menggelar agenda kunjungan field trip di beberapa desa wisata, hal itu dimaksudkan untuk studi banding para peserta guna meningkatkan pengetahuan terkait pengembangan destinasi pariwisata berkelanjutan” pungkas Ferdi.

Diketahui pelatihan pengelolaan Desa wisata ini dilaksanakan selama 3 hari dari tanggal 13 sampai dengan 15 Juni 2022, nantinya para pemateri akan memberikan 3 jenis penguatan kepada seluruh peserta.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT