MataKita.co, Makassar – Tim pengabdian masyarakat Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) 2022 hadir melakukan pengabdian di Kelompok Tani-Ternak Itik Tubarania Desa Barana Kecamatan Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto. (13/08/2022)
Acara dibuka oleh Dr. Ir. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAn Eng sebagai ketua tim PKM.
Dalam sambutannya, Sri Purwanti menyampaikan urgensi kegiatan ini dilakukan sebagai wujud tri dharma perguruan tinggi salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat. Pakan dalam budidaya ternak membutuhkan biaya yang cukup tinggi 70 persen dari total produksi, kehadiran tim ini akan mencoba memberikan intoduksi teknologi pakan dalam bentuk silase ransum konplit. Membuat pakan itik lebih murah karena dapat memberikan pakan limbah untuk dapat diramuh sendiri oleh bapak dan ibu.
Diskusi ini di pandu oleh Ilham syarif SPt MSi selaku moderator, diawal menyampaikan bahwa salah satu kendala besar peternak adalah pakan yang mahal, pertumbuhan lambat dan seringnya terjadi serangan penyakit. Informasi ini didapatkan saat melakukan observasi awal dengan ketua kelompok Jumriah Daeng Puji.
Dr. Muhammad Ihsan A. Dagong SPt MSi menyampaiakan materinya.
“Jenis itik yang dikembangkan pada masyarakat umum di Sulsel merupakan silangan jenis itik alabio dan mojosari, tetapi kami di kampus mencoba mengembangkan jenis itik packing atau itik potong dimana jenis itik ini dipelihara 70-75 hari bobotnya sudah mencapai 1.4-1.5 Kg” jelasnya.
Ihsan menjelaskan, jenis itik ini kami coba kawinkan untuk mencoba meningkatkan performa dengan melakukan silangan alabio, mojosario, magelang, tegal dan packing agar pertumbuhannya bisa cepat dan rasa khas itik tetap ada.
Materi selanjutnya disampaikan oleh Dr. Ir. Sri Purwanti, S.Pt., M.Si., IPM., ASEAn Eng.
“Bahan pakan yang digunakan harus mengandung protein, karbohidrat, energi, vitamin dan mineral demi melengkapi kebutuhan ternak itik untuk mencapai performa pertumbuhan dan produksi yang baik” jelasnya.
Sri Purwanti menambahkan bahwa bahan yang digunakan prinsipnya mudah didapatkan tetapi harus mengetahui kandungannya, salah satu contoh bahan pakan yang dipraktekkan adalah dedak, jagung, polar, ampas tahu, dan mollases.
Drh. Indah Prahesti menambahkan bahwa saat terjadi serangan penyakit perlu diagnosa apakah karena bakteri, virus atau mikroba yang membuat itik sakit bahkan kematian sehingga kami sangat mengharap untuk dapat menyimpan atau mengambil gambar kemudian dilaporkan segera sebelum penyakit menyebar ke ternak lainnya terutama pada ternak itik.
Diketahui pula dalam penyuluhan dan demonstrasi pencampuran pakan turut hadir tokoh masyarakat, pemuda Julukanayya anggota kelompok wanita, mahasiswa dan beberapa perwakilan dari anggota kelompok lainnya.