Beranda Kampus Tim PKM-PM Unhas Bekali Cara Mengatasi Kecemasan Bagi Anak Jelang Bebas di...

Tim PKM-PM Unhas Bekali Cara Mengatasi Kecemasan Bagi Anak Jelang Bebas di LPKA Maros

0

Matakita.co, Maros – Delegasi Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-PM) berikan pelatihan asertifitas bagi 16 orang narapidana anak yang akan bebas dari LPKA Kelas II Maros. Program ini merupakan salah satu pengabdian yang telah didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia untuk masa pengabdian terhitung sejak Juni hingga September 2022 di LPKA Kelas II Maros.

Pengabdian yang dilakukan mengangkat judul “ Assertive Training Space : Solusi Kecemasan Narapidana Anak Menjelang Bebas di LPKA Kelas II Maros”.

Tim Pengabdi ini terdiri dari 5 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin diantaranya Norain Bumbungan sebagai ketua dan 4 orang anggota yakni Amel Ryski Prasilya R. Abas P, Muh. Ichwan, Demastia Naurah dan Andi Muh. Iqbal Rahman. Kelima mahasiswa tersebut didamping oleh dosen pendamping Eka Merdekawati Djafat, S.H., M.H.

Pelatihan ini merupakan program yang dikhususkan bagi seluruh narapidana anak yang menjelang bebas dari LPKA, namun memiliki kecemasan terkait penerimaan masyarakat saat mereka bebas nanti. Banyaknya penolakan masyarakat terhadap mantan narapidana anak membuat anak menjadi cemas dan tidak bisa mengembangkan dirinya saat mereka bebas.

Salah satu anak yang merasakan kecemasan tersebut FR(17) mengatakan bahwa saya takut kak ketika keluar tidak bisa diterima dipekerjaan manapun karena statusku mantan narapidana, mauka bergaul juga sama orang yang baik setelah keluar tapi takutka mereka tidak mau berteman dengan saya.

Ketua Tim Assertive, Norain Bumbungan mengatakan bahwa tujuan dari pengabdian ini akan membantu anak agar lebih siap menghadapi seluruh stigma dari masyarakat sehingga ketika bebas nantinya, anak tersebut akan siap menghadapi dunia luar dan bisa berkarya lebih baik lagi kedepannya.

Program “ASSERTIVE TRAINING SPACE” ini memiliki beberapa jenis metode pelaksanaan yang menarik dan tentunya memiliki tujuan khusus masing-masing, diantaranya yaitu:

Who Am I, yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman anak mengenai pengenalan atas diri dan potensinya sehingga anak ketika bebas dapat focus mengembangkan dirinya;

Cognitive Restructuring, yang bertujuan untuk melatih anak dalam merekonstruksi pikiran negative yang timbul dari kecemasannya menjadi pikiran yang positif;

Peningkatan Keterampilan Komunikasi Asertif, yang bertujuan untuk mengajarkan anak berkomunikasi dengan teknik asertif agar lebih siap menghadapi dan merespon dengan baik seluruh bentuk stigma dari masyarakat ketika anak tersebut telah bebas; dan Legal Education Class, yang bertujuan untuk memberikan edukasi hukum terkait konsep pemberatan pidana ketika menjadi residivis agar anak tersebut memiliki komitmen dalam dirinya untuk tidak lagi kembali melakukan kejahatan setelah bebas nanti.

Lebih lanjut, Norain berharap agar program Assertive Training Space ini dapat menjadi program yang berkelanjutan di LPKA Kelas II Maros bagi seluruh narapidana anak yang akan bebas mengingat pentingnya mempersiapkan mental anak untuk menghadapi stigma masyarakat setelah bebas nanti.

Program ini sangat disambut baik oleh pihak LPKA Kelas II Maros. Salah Satu Staf Subseksi pendidikan dan Bimbingan Pemasyarakatan, Pandi Suara mengatakan bahwa kami melihat program ini sangat efektif untuk dijalankan. Mereka memberikan pendidikan dan pengajaran untuk menangani kondisi-kondisi yang kemungkinan besar bisa mereka hadapi ketika berada diluar sana nanti.

Ketika berhadapan dengan masyarakat apa yang bisa mereka lakukan dana pa tindakan yang bisa mereka lakukan ketika diluar sana nanti” jelasnya.

Citizen Report : Amel Ryski Prasilya R. Abas

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT