MataKita.co, Makassar- Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi (Humanis) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Seminar Nasional. Kegiatan yang mengusung tema “Dari Desa Membangun Bangsa” ini diadakan di Aula Prof Syukur Abdullah, FISIP Unhas dan juga Zoom Meeting, dan YouTube (5/5/2023).
Seminar ini menghadirkan narasumber yakni Tommy Risqi Dinihari (Team Leader P3PD Kementerian Desa PDTT RI), Drs H Abd Rahman MM (Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Sulawesi Selatan), Haeruddin Jumain (Kepala Desa Dandang, Luwu Utara) dan Rizal Pauzi (Dosen Administrasi Publik). Kegiatan ini dibuka oleh Dekan FISIP Unhas yang diwakili oleh Sekretaris Gugus Penjaminan Mutu, Dr Ahmad Ismail, MSi.
Team Leader P3PD Kementerian Desa PDTT RI, Tommy Risqi Dinihari dalam pemaparannya menjelaskan bahwa keikutsertaan kampus dalam pengembangan desa dibutuhkan dan sejalan dengan Permendes 12 Tahun 2021.
“Keikutsertaan kampus dalam membangun desa telah di atur dalam Peraturan Menteri Desa (Permendes) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 13 Tahun 2016 tentang Bentuk Pelaksanaan dan Tata Cara Pemberian Ijin Penanaman Modal bagi Badan Usaha dalam Pelaksanaan Transmigrasi, Jadi memang sudah ada regulasinya, sisa kita bagaimana melaksanakan itu dengan berkolaborasi,” jelas Tommy.
Adapun ketentuan peran perguruan tinggi itu berupa akselerasi pembangunan desa dan sinergi program kemendes dan perguruan tinggi.
Ia juga berharap perguruan tinggi juga bisa ikut dalam pengembangan desa inklusif sehingga dapat membantu desa untuk memenuhi kebutuhannya.
“Pengembangan desa inklusif yang dimaksud adalah melibatkan semua dan kebutuhan bisa di akomodasi,” tutupnya.
Rahman dalam pemaparannya menjelaskan bahwa desa merupakan masa depan Indonesia berdasarkan pada jumlah penduduk yang tinggal di desa mencapai 49 persen dan terus mengalami peningkatan.
Ia mengatakan, ketimpangan yang ada di desa terutama dalam sumber daya manusia sangat penting untuk dicari solusinya.
“Jadi saya mengajak teman-teman mahasiswa untuk kembali ke desa, tinggal di desa,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rahman memaparkan, Indeks Pembangunan Desa menjadi alat pengukur atau indikator perkembangan status kemandirian dan perkembangan desa. Sehingga dengan adanya indikator ini, penelitian yang dilakukan terhadap perkembangan dan kemandirian desa dapat terukur dengan baik.
“Bagi teman-teman yang ingin melakukan penelitian mengenai desa dan perkembanganya dapat menggunakan indeks ini,” ucap Rahman.
Kepala Desa Dandang, Haeruddin Jumain menjelaskan bahwa dalam mengelola desa perlu menerapkan strategi dan keberanian.
“Alhamdulillah belum genap setahun menjabat, Desa kami sudah dapat mencapai kategori desa Mandiri” jelas alumni administrasi Publik Unhas ini.
Haeruddin menambahkan, tidak selamanya juga pergantian perangkat des aitu karena kepentingan politik. Tapi juga karena kita evaluasi dan kinerjanya memang kurang baik. Salah satunya, yakni pada evaluasi pengurus BUMDesa kami.
Sementara itu Dosen Departemen Ilmu Administrasi, Rizal Pauzi menjelaskan bahwa salah satu hal yang bisa dilakukan kampus dalam memberikan sentuhan kepada desa adalah riset. Baginya riset kampus terhadap desa dapat berdampak baik kepada pembangunan desa.
“Jadi riset yang dilakukan bisa menjadi bahan atau petunjuk terhadap desa dalam mengembangkan segala sektor kehidupan maupun potensinya. Desa merupakan laboratorium luas yang bisa menjadi bahan riset dan kajian terhadap problematika” jelasnya.
Seperti diketahui, seminar nasional ini merupakan rangkaian kegiatan Administration Fair 2023. Adapun sebelumnya telah di gelar Konferensi nasional yang juga mengusung tentang desa. (*)