Beranda Kampus Mahasiswa KKM Mandiri Integrasi UIN Malang Kunjungi Situs Budaya di Desa Nyurlembang

Mahasiswa KKM Mandiri Integrasi UIN Malang Kunjungi Situs Budaya di Desa Nyurlembang

0

MataKita.co, Lombok – Desa Nyurlembang, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, menjadi saksi bisu kekayaan budaya yang masih terjaga hingga kini. Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Mandiri Integrasi, 10 mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) melakukan kunjungan ke sejumlah situs budaya penting di desa ini, yaitu Batu Lileh, Dende Solah, dan Pejenengan atau Kemaliq.

Eksplorasi Batu Lileh

Destinasi pertama yang dikunjungi adalah Batu Lilih, salah satu dari tujuh mata air yang tidak pernah kering. Tempat ini dipercaya memiliki kesakralan tinggi oleh masyarakat setempat. Dipandu oleh Riko, pemuda lokal yang bersemangat menceritakan sejarah dan tradisi di balik situs tersebut, mahasiswa mendapatkan wawasan mendalam tentang berbagai prosesi adat, seperti pengangkatan kyai, hafiz, kepala dusun, dan kepala desa, yang sering menggunakan mata air ini.

“Pelestarian adat dan budaya adalah tanggung jawab kita bersama, terutama di tengah kemajuan era digital,” ujar Muhammad Nur, Ketua Kelompok KKM Mandiri Integrasi. Ia juga menambahkan bahwa modernisasi seharusnya tidak menghapuskan nilai-nilai tradisi lokal.

Legenda Buaya Putih di Dende Solah

Perjalanan berlanjut ke situs budaya Dende Solah, yang menyimpan cerita tentang seekor buaya putih yang ditemukan warga di sawah. Setelah dirawat hingga mati, tubuh buaya itu disimpan di tempat tersebut hingga hanya menyisakan tulang belulang. Masyarakat setempat sangat menghormati dan mensakralkan situs ini karena percaya bahwa buaya tersebut adalah jelmaan.

Namun, karena kekhawatiran terhadap potensi kesyirikan, seorang kyai yang dihormati di Lombok Timur memutuskan untuk memindahkan tulang-tulang buaya tersebut. Keputusan ini diambil untuk menjaga masyarakat dari kepercayaan berlebihan yang bertentangan dengan ajaran agama. Meski demikian, Dende Solah tetap menjadi simbol penting tradisi dan kepercayaan masyarakat Nyurlembang.

Keunikan dan Kesakralan Situs Pajenengan
Situs terakhir yang dikunjungi adalah Pajenengan atau Kemaliq, yang dikenal sebagai tempat kramat oleh masyarakat. Di dalamnya terdapat dipan berkelambu putih, dua tombak, senjata, dan alat perang lainnya. Penjaga situs, Pak Deddy, menjelaskan bahwa situs ini sering dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai daerah dengan tujuan yang beragam.

Salah satu kisah menarik dari situs ini adalah keyakinan masyarakat tentang tombak yang ada di dalamnya. Jika tombak tersebut miring ke arah tertentu, dipercaya dapat memengaruhi kondisi kesehatan masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Tombak ini juga pernah digunakan untuk mendamaikan konflik antar kampung serta meredam kebakaran.

Namun, situs ini memiliki aturan ketat. Perempuan yang sedang haid atau dalam keadaan tidak suci tidak diperkenankan masuk ke area tersebut. Hal ini mencerminkan nilai-nilai kesucian yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat.

Memanfaatkan Era Digital untuk Pelestarian Budaya

Kunjungan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan mahasiswa tentang tradisi lokal, tetapi juga menjadi upaya untuk mendukung visi Kepala Desa Nyurlembang, Lukman Nul Hakim, yang ingin menjadikan desanya sebagai destinasi wisata budaya. Dengan memanfaatkan teknologi digital, para mahasiswa berharap dapat membantu menyebarkan informasi tentang situs-situs budaya tersebut ke khalayak yang lebih luas.

Batu Lileh, Dende Solah, dan Pajenengan (Kemaliq) adalah bukti nyata betapa pentingnya menjaga tradisi dan warisan budaya lokal di tengah arus modernisasi. Di era globalisasi yang serba cepat, melestarikan nilai-nilai budaya menjadi langkah penting untuk menjaga identitas bangsa.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT