Beranda Mimbar Ide Meneguhkan IMM Cabang sebagai Gerakan Intelektual Profetik di Era Digital

Meneguhkan IMM Cabang sebagai Gerakan Intelektual Profetik di Era Digital

0
Lisana Sidqin Aliyan

Oleh : Lisana Sidqin Aliyan

(Sekbidor IMM cabang Gowa)

Dalam sejarah panjang peradaban, kenabian bukan hanya peristiwa spiritual, tetapi juga sebuah gerakan sosial transformatif. Para nabi membawa misi membebaskan manusia dari belenggu kezaliman, menyadarkan umat dari keterasingan nilai, dan mengangkat martabat kemanusiaan dalam bingkai keimanan. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai gerakan kader yang lahir dari rahim Muhammadiyah, sejatinya mewarisi semangat itu dalam bentuk gerakan intelektual profetik.

Dalam konteks IMM Cabang hari ini, manifestasi kenabian perlu diterjemahkan dalam bentuk praksis gerakan yang menjawab realitas zaman. Maka, saya memandang perlunya arah transformasi IMM Cabang ke dalam lima agenda utama yang sejalan dengan tiga pilar profetik: humanisasi, liberasi, dan transendensi.

1. Revitalisasi Spiritualitas dan Kesadaran Ideologis (Transendensi)

Gerakan kenabian selalu berakar pada hubungan vertikal yang kokoh—keimanan kepada Tuhan. IMM Cabang harus menjadi rumah spiritual yang membentuk kader dengan integritas tauhid yang kuat. Melalui penguatan halaqah ideologi, kajian keislaman kritis, dan internalisasi nilai-nilai Islam berkemajuan, IMM dapat melahirkan kader yang tidak hanya saleh ritual, tetapi juga saleh sosial—kader yang berpikir ilahiyah, tetapi bertindak manusiawi.

2. Pengembangan Kaderisasi sebagai Gerakan Pencerahan (Humanisasi)

Humanisasi dalam konteks IMM berarti mengangkat potensi kemanusiaan kader melalui pendidikan dan pemberdayaan. IMM Cabang perlu mengembangkan sistem kaderisasi yang membebaskan kader dari belenggu kejumudan—mengajarkan berpikir kritis, kepemimpinan etis, dan keterampilan strategis. Kaderisasi tidak hanya menghasilkan loyalis organisasi, tetapi juga pelopor perubahan yang sadar peran di masyarakat.

3. Aktualisasi Peran Sosial dan Advokasi Isu Rakyat (Liberasi)

Sebagaimana para nabi berdiri di barisan paling depan membela yang tertindas, IMM Cabang harus menjadi pelopor gerakan yang membebaskan. Ini berarti terlibat aktif dalam menyuarakan keadilan sosial, memperjuangkan hak-hak mahasiswa dan masyarakat kecil, serta mengadvokasi kebijakan yang tidak berpihak. IMM bukan hanya ruang diskusi, tetapi juga ruang aksi—gerakan yang turun ke lapangan, hadir di tengah umat.

4. Transformasi Digital sebagai Dakwah Kenabian Kontekstual

Era digital adalah medan baru dakwah kenabian. IMM Cabang perlu mengembangkan media digital yang mencerdaskan, mencerahkan, dan menyatukan. Tidak sekadar menjadi pengguna, IMM harus menjadi produsen narasi kebaikan—dakwah yang menyentuh pikiran dan hati generasi muda. Digitalisasi juga harus masuk ke sistem tata kelola organisasi agar lebih transparan, efisien, dan partisipatif.

5. Kemandirian Ekonomi dan Profesionalisme Organisasi

Gerakan kenabian selalu berdiri di atas kemandirian. IMM tidak boleh tergantung pada kekuasaan atau donatur yang mengikat. Maka, IMM Cabang harus mendorong lahirnya unit usaha kader yang beretika dan berdampak, sembari membangun organisasi yang profesional dalam manajemen, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban publik. Kemandirian bukan sekadar finansial, tetapi juga keberanian bersikap dan menentukan arah gerak sendiri.

Gerakan profetik bukan utopia. Ia adalah panggilan sejarah yang dapat diwujudkan dengan kerja kolektif, kesadaran ideologis, dan komitmen pada nilai. IMM Cabang hari ini membutuhkan pemimpin yang tidak hanya cakap mengelola struktur, tetapi juga mampu menyalakan semangat kenabian dalam setiap kader—membentuk insan-insan yang berpikir untuk umat, berjuang untuk keadilan, dan tetap teguh di jalan Tuhan. Maka, IMM bukan hanya organisasi, tetapi jalan profetik untuk menunaikan tugas suci: amar ma’ruf, nahi munkar, dan tu’minuna billah.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT