Beranda Kampus Wamenparekraf Dukung Kolaborasi ITB Nobel dan KBA Rammang-Rammang Dorong Wisata Hijau Dunia

Wamenparekraf Dukung Kolaborasi ITB Nobel dan KBA Rammang-Rammang Dorong Wisata Hijau Dunia

0

Matakita.co, Maros – Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Nobel Indonesia kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong kolaborasi global dan pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Internasional, kampus ini menggandeng Kampung Berseri Astra (KBA) Rammang-Rammang dan Maningkala Village, menghadirkan sinergi antara dunia akademik, pemerintah, dan komunitas lokal di kawasan wisata kelas dunia Rammang-Rammang.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Caradde’, Maningkala Village ini menjadi momentum penting bagi upaya pelestarian alam dan penguatan ekonomi sirkular di sektor pariwisata. Acara dihadiri langsung oleh Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Ni Luh Puspa, serta Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Maros yang mewakili Bupati Maros, dan Rektor ITB Nobel Indonesia.

Dalam sambutannya, Ni Luh Puspa mengapresiasi langkah nyata kolaborasi tersebut.

“Rammang-Rammang memiliki keindahan alam yang menakjubkan dan masyarakat yang luar biasa. Ini harus dijaga, karena wisatawan masa kini mencari keaslian dan kearifan lokal, bukan kemewahan semata,” ujarnya.

Ia juga berharap agar KBA Rammang-Rammang dan Maningkala Village menjadi role model pariwisata berkelanjutan yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

PKM Internasional ini menghadirkan empat narasumber utama. Pierre Johnson, fasilitator dari Biodiversity College, membahas pentingnya menjaga dan mengembangkan keanekaragaman hayati. 

Sementara Prof. Dr. Mashur Razak, SE., MM. dari IBK Nitro Makassar memaparkan konsep ekonomi sirkular untuk pariwisata berkelanjutan.

Dua narasumber berikutnya, Prof. Dr. Ahmad Firman, SE., M.Si. dari ITB Nobel Indonesia dan Dr. Zainal Abidin, SE., M.Si. 

(Ketua KBA Rammang-Rammang), menyoroti manajemen keberlanjutan wisata serta integrasi empat pilar—lingkungan, pendidikan, sosial, dan ekonomi—melalui inovasi seperti bank sampah, rumah baca apung, penanaman 20.000 pohon mangrove, dan konservasi lingkungan berbasis masyarakat.

Selain kegiatan diskusi, tim dosen ITB Nobel Indonesia juga memberikan pelatihan langsung pembuatan pupuk kompos untuk mendukung pertanian organik di wilayah Rammang-Rammang.

Beberapa dosen yang terlibat antara lain Dr. Muhammad Idris, Dr. Fitriani Latief, Dr. Fitriany, Dr. Dara Ayu Nianty, Dr. Indrawan, serta para dosen muda seperti Andi Ardasanti, Muhlis, dan Muliana. Hadir pula Kepala Desa Salenrang, Jidong, bersama puluhan warga yang antusias mengikuti kegiatan ini.

Kegiatan ini bukan sekadar agenda akademik, tetapi bentuk nyata dari kolaborasi lintas sektor untuk menjaga harmoni antara ilmu pengetahuan, budaya lokal, dan keberlanjutan alam. Melalui PKM Internasional ini, ITB Nobel Indonesia menegaskan perannya sebagai kampus inovatif yang berpihak pada masyarakat dan lingkungan.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT