Matakita.co, Makassar – Penerbitan Kampus (PK) Identitas Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Malam Ramah Tamah Dies Natalis ke-51 sebagai ruang temu lintas generasi, Minggu (28/12), di Unhas Hotel and Convention. Kegiatan ini mengusung tema “First Step Beyond Gold: Meneruskan Jejak Mengukir Arah Baru”.
Acara tersebut menjadi momentum refleksi perjalanan panjang Identitas yang telah berdiri sejak 1974. Lebih dari sekadar perayaan seremonial, malam ramah tamah ini dirancang untuk mempererat hubungan emosional antara anggota aktif, alumni, dan para senior lintas angkatan.
Ketua Panitia Dies Natalis ke-51 Identitas, Adrian, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan memperkuat persaudaraan dan menjaga kesinambungan nilai-nilai yang telah diwariskan selama lebih dari lima dekade.
“Tujuan utama kegiatan ini adalah menguatkan persaudaraan serta menjalin silaturahmi antara anggota dan alumni Identitas,” ujar Adrian dalam sambutannya.
Ia menegaskan bahwa keberadaan alumni dan senior memiliki peran penting dalam menjaga keberlanjutan organisasi, sekaligus menjadi penghubung antara pengalaman masa lalu dan dinamika mahasiswa saat ini.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unhas, Prof. drg. Muhammad Ruslin, M.Kes., Ph.D., Sp.BM(K). Dalam sambutannya, ia menekankan bahwa Identitas bukan sekadar penerbitan kampus, melainkan sebuah warisan intelektual yang terus hidup.
“Penerbitan Kampus Identitas adalah legasi yang luar biasa, diteruskan dari generasi ke generasi sejak 1974,” ungkapnya.
Menurutnya, kekuatan Identitas terletak pada konsistensi nilai, semangat kritis, serta peranannya sebagai ruang pembelajaran jurnalistik dan produksi gagasan di lingkungan kampus.
Perayaan Dies Natalis ke-51 ini dihadiri oleh senior, alumni, dan pengelola aktif dari berbagai angkatan. Kehadiran lintas generasi tersebut mencerminkan kuatnya ikatan emosional yang terbangun sejak awal berdirinya Identitas.
Memasuki usia ke-51 tahun, Identitas diharapkan tidak hanya bertahan sebagai organisasi pers mahasiswa, tetapi juga terus memperluas peran strategisnya sebagai ruang produksi pengetahuan, pengawal nurani kampus, serta kontrol sosial yang kritis dan konstruktif.
“Di usia ke-51 ini, harapannya Identitas bisa melangkah lebih jauh dan memberi dampak yang lebih besar,” tutup Adrian.







































