MataKita.co, Makassar – Publik Sulsel dihebohkan dengan rekaman suara yang mirip Tanribali Lamo (TBL), kandidat wakil gubernur Sulsel yang maju berpasangan dengan Agus Arifin Nu’mang.
Rekaman suara yang beredar di sosial media tersebut, suara yang mirip TBL menceritakan kronologis ketika ingin maju berpasangan dengan Nurdin Abdullah hingga “ditinggalkan” oleh Bupati Bantaeng tersebut di tengah jalan.
Dalam rekaman itu, juga menyebut nama Amran Sulaiman, Menteri Pertanian yang diduga meminta uang agar tetap berpasangan dengan NA.
Rekaman suara ini kini menjadi viral, termasuk di sejumlah group WhatsApp. Apalagi, suara yang mirip TBL “blak-blakan” mengenai penghianatan yang dialaminya.
Aktivis PB PMII, Syarif Hidayatullah mengatakan, jika benar rekaman suara tersebut, maka ini sebuah alarm berbahaya untuk Sulsel. Sebab jika benar sekelas menteri menjadi calo, apalagi meminta uang kandidat, tentu tidak bisa ditolerir.
“Kalau sampai rekaman itu benar adanya, ini sangat keterlaluan. Ada apa sampai sekelas menteri meminta uang segala untuk pencalonan di pilgub. Ini harus diperjelas. Karena sekali lagi, kalau ini benar, bisa-bisa Sulsel akan “dirampok” mafia tertentu,” terang Syarif saat dimintai tanggapannya, Selasa 19 Juni 2018.
Ia menaruh harapan, agar TBL bicara langsung mengenai kebenaran rekaman tersebut. Sebab sangat merugikan generasi kalau proses pilgub diwarnai dengan dugaan transaksi, apalagi sampai melibatkan “cukong”.
“Kita tidak mau Sulsel dimenangkan apalagi dikuasai oleh cukong. Ini harus diperjelas. Kalau ada indikasi seperti ini, mestinya aparat ikut menangani,” imbaunya.
Selain itu, Chaliq, sapaan akrabnya menuturkan, jika benar Amran Sulaiman meminta uang, maka motifnya juga patut dipertanyakan. Jangan sampai memanfaatkan posisinya sebagai menteri untuk maksud tertentu.
“Dan Presiden mesti memberikan tindakan jika sampai ada menterinya terlibat dalam urusan seperti ini. Apalagi kalau meminta uang segala. Ini sangat melukai hati rakyat,” pungkasnya.
Hingga saat ini belum ada klarifikasi langsung dari Amran terkait itu. Meski demikian, tim NA-ASS justru lebih duluan menganggap jika itu adalah “hoax”.