MataKita.co- Langkah PP Muhammadiyah yang menerbitkan buku mengenai profil KH Hasyim Muzadi yang selama ini dikenal sebagai tokoh Nahdlatul Ulama (NU) diapresiasi Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Menurut JK, hal itu dapat menjadi langkah yang baik bagi kedua organisasi massa keagamaan besar di Indonesia. Wapres juga menilai bahwa Hasyim bukan hanya tokoh milik NU dan umat muslim saja. Buah pikir Hasyim dan sikap politiknya selama ini, dinilai sangat berguna bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, Hasyim juga dinilai sebagai tokoh NU yang sering berdiskusi dan berkumpul dengan tokoh Muhammadiyah lainnya. “Sampai dia bilang ini lama-lama saya jadi orang Muhammadiyah,” ucap Haedar menirukan Hasyim.
Dalam buku setebal 213 halaman ini dipaparkan kedekatan KH. Hasyim Muzadi dengan Muhammadiyah. Prof. Dr. Din Syamsuddin sebagai sesama alumni Gontor turut memberi kesan-kesan selama berinteraksi bersama almarhum. “Ceramah Kiai Hasyim selalu menarik, berisi dan diselingi humor-humor segar. Beliau sangat senang kalau diundang Muhammadiyah” (Takziah Muhammadiyah, Hal 8).
Dr. Abdul Mu’ti juga menyatakan dalam buku ini, “Sebagai tokoh dan pemimpin NU, Kiai Hasyim sangat dekat dengan Muhammadiyah. Semasa kepemimpinannya, hubungan NU-Muhammadiyah sangat dekat. Ibarat sepasang sandal” (Hal 20-21). Kedekatan KH. Hasyim juga dikarenakan jejak pendidikannya di Gontor dan IAIN, jejak pendidikan inilah yang amat mempengaruhi cara berfikir almarhum sehingga bersesuaian dengan Muhammadiyah.
Wakil Dekan Fisip Unmuh Jakarta, Ma’mun Murod al-Barbasy sempat diberitahu KH. Hasyim Muzadi kalau putrinya kuliah di UMM. Menguliahkan putrinya di UMM untuk tokoh NU sekelas KH. Hasyim muzadi tentu mempunyai makna dan perspektif tersendiri yang positif terhadap Muhammadiyah. (Hal 57)
Sewaktu KH. Hasyim Muzadi wafat Pengurus Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah memerintahkan kepada seluruh jammah muhammadiyah untuk melaksanakan sholat Ghoib sebagai penghormatan kepada beliau.
Sumber: Kiblat.net