MataKita, Jakarta – Ketua Presidium Nasional Jaringan Islam Nusantara (JIN) Razikin Juraid, menilai pernyataan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Danil Anzar Simanjuntak terhadap Fahri Hamzah adalah pernyataan orang yang sedang kesurupan. Danil Anzar tidak memahami konteks pernyataan Fahri Hamzah. Dahnil inikan baru belakangan ini saja dia bicara pemberantasana korupsi. Danil itu buta huruf kok tentang konstruksi politik-hukum eksistensi KPK hari-hari ini.
“Sementara Fahri Hamzah memahami betul eksistensi KPK sekarang dan itu dapat dibaca dalam bukunya “Demokrasi Transisi Korupsi : Orkestra Pemberantasan Korupsi Sistemik” yang diterbitkan oleh Faham Indonesia 2012.Artinya dalam buku tersebut jelas menggambarkan perspektif Fahri Hamzah meneropong model pemberantasan korupsi serta eskistensi KPK. Jadi Danil jangan asal bunyi” Jelas pengurus HMPI ini
Razikin memberi tantangan, Gini aja deh..berani nggak Dahnil dan kawan-kawannya atau orang-orang ICW itu debat sama Fahri Hamzah secara terbuka live di Televisi mengenai model pemberantasan korupsi dan eksistensi KPK biar rakyat Indonesia tahu siapa yang punya akal sehat dan siapa yang punya akal bulus.
“Jadi menurut saya, sudah waktunya keberadaan KPK dan model pemberantasan korupsi kita diletakkan diatas meja untuk kita bedah. Silakan semua pihak menyumbang cara pandang. Apakah keberadaan KPK masih diperlukan atau sama sekali tidak lagi diperlukan. Silakan beri argumen bukan sentimen. Ini era dimana lembaga Negara diawasi oleh rakyat. Tidak boleh ada lembaga yang menggunakan APBN tertutup dari pengawasan rakyat dan legal standing rakyat adalah DPR. Begitu prinsip demokrasi yang diatur dalam konstitusi kita. Danil perlu memahami itu.Jadi apa yang disampaikan Fahra Hamzah itu, menurut saya semata-mata dalam kerangka memperkuat agenda reformasi agar pemberantasan korupsi bisa lebih terarah” Jelas Razikin
