MataKita.co, Jakarta – Jaringan Islam Nusantara (JIN) mengapresiasi keberanian Direktur Penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (Dirdik KPK) Brigadir Jenderal Polisi Aris Budiman menghadiri rapat Panitia Khusus Hak Angket DPR mestinya harus diberi apresiasi, karena telah membuka sisi lain dari modus kerja KPK. Pak Aris memberikan informasi yang sangat berharga bagi publik yang selama ini beranggapan bahwa KPK merupakan lembaga tanpa cacat. Hal ini disampaikan oleh ketua JIN, Razikin Juraid kepada Matakita.co
“Dengan keberanian Pak Aris, telah membuka secara terang benderang bahwa di KPK penuh masalah dan sangat bobrok bagi ukuran KPK. Karena selama ini, publik memberi kepercayaan penuh pada KPK, dan sangat jelas dari keterangan Pak Aris ada gerombolan orang yang menunggangi kepercayaan publik itu demi kepentingan diri sendiri dan jejaringnya. Model kerja yang beginian adalah kejahatan besar, karena telah banyak memakan korban, karena mereka sangat jeli merekayasa hukum yang kemudian didukung dengan opini yang diproduk oleh jejaring eksternalnya”Jelas Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia.
Razikin menambahkan, Karenanya agak aneh, ada sekelompok orang atau LSM yang menuntut agar Pak Aris dipecat sebagai Dirdik KPK, kelompok LSM ini kelihatannya kebarakan “jenggot” dengan keberanian Pak Aris, atau jangan-jangan mereka ini yang disebut Pak Aris sebagai jejaring eksternal yang menghambat dan menekan Pak Aris sebagai Dirdik..?
“Seharusnya LSM-LSM ini kalau sedikit agak waras berpikir, bukan menuntut Pak Aris di pecat, tapi memberi apresiasi serta mendorong KPK agar segera memperbaiki diri dan membersihkan gerombolan penjahat yang ada di KPK. Kan begitu cara berpikir yang logis, jangan dibolak-balik dong cara berpikirnya. Maka, kami minta KPK berhentilah menyembunyikan kebobrokan yang sudah bau busuk itu, indera penciuman serta pendengaran publik sudah semakin tajam dan tidak bisa lagi dibohongi. Selama ini orang takut memprotes KPK, karena dapat dipastikan sebelum protes itu sampai, serangan balik dari KPK dan jejaringnya lebih cepat dilakukan. Dan orang tidak mau tanggung resiko itu” Jelas pengurus Pusat HMPI ini