MataKita.co, Jakarta – Tragedi kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya akhir akhir ini menyebabkan kecaman dari berbagai kalangan. salah satunya datang dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
Muhammad Solihin, Ketua DPP IMM Bidang Hikmah kepada redaksi MataKita.co mengatakan bahwa kami mengutuk keras pelaku kejahatan kemanusiaan di Rohingya. Apa yang dialami Etnis Rohingya adalah etnis yang ditindas oleh bangsanyanya sendiri. Pengusiran dan pelanggaran HAM menjadi wujud ketidak adilan yang meraka rasakan sejak tahun 1982. Tidak diakui sebagai warga negara myanmar menjadikan mereka sebagai manusia tanpa identitas. Akibatnya etnis Rohingya tida memperoleh akses pendidikan, keamanan, dan hak-hak dasar lainnya. Genosida yang terjadi di myanmar menjadi pemandangan yang buruk di dunia internasional. Hal ini mengundang amarah seluruh kalangan dan golongan.
Menyikapi kejadian ini secara kelembagaan IMM, Alumni Pascasarjana Universitas Hasanuddin ini mengatakan adapun seruan dan pernyataan sikap DPP IMM sebagai berikut:
(1) Pemerintah Myanmar pantas dihukum mati atas kebiadaban sistematis terhadap warga minoritas Rohingya jika hal ini tidak dapat dihentikan.
(2) Mendesak Negara-Negara ASEAN Mengeluarkan Myanmar dari keanggotaan ASEAN jika kekejaman terhadap etnis Rohingya jika penindasan ini terus terjadi
(3)Indonesia sebagai negara mayoritas Islam terbesar dunia harus jadi pelopor sanksi internasional atas Myanmar.
(4) Nobel Perdamaian pemimpin Myanmar (Aung San Suu Kyi) harus dicabut oleh komite hadiah nobel karena telah terjadi pelanggaran HAM terhadap etnis Rohingya.
(5) Mendesak pemerintah Bangladesh untuk membuka pintu perbatasan agar etnis Rohingya bisa menyelamatkan diri dari persekusi pemerintah Myanmar.
(6) Menginstruksikan ke seluruh Pimpinan IMM di Seluruh Indonesia dan di Luar Negeri untuk melakukan Aksi Kemanusiaan untuk melawan tindakan genosida di Myanmar.