MataKita.co, Myanmar– Salah satu Kelompok pemerhati Hak Asasi Manusia bagi warga Rohingya, Arakan Project, meengungkapkan fakta mengejutkan yang telah dilakukan oleh tentara Myamnar, tentara segaja membakar mayat etnis Rohingya untuk menutupi kejahatan yang telah dilakukannya.
Arakan Project menuturkan, bahwa organisasinya telah mendokumentasikan 130 pembunuhan di salah satu desa di Kawasan Rathedaung.
“Yang kami temukan saat ini adalah setelah warga Rohingya dibunuh, militer dan warga sipil lainnya mengumpulkan mayat-mayat mereka lalu membakarnya untuk melenyapkan bukti,” kata dia, seperti dilansir laman the Independent, Senin (4/9).
“Aparat keamanan mengepung sejumlah desa lalu menembaki warga serampangan. Kami juga menemukan, dibanding kekerasan yang terjadi Oktober dan November tahun lalu, saat ini ada keterlibatan warga Buddha lebih banyak bersama pihak militer,” ungkap Lewa.
Meski laporan-laporan itu belum terkonfirmsi dan Arakan Project juga belum melakukan wawancara lebih rinci kepada para pengungsi Rohingya di Bangladesh, namun Lewa mengatakan pihaknya sudah memonitor dan operasi pembunuhan dan penghilangan jejak kekerasan itu masih terjadi di Myanmar.
Pasukan keamanan dan pemberontak saling tuding atas kekerasan yang terjadi di Negara Bagian Rakhine, tempat mayoritas warga muslim Rohingya mengalami penindasan.