Beranda Mimbar Ide Prestasi Perempuan Masa Kini Untuk Generasi Mendatang

Prestasi Perempuan Masa Kini Untuk Generasi Mendatang

0

Oleh : Fitri De Coresa*

Perempuan dan prestasi

Perempuan perlu mendidik diri jauh-jauh hari sebelum bertugas mendidik anak-anaknya kelak, karena perempuan sering digaungkan sebagai tiang negera. Untuk mengukur baik buruknya suatu negeri adalah dengan melihat bagaimana perempuannya.

Kondisi perempuan masa kini harusnya menjadi modal untuk bisa mengembangkan diri, karena jika dibandingkan dengan kondisi derajat perempuan di masa Arab jahiliyah yang dianggap rendah, kondisi saat ini justru membuka peluang yang cukup besar untuk berprestasi, agar dapat melahirkan kader-kader berprestasi selanjutnya.

Adapun persepsi tentang bagaimana perempuan berprestasi, diantaranya:
1. Perempuan berprestasi adalah yang mampu memperbaiki akhlaknya
2. Perempuan berprestasi adalah yang selalu berupaya memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya
3. Perempuan berprestasi adalah yang bisa menyeimbangkan akademik dengan pencapaiannya di luar akademik

Oleh karena itu, perempuan berprestasi tidak hanya dapat diukur dari seberapa banyaknya ia mendapatkan piala ataupun sertifikat kejuaraan, karena prestasi yang istimewa bagi seorang perempuan adalah ketika ia mampu mengubah diri menjadi lebih baik dan bisa bermanfaat untuk diri dan orang lain.

Perempuan dan karir

Perempuan bisa saja berada di luar rumah, tapi dengan menimbang seberapa bermanfaatnya ia ketika berada di luar, dengan syarat tidak melupakan tugas dan porosnya sebagai perempuan. Di luar sana, banyak sosok perempuan yang dapat berkarya dan menjadi sumber inspirasi bagi perempuan lainnya, seperti yang digambarkan dalam buku “Be an Inspiring Muslimah” karya Yoli Hemdi. Dalam buku tersebut digambarkan beberapa sosok perempuan dengan pencapaiannya (prestasi) masing-masing, baik dalam dunia pendidikan, politik, dan lain-lain.

Perempuan dan perannya

Ketika memasuki jenjang rumah tangga, perempuan berubah peran menjadi istri sekaligus ibu. Pembagian peran yang benar tentunya dibutuhkan dalam rumah tangga. Suami yang bertanggung jawab mencari nafkah dan istri bertanggung jawab untuk suami dan anak di rumah. Adapun perempuan yang memilih untuk tetap berkarir di luar, tidak menjadi masalah untuk kondisi tertentu dan jika suami memberikan izin.

Gambaran tentang pembagian peran antara laki-laki (suami) dan perempuan (istri) terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 34.

“Allah telah memberi ciri khas pada kaum pria berupa karakter fisik yang memungkinkannya untuk bekerja keras serta melakukan usaha mencari rezeki dan nafkah. Kemudian dari segi psikologis, lelaki memang mempunyai tabiat memimpin orang lain dan rasa memikul tanggung jawab. Lain halnya dengan wanita, ia diciptakan dengan karakter fisik yang cocok untuk mengerjakan tugas rumah tangga, mengandung, melahirkan, dan mendidik anak. Dan dari segi psikologis, wanita berkarakter taat kepada suami, dan secara umum tunduk kepada kaum pria, sensitive perasaannya terhadap anak kecil dan memperhatikan mereka, serta cinta kepada suami dan berkhidmat kepadanya.” (Abdullah, Adil, Fathi, 2005: 55-56)

Selain tanggung jawab yang digambarkan dalam kutipan penjelasan tersebut, di sisi lain, penulis memandang bahwa perempuan juga perlu berkarya dan berperan di masyarakat, karena salah satu urgensi perempuan belajar secara berkesinambungan, baik ilmu secara umum ataupun ilmu agama adalah agar bisa berkontribusi di masyarakat, memberikan dampak pisitif atau hal yang bermanfaat terhadap orang sekitar. Apalagi untuk perempuan yang masih di usia muda, waktu yang profuktif untuk berkarya. Hal ini akan berbeda ketika sudah menjadi istri, tentunya tidak akan sepenuhnya bisa berada di luar, karena ada tanggung jawab lain, akan tetapi bisa tetap terjun ke masyarakat untuk menebar manfaat selama mendapatkan izin dari suami.

Berdasarkan beberapa penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perempuan masa kini perlu selalu belajar, belajar untuk menjadi ibu atau calon ibu, belajar menjadi istri, dan belajar berkarya serta bermanfaat di lingkungan masyarakat, agar mampu melahirkan generasi-generasi pelanjut yang baik.

Makassar, 23 November 2017

*) Penulis adalah kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Universitas Hasanuddin

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT