Beranda Politik Caleg Perempuan Bicara Parlemen di Warkop Dottoro

Caleg Perempuan Bicara Parlemen di Warkop Dottoro

0
Caleg Golkar, Sherly Farouk

MataKita.co, Makassar – Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulawesi Selatan menggelar Diskusi Politik, di Warkop Dottoro, Jl Boulevard, Sabtu 22 September 2018. Kegiatan ini mengangkat tema “Caleg Perempuan Bicara Parlemen”.

Komisioner KPU Sulsel Uslimin mengatakan berdasarkan Undang-undang (UU) Pemilu, lebih memberikan ruang bagi perempuan untuk menjadi Caleg maju di Pemilu 2019. Hal itu ditunjukkan dengan adanya syarat yakni ketersediaan caleg perempuan di masing-masing parpol sebesar 30 persen.

” Kalau kuota 30 persen caleg perempuan per dapil ini tidak terpenuhi, maka bisa saja caleg tercoret semua dalam satu dapil,” ujarnya saat diskusi bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sulsel tentang Caleg Perempuan Bicara Parlemen  di Warkop Dottoro jalan Boulevard Makassar, Sabtu (22/9/2018).

Uslimin juga mengatakan potensi keterpilihan caleg perempuan cukup besar. Pasalnya, jika melihat DPT di Sulsel, pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan pemilih pria.

“DPT hasil perubaikan Sulsel yang sudah ditetapkan 5.984.852 pemilih. Dari jumlah itu pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan pria,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut dia, nantinya siapa yang akan terpilih harus benar-benar menguasai data dan mampu dianalisis.

“Siapa yang memegang data dan mampu menganilisis, maka dialah yang akan terpilih,”tegasnya.

Sementara itu, politisi perempuan dari Hanura, Shinta Mashita Molina mengaku saat ini perekrutan Caleg lebih mudah jika dibandingkan pada saat dulu. Hal itu, kata dia, dikarenakan partai politik (parpol) hanya mengejar untuk pemenuhan syarat agar bisa menjadi peserta Pemilu.

” Saya sudah menjadi Caleg sejak tahun 1997 dan itu tidak mudah. Ada beberapa pengkaderan yang harus dilalui sebelum menjadi Caleg. Ini berbeda dengan sekarang yang sangat mudah menjadi Caleg. Apalagi saat ini ada aturan yang kuota 30 persen untuk perempuan menjadi Caleg,” paparnya.

Ia menilai dengan adanya aturan tersebut, saat ini parpol dengan mudah menerima perempuan untuk menjadi caleg untuk memenuhi syarat tersebut.

“Itu akan terlihat dari kapasitas caleg itu saat sudah duduk, apakah dia mempunyai kapasitas menjadi wakil rakyat atau tidak,” tegasnya.

Meski demikian, persaingan untuk menjadi anggota DPRD tidaklah mudah. Karena akan ada persaingan ketat antar caleg di masing-masing Dapil.

” Saya harus mampu menjual diri di masyarakat, dari rumah ke rumah untuk mendapatkan simpati dan dukungan untuk bisa menjadi anggota DPRD,” tegasnya.

Hal senada disampaikan caleg NasDem, Indira Mulyasari Paramastitu. Ia mengaku untuk menjadi caleg saat ini tidak sesulit seperti zaman dulu.

“Saya sepakat dengan ibu Shinta. Saat ini partai tidak terlalu banyak memberikan pendidikan politik kepada kadernya. Karena begitulah cara partai merekrut kader. Tetapi saya tidak ingin menjadi orang yang sia-sia,” tegasnya.

Ia mengaku sejak terpilih menjadi anggota DPRD Makassar pada Pemilu 2014 lalu, dirinya selalu berusaha untuk meningkatkan kapasitas diri untuk menjadi wakil rakyat di parlemen.

“Tiga tahun saya di DPRD Makassar dan sudah saya lewati badai, topan dalam politik sudah saya rasakan. Tapi saya tetap terjun di dunia politik,” ujarnya mantan calon Wakil Wali Kota Makassar ini.

Ia menambahkan meski pemilih perempuan lebih dominan dibandingkan pria, tetapi jumlah anggota DPRD yang perempuan masih kurang dibandingkan pria.

“Di DPRD Makassar saja cuma ada 8 perempuan dari total 50 orang anggota DPRD Makassar,”ungkapnya.

Masih minimnya anggota DPRD Makassar dari perempuan, seharusnya bisa bersatu untuk menyuarakan suara masyarakat, khususnya bagi perempuan.

Sementara itu, Caleg Golkar Sherly Farouk mengakui dirinya baru menjadi Caleg di Pemilu 2019 ini. Meski demikian, ia mengaku percaya diri untuk maju bertarung Pemilu 2019

“Saya memang baru dibandingkan suami saya yang sudah lebih berpengalaman di panggung politik. Tapi suami saya memberikan semangat untuk tidak takut bertarung,” pungkasnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT