MataKita.co, Enrekang – Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2-PPM) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) IV Pesantren Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Rakornas berlangsung selama dua hari, mulai pada Kamis-Jumat, tanggal 29 s/d 30 Agustus 2019. Pembukaan Rakornas dilaksanakan pada Kamis (29/8/2019) malam dan dibuka langsung oleh Ketua LP2-PPM, Maskuri.
Rakornas ini diikuti oleh 324 Pesantren Muhammadiyah se Indonesia termasuk Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Cece, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Cece mengutus 3 orang pengurus, yakni Drs. H. Kamaruddin Sita, M.PdI, selaku Pimpinan Pesantren sekaligus Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Enrekang, Muh. Husain Kamaruddin, S.Th.I.,M.Pd. dan Baharuddin, SE.,M.M.
Kamaruddin Sita mengatakan, keterlibatannya dalam Rakornas IV ini merupakan bentuk keseriusan kami mengembangkan pesantren di Enrekang.
“Kami aktif mengikuti pertemuan pertemuan lokal, regional dan nasional, termasuk Rakornas ini. Keproaktifan kami dalam kegiatan yang dilaksanakan LP2-PPM merupakan wujud keseriusan kami dalam mengembangkan Pesantren Muhammadiyah di Enrekang.” Ungkapnya.
Ditambahkannya juga bahwa Bagi kami, kegiatan Rakornas ini sangat penting, sebab momentum ini dapat kami gunakan untuk sharing dan mendiskusikan pelbagai persoalan bersama tiga ratusan pengurus Pesantren Muhammadiyah yang tersebar di Indonesia.” Tambahnya.
Apalagi, lanjut Kamaruddin, Pesantren kami termasuk yang baru berdiri sehingga tentu kami butuh banyak masukan dari para pengurus Pesantren Muhammadiyah yang sudah eksis. Tentunya selain tujuan silaturahim, tandasnya.
Sementara itu menurut Maskuri, selaku Ketua LP2-PPM dengan mengacu pada tema yang diusung, Rakornas berarti bahwa dari sisi kelembagaan, Pesantren Muhammadiyah perlu ada penguatan, terutama dari Majelis/Lembaga yang membina, mulai dari tingkat pusat sampai tingkat cabang.
“Persoalan pesantren tersebut disebabkan pesantren di lingkungan Muhammadiyah banyak mengalami perubahan, mulai dari sistem kelas hingga sistem pembelajaran yang mengikuti perkembangan berbagai disiplin ilmu seperti sains, matematika, fisika, kimia, biologi, geologi berbagai bahasa.” jelasnya.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan bahwa dari aspek tata kelola, perlu ada penguatan dengan menerapkan manajemen modern. Hal itu penting, karena dengan manajemen modern Pesantren Muhammadiyah berarti menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan.
“Sehingga, masyarakat akan memiliki kepercayaan terhadap pendidikan di lingkungan Pesantren Muhammadiyah.” Jelasnya.
Dalam mencapai tujuan Rakornas tersebut, Panitia akan menyajikan sejumlah materi. Di antaranya, Arah Pengembangan Pesantren yang Berkemajuan; Pesantren Muhammadiyah sebagai Pusat Kaderisasi Ulama, Zuama, dan Pendidik; Peningkatan Tatakelola Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah yang Berkeunggulan; Tatakelola Pesantren Muhammadiyah yang Berkeunggulan; serta, Pengaatan Kelembag bisaaan dalam Upaya Kaderisasi Pesantren Muhammadiyah yang Berkeunggulan.
Untuk menajamkan muatan tema Rakornas IV Pesantren Muhammadiyah, Panitia menghadirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhajir Effendy sebagai salah satu narasumber.
Menurut Mendikbud, Muhammadiyah belum berani untuk mengeskplor sejarah, bahwa betapa peran orang Muhammadiyah dalam sejarah Keindonesiaan sangat luar biasa.
Sebagai contoh misalnya peran Ki Bagus Hadikusumo, Ir. Juanda, Jenderal Sudirman, semuanya adalah tokoh Muhammadiyah dan kontribusinya terhadap Indonesia sangat luar biasa, ucapnya.
Mereka adalah para tokoh yang lahir dari lingkungan pesantren. Oleh karenanya Pesantren Muhammadiyah sangat potensial untuk menjadi pusat kaderisasi dalam mencetak calon ulama dan tokoh nasional dimasa yang akan datang, ujar Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
(Bang El)