Beranda Kampus Kepemimpinan Wanita dalam Perspektif Islam

Kepemimpinan Wanita dalam Perspektif Islam

0

oleh : Eka Merdekawati Djafar*

Dalam era reformasi dan demokrasi,wanita sudah menunjukkan eksistensinya dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dimana hal ini bisa dilihat dari maraknya suatu daerah dipimpin oleh wanita. Saat ini wanita sudah menyamakan kedudukannya setara dan sederajat dengan laki laki bahkan wanita saat ini sudah menunjukkan kebolehannya dalam memimpin dan terkadang di anggap cukup andal dan wanita Karena keduanya sama sama memiliki hak untuk menjadi pemimpin. Sehingga timbullah anggapan bahwa wanita yang identik dengan perasaan halus yang dapat menyentuh kalbu, lembut dan cengeng dan mempunyai mental yang lemah. Oleh karena itu masyarakat beranggapan kalau dipimpin oleh seorang wanita maka hasil yang di capai pun tidak sesuai dengan yang diharapkan bahkan ada yang beranggapan laki laki itu pemimpin kaum wanita,hal ini bisa dilihat dari surah An-Nisa ayat 34 dimana Allah SWT berfirman “ar-rijaalu qawwamuna ‘ alan nisa”, ayat ini dianggap paling eksplisit berbicara mengenai supremasi laki laki dan bahwa hal itu merupakan bagian atau sebagai suatu yang di beri (Given) atau sesuatu yang sudah ada sejak lahir. Kepemimpinan atau tanggung jawab adalah sesuatu yang harus dilatih dan diupayakan, bukan sesuatu yang telah melekat sejak lahir. Artinya adalah bahwa baik laki laki maupun perempuan sama sama mempunyai hak kepemimpinan dalam kehidupan tergantung siapa yang berhasil memperoleh kualitas itu.

Dari segi inilah banyak yang salah kaprah mengartikan “laki laki pemimpin kaum wanita” tersebut. Wanita dianggap tidak mampu, lemah dan lain lain. Hal itu disebabkan minimnya pemahaman dikalangan masyarakat terhadap wanita yang hanya bisa mengurus anak,suami dan rumah tangganya dan tidak tahu bagaimana menjadi seorang pemimpin yang bisa dihandalkan oleh banyak orang.
Seorang pemimpin ideal harus memiliki kriteria kemampuan memimpin, dapat dipercaya dan mempercayai orang lain, mencintai kebenaran dan mampu menegakkan hukum. Setidaknya ada dua pendapat mengenai kepemimpinan wanita dalam islam. Pendapat pertama mengatakan bahwa wanita dalam islam tidak bisa menjadi pemimpin dalan kehidupan publik, sementara pendapat kedua menyatakan sebaliknya bahwa sejalan dengan konsep kemitrasejajaran yang diajarkan Islam maka wanita boleh menjadi pemimpin dalam masyarakat atau dalam kehidupan publik.

Sejak abad 15 silam, Al-Quran telah menghapuskan berbagai macam diskriminasi antara laki laki dan perempuan, Al-Quran memberikan hak hak kepada kaum wanita sebagaimana hak hak yang diberikan kepada laki laki. Diantaranya masalah kepemimpinan, Al-Quran memberikan hak kepada kaum perempuan untuk menjadi pemimpin, sebagaimana hak hak yang diberikan kepada laki laki. Hal ini bisa dilihat dari Surah At-Taubah ayat 71 yang artinya :”dan orang orang yang beriman, laki laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)menjadi penolong (pemimpin)bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang Ma’ruf, mencegah dari yang mungkar,mendirikan shalat,menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”Dalam ayat tersebut jelas tergambarkan bahwa Allah SWT mempergunakan kata (pemimpin)itu bukan hanya ditujukan kepada pihak laki laki saja,tetapi keduanya (perempuan dan laki laki) secara bersamaan, jadi berdasarkan ayat ini maka perempuan bisa menjadi seoranng pemimpin yang penting dia mampu dan memenuhi kriteria seorang pemimpin. Berdasarkan itu pula Al-Quran tidak melarang perempuan untuk memasuki berbagai profesi sesuai dengan keahliannya, seperti guru,dosen,dokter,hakim,jaksa,menteri dan bahkan kepala Negara sekalipun dengan catatan syarat bahwa dalam menjalankan tugasnya tetap memperhatikan hukum dan aturan yang gtelah ditetapkan oleh Al-Quran dan sunnah.

Di zaman kemajuan saat ini, para wanita ikut serta mengambil bagian dalam membangun rumah tangga masyarakat dan Negara contohnya di Indonesia ada wanita yang menjadi Menteri, Pemimpin Perusahaan, Angkatan Bersenjata, Anggota DPR, Anggota MPR, Anggota DPD, Gubernur, Bupati, Walikota bahkan ada juga yang jadi Presiden. Hal ini bisa kita lihat bahwa Negara Indonesia pernah dipimpin oleh seorang wanita yaitu Ibu Megawati Soekarno Putri. Beliau pun seorang perempuan yang berpendidikan serta ibu rumah tangga yang bertanggung jawab kepada suami dan anak anaknya. Hal ini terbukti bahwa Negara Indonesia selama berada dalam kepemimpinan dari seorang ibu Megawati pun berkembang secara maju. Bahkan di era kepemimpinan bapak Jokowi saat ini beliau banyak melibatkan perempuan dalam kabinetnya. Hal ini terlihat bahwa perempuan dianggap mampu dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab yang besar dalam roda pemerintahan
Oleh karena itu keterlibatan wanita di dalam rumah tangga masyarakat dan Negara,janganlah sampai melupakan tugasnya sebagai seorang istri karena sebagai seorang istri yang baik, wanita taat kepada perintah suaminya. Akan tetapi dalam prespektif lain wanita didudukan sebagai objek yang harus dipimpin oleh laki laki. Dimana wanita memiliki batasan tertentu yang menjadi sebuah tonggak Negara, dengan peran sertanya dalam mendidik keturunannya.

Saat ini Indonesia mengakui enam agama dengan keberanekaragaman seni,budaya dan ras yang cukup banyak dan unik. Itulah sebabnya banyak warga ngara asing dating ke Indonesia dikarenakan keunikan dan kebhinekaannya dimana mereka bisa hiudp bersama dan memiliki toleransi yang cukup besar antara beda agama.

Saya sendiri hidup ditengah banyaknya keberagaman itu, saya punya sahabat beragama Kristen Katolik dan Kristen Protestan dan Alhamdulillah komunikasi kami sangat baik dan lancer sampai sekarang walaupun kami dipisahkan oleh jarak. Banyak hal yang saya pelajari dari persahabatan kami yaitu saling menghormati antar sesama dan saling mengingatkan semua kewajiban kami yang di berikan dari agama kami masing masing seperti dia mengingatkan saya untuk shalat lima waktu, puasa, mengucapkan selamat lebaran dll begitu juga sebaliknya saya juga menghargai dia saat dia beribadah. Indahnya sifat toleransi yang kami lakukan selama ini yang menbuat hubungan persahabatan kami awet sampai sekarang.

Dari pengalaman hiudp inilah yang membawa saya sekarang ini didunia kerja saya yaitu jadi Dosen dimana mahasiswa yang saya ajar bukan hanya muslim tapi ada dari agama lain. Keberagaman merekalah yang membuat saya semakin mengerti indahnya bertoleransi dan menjadi pemimpin dalam kelas yang saya ajar. Bahkan ada seorang tendik di tempat saya bekerja itu beragama Kristen. Dia seorang pemimpin yang cukup diakui dikalangan bawahannya. Saya sendiripun memuji kelincahan dan ketangkasan dia dalam hal kerjaan yang diberikan kepadanya. Sesekali saya biasa meminta pendapat dia mengenai kerjaan yang kami kerja bersama. Dia seorang pemimpin wanita yang dimana kesehariannya selalu disibukkan dengan kerjaan yang menumpuk tapi tak pernah sekalipun saya melihat kelelahan dimata dia. Keuletan dan ketelatenan yang dia perlihatkan ke saya membuat saya tersadar akan satu hal yaitu kita tidak perlu satu agama untuk menjadi seorang pemimpin, cukup kita buktikan kalau kita mampu kenapa kita tidak mencbanya. Bukti nyata yang bisa saya lihat saat ini lagi adalah tempat dimana saya bekerja saat ini dipimpin oleh seorang wanita yang tangguh dimana semua bawahan/staffnya dan koleganya yang laki laki maupun perempuan dan ada yang tidak seagama dengan dia, tapi dia menunjukkan sikap bahwa beda agama itu bukan masalah,asalkan kita bisa menjalin kerjsama yang baik satu sama lain dengan saling menghargai perbedaan yang ada. Sebagai contoh jika pimpinan saya menyuruh staffnya perempuan yang beda agama itu untuk melakukan tugasnya dengan baik maka staffnya itu melaksanakan tanpa melihat bahwa yang memerintahkan dia itu adalah orang berbeda agamanya dengan dia. Kelincahan staff perempuan beda agamanya itu ditunjukkan dengan menyelesaikan kerjaan dengan baik tanpa ada pikiran atau keraguan yang terlintas dibenaknya untuk tidak menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Keberagaman agama yang ada di tempat kerja saya itu membuat saya yakin dengan kepemimpinan wanita yang beda agama akan membawa banyak perubahan yang besar yang mungkin menurut sebagian besar laki laki itu adlah hal kecil dan sepele tetapi bagi perempuan hal sepele itulah yang harus dibenahi sehingga hal besar yang kita kerjakan akan terlihat sempurna.

Semoga banyak perempuan akan terinspriasi untuk menjadi seorang pemimpin yang memimpin warganya atau masyarakatnya yang multi faith atau beda agama tanapa memaksakan warga yang dipmpinnya untuk ikut kepercayaan agamanya. Saya berharap suatu sat Indonesia akan dipimpin oelh perempuan tangguh seperti ibu Megawati, ibu Sri Mulyani, Kartini dan lain lainnya. Karena merekalah yang menginspirasi para wanita untuk membuktikan diri mereka bahwa mereka bukan perempuan yang lemah dan cengeng tapi mereka adalah perempuan yang tangguh,punya rasa empati yang tinggi dan multi tasking.

Catatan : Tulisan ini merupakan catatan saat mengikuti training kepemimpinan perempuan berbasis multi keyakinan.

*) Penulis adalah Dosen Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT