MataKita.co – Tidak semua orang beruntung dapat merayakan Natal dengan suka cita. Buktinya, rakyat Filipina terpaksa menelan kenyataan pahit setelah Topan Phanfone menghantam negara masyoritas penduduknya beragama Katolik tersebut tepat pada malam Natal.
Rabu (25/12/2019), ketika umat Kristiani merayakan Natal bersama keluarga dengan nyaman, lebih dari 10.000 warga Filipina terdampar di pelabuhan-pelabuhan dan pusat-pusat evakuasi seperti sekolah, gimnasium, dan gedung-gedung pemerintahan setelah Topan Phanfone meluluhlantahkan rumah-rumah mereka.
“Itu menakutkan. Jendela kaca hancur dan kami berlindung di tangga,” kata seorang Ibu bernama Ailyn Metran yang ikut dievakuasi bersama anaknya yang berusia 4 tahun ketika topan menghantam rumahnya.
Menurut biro cuaca, pada Selasa malam (24/12/2019), topan menghantam Filipina dengan kecepatan 195 km/jam, kecepatan yang dengan mudah menghancurkan rumah-rumah dan menumbangkan pohon. Namun, tidak ada catatan korban jiwa dalam insiden tersebut.
Topan Phanfone yang menghantam Filipina kemarin sedikit mirip dengan Topan Super Haiyan, tentunya dengan kekukatan yang lebih lemah. Pasalny, Topan Super Haiyan adalah topan mematikan dalam sejarah Filipina yang terjadi pada 2013 dan menewaskan serta menghilangkan 7.300 orang.
Sementara Topan Phanfone diperirakan akan bertiup ke arah Laut China Selatan pada Kamis pagi (26/12/2019), lebih dari 25.000 orang berusaha pulang ke rumah untuk kembali merayakan Natal. Namun untuk berwaspada, layanan feri masih ditutup dan puluhan penerbangan dibatalkan.
rmo