Oleh : Rahmat Hidayat*
Siapa yang menyangka bahwa Virus Covid-19 yang mewabah di beberapa Negara ternyata sudah di prediksi di dalam novel yang berjudul The Eyes Of Darkness. Karya Dean Koontz penulis asal Amerika ,di publis pada tahun 1981. Dalam novel tersebut memprediksi bahwa pada tahun 2020 akan ada penyakit pheumonia sejenis penyakit pernapasan yang menyerang paru-paru dan akan menyebar di seluruh dunia . Bahkan dalam buku tersebut menyebut sumber penyakt itu di Wuhan China sehingga di beri nama wuhan-400. Kenapa disebut nama Wuhan, karena dalam novel diceritakan bahwa virus itu dibuat dilaboratorium biosafety di pinggiran kota Wuhan. Namun dalam edisi pertama buku yang di terbitkan Australian Associated Press menyebutkn bahwa virus ini sebenarnya akan mewabah di Russia yang disebut Gorki-400 yang dibuat di laboratorium pinggir kota Rusia. Kenyataaya virus ini muncul di Wuhan di tahun 2020 dengan nama Covid-19 (Corona Virus Disease). Yang menarik adalah apakah Dean Koonts sudah memprediksi bahwa di tahun 2020 akan ada virus yang akan menyerang dunia yang bersumber dari Wuhan atau Dean Koonts secara alami hanya menulis tentang senjata biologis yang akan menyerang dunia dan secara kebetulan terjadi pada tahun 2020?. Sulit di percaya kalau ini terjadi secara kebetulan dengan kesaaman virus dan lokasi awal terjangkitnya dan kalau ini tidak terjadi secara kebetulan berti Koonts punya referensi tentang senjata Biologis yang akan menyerang Dunia.
Fakta yang menarik perhatian adalah ketika Koonts menyebutkan lokasi pertama penyebaran Virus di dua Negara yang berbeda dengan edisi novel yang berbeda yaitu edisi pertama menyebut Rusia dan edisi berikutnya menyebut Wuhan China. Sementara Dean Koontz merupakan penulis yang berkebangsaan Amerika. Dari novel kita menyimpulkan setidaknya ada dua Negara yang disebut yaitu Rusia dan China serta satu Negara asal penulis yang tidak luput dari perhatian yaitu Amerika.
Ada apa dengan Rusia, China, dan Amerika? Apa hubunganya dengan perang ekonomi politik dunia?.
Saat ini Amerika dalam koalisi Anglo Saxonya ingin menguasai dunia lewat jalur ekonomi dan politik dengan melawan The Rest Of The World (Negara-Negara di luar garis koalisi ekonomi politiknya ). Siapa Negara penantang Anglo American dalam menguasai Dunia? Yaitu Negara Eropa Kontinental yang di pimpin Rusia dan Jerman. Menyebut 3 negara ini Rusia, jerman dan Amerika ibarat kata musuh lama bersemi kembali. Deretan perang antara negeri Anglo saxon dan Eropa Kontinental seakan-akan tidak ada akhirnya. Mulai dari perang fisik perang dunia pertama dan kedua yang berujung kemenangan Amerika, kemudian perang berlanjut di Timur Tengah. Dimana Amerika menginginkan Minyak Timur tengah dengan memelihara Israel, memupuk Isis, membiayai perang pemberontakan di Suriah dan mesir, menginfasi irak, membangun hegemoni terorisme di mata international bagi pemimpin yang menentang kebijakanya. Namun sepertinya proyek minyak Amerika di Timur Tengah tidak berjalan mulus karena dikacaukan oleh Rusia dan Iran. Bahkan Amerika mengalami kerugian besar setelah melakukan blunder setelah merudal jenderal Qasem Soleimani yang berujung iran membombardir pangkalan militer dan minyak amerika yang ada di Irak.
Setelah Timur Tengah perang kembali berlanjut, namun dalam bentuk yang berbeda. Perang saat ini adalah perang mata uang, perang teknologi dan perang ekonomi. Dalam perang ini negeri Anglo American dengan Negara mitranya seperti Jepang, Korea Selatan, Singapura, Australia, Arab Saudi, India dan Vietnam mendapat penangtan baru yang tidak kalah kuatnya yaitu China dengan koalisi OBORnya ( One Belt One Road) yang berfokus pada pembangunan ekonomi. jadi geopolitik perang politik ekonomi dunia adalah Anglo Saxon vs Eropa Kontinental dan OBOR. Jika di ilustrasikan amerika dan mitranya lawan dua kubu besar baik dalam sektor politik maupun ekonomi.
Dalam perang dagang antara Amerika dan China memanas tepat pada akhir 2019 dimana presiden Donald Trump menaikan bea masuk (impor) terhadap produk China senilai US$ 200 M menjadi 25% . Kenaikan ini dipicu saat China membatalkan membeli produk agrikultur dari Amerika. Kemudian China membalas dengan mengancam menaikan bea impor Produk AS senilai US$ 60 M menjadi 20-25 %. Sejak Trum menjadi presiden China selalu menjadi lawan berat amerika dalam persoalan dominasi ekonomi dunia. Investasi-investasi Amerika di Negara berkembang mengalami gangguan dari china terkhusus Negara yang tergabung dalam OBOR tak terkecuali Indonesia. Dari perang dagang berkembang menjadi perang mata uang. Karena bea masuk produk china dinaikan oleh Amerika maka cara china memproteksi perdaganganya dengan membiarkan nilai mata uangx Yuan melemah. Dari perang mata uang lanjut perang teknologi, dalam perang teknologi kali ini Korea Utara teman ideologis China menjadi penangtang Amerika dalam teknologi nuklir, antara keduanya kerap kali memamerkan uji coba nuklirnya dan saling mengancam dan itu mempenagruhiaktivitas ekonomi dunia. Dalam perang teknologi China sejak dulu telah mempersiapkan perang teknologi begitupun dengan Amerika, namun saat ini Trump mengalami kendala devisit yang melanda negaranya.
Dari perang teknologi apa perang selanjutnya?
Perang biologis adalah jenis perang dengan senjata biologis seperti penciptaan virus yang sudah di perkaya untuk membunuh secara massal. Apakah Wabah Virus Covid-19 (Corona Virus Disease) yang melanda dunia di prediksi sebagai bentuk perang Biologis antara blok OBOR dan Negeri Anglo Saxon. Jika mencermati serangkaian perang yang terjadi mulai dari perang dunia pertama, perang dunia kedua, perang timur tengah, perang mata uang, perang teknologi, tersisa perang biologis yang belum terjadi. Mencermati novel Karya Dean Koonts perang Biologis (Biological Weapon) sudah di prediksi akan terjadi di tahun 2020. Dalam novel tertulis sangat jelas bahwa seorang ilmuwan bernama Li Chen datang ke Amerika membawa catatan disket paling penting dan juga berbahaya bagi negaranya . Disket itu berisi senjata biologi baru yang akan muncul satu dekade.
Dalam rentetan perang yang terjadi seakan akan Amerika tidak puas dan merasa tersaingi dominasi ekonominya oleh China. Bagaiamana tidak China dengan Konsep OBOR (One Belt One Road ) adalah konsep pembangunan berkelanjutan dengan founding pembiyaan ala China yang mengikat negara ke satu arah yaitu China. Konsep ini berhasil menjadi pusat perhatian Negara lain khususnya Negara berkembang seperti Indonesia yang membutuhkan pembiyaan dan investasi untuk pembangunan Infrastruktur. Anggota Negara yang tergabung dalam aliansi OBOR sudah mencapai 70 negara salah satunya adalah Indonesia. Beberapa Negara berkembang yang selama ini berlangganan dengan Amerika dalam hubungan investasi dan dagang berbalik ke China dan perlahan mulai meninggalkan Amerika. Misalnya di Indonesia di bawah kepemiminan Jokowi arah investasi dan kerja sama dagang lebih dekat dengan China sementara investasi amerika yang sudah terbangun di Indonesia seperti PT Freeport di perketat pajaknya. Melalui menteri Luhut Binsar Panjaitan hubungan dagang dan investasi China dengan Indonesia semakin dekat dan China merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Apalagi indonseia membutuhkan konsep OBOR itu dalam proyek besar yang di rencanakan Pemerintahan Jokowi yaitu pemindahan Ibu Kota Negara sebagai Political Will nya Jokowi. Ini baru kasus yang terjadi di Indonesia belum di Negara-negara lain.
Dalam Kondisi ini Amerika sebagai incumbent tidak punya pilihan lain selain perang dan perang yang tersisa adalah perang Biologis. Tujuan Amerika sebagai Incumbent adalah memenangkan perang. Jika Virus di jadikan senjata biologis target utamanya adalah melumpuhkan ekonomi Negara. Kematian hanyalah konsekuensi dari penggunaan senjata Biologis tersebut. Setelah Covid 19 (Corona Virus Disease) menghantam Negara maka yang terjadi adalah menganggu iklim investasi China, menguatnya nilai mata uang terhadap dollar, ambruknya aktifitas ekspor dan impor, perdagangan China memburuk dan mempengaruhi melemahnya ekonomi Indonesia karena China merupakan mitra dagang indonesia. China Negara eksportir terbesar dan Indonesia sering mengimpor barang dari china, penurunan permintaan bahan mentah dari Indonesia seperti batu bara dan kelapa sawit, mengganggu sector ekspor di Indonesia yang dapat menyebabkan penurunan harga komoditas dan barang tambang, penerimaan pajak sector perdagagangan menurun , ekspor migas dan non migas menurun disebabkan china merupakan ekportir terbesar. Selain itu dampak Virus Covid-19 (Corona Virus Disease) terhadap China adalah penurunan produksi di China padahal china menjadi pusat produksi barang dunia. Kesimpulanya adalah Virus Covid-19 (Corona Virus Disease) berhasil mengahantam ekonomi dunia dan pemenangnya adalah siapa negara yang mampu bertahan pasca wabah Covid-19 (Corona Virus Disease) ini. Negara yang survive, Negara yang ekonominya stabil, Negara mampu bertahan dengan kondisi sebelumnya pasca Covid-19 (Corona Virus Disease) itulah pemenangnya.
*) Penulis adalah Dosen FISIP Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka








































