Beranda Kesehatan Lockdown Tak Seseram yang Dibayangkan, Ini Kesaksian Mahasiswi Cantik yang Kuliah di...

Lockdown Tak Seseram yang Dibayangkan, Ini Kesaksian Mahasiswi Cantik yang Kuliah di Wuhan

0
Nabila Ahmad, mahasiswi Hubei University of Science and Technolgy, China

MataKita.co, Makassar – Sebelum menjadi pandemi global seperti saat ini, Provinsi Hubei, China merupakan tempat awal dan epicentrum Covid-19. Daya penularan yang begitu cepat membuat Pemerintah China memberlakukan “Total Lockdown” untuk memutus jalur penularan agar tak meluas.

Kebijakan tersebut memaksa warga dan masyarakat internasional disana harus terisolasi dari dunia luar, tidak terkecuali Warga Negara Indonesia. Salah satunya adalah Nabila Ahmad, mahasiswi Hubei University of Science and Technolgy, China.

Kepada wartawan Matakita.co Abdussalam Syahih, Mahasiswi Jurusan Kedokteran ini menceritakan bagaimana pengalaman nya selama Lockdown diberlakukan.

Gadis asal Malino Kabupaten Gowa ini juga menceritakan bagaimana pehatian kampus ke mahasiswa, menguatkan mereka menghadapi pandemi. Berikut petikan wawancara nya.

Bisa ceritakan pengalaman anda saat lockdown diberlakukan di Hubei, China??

Semua pihak bekerjasama untuk menghentikan penyebaran virus ini. Masyarakat disana juga sangat disiplin dengan menaati himbauan pemerintah untuk tidak keluar rumah.

Keadaan benar-benar sepi, hanya satu dua kendaraan logistik yang dibolehkan jalan. Karena akses antar kota betul-betul ditutup.

Bagaimana peran kampus saat pertama kali merebak virus ini??

“Covid outbreak” bertepatan dengan libur musim dingin. Jadi, asrama hanya ditinggali mahasiswa internasional saja. Sementara mahasiswa asli China sudah tidak di asrama.

Meski begitu, kampus tetap mengedukasi mahasiswa tentang bahaya virus ini. Jadi kami tersadarkan untuk menaati himbauan dan tetap berada di asrama.

Kampus juga terus memantau kondisi kami. Kebersihan kamar dan asrama selalu dijaga dengan menyemprotkan disinfektan. Distribusi masker dilakukan berkala sehingga kami merasa tidak kekurangan.

Para dekan dan head teacher selalu memberi dukungan untuk menguatkan mental mahasiswa. Dan terpenting, kampus selalu mengusahakan agar kebutuhan pokok kami terpenuhi.

Setiap orang ingin terhindar dari virus ini, bagaimana upaya anda??

Tetaplah berada di rumah. Itu hal pertama yang harus dilakukan. Selanjutnya, tingkatkan imun tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi dan kaya antioksidan seperti sayuran dan buah.

Jalankan pola hidup sehat seperti berjemur saat pagi, olahraga dan rajin mencuci tangan. Mengonsumsi suplemen, beristirahat yang cukup dan paling penting menjaga kesehatan mental.

Berdasar pengalaman anda, seberapa penting kesehatan mental dalam menghadapi situasi sulit Covid-19??

Kesehatan mental itu penting banget. Kalau sampai mental down akan berakibat pada lemahnya imun dan otomatis menganggu kesehatan tubuh juga. Pikiran dan perasaan sehat harus terus dijaga meski disituasi sulit. Be positive, itu yang penting.

Kegiatan apa yang dilakukan biar tidak bosan saat lockdown??

Rasa bosan pasti ada. Tapi ini kan buat kebaikan diri, keluarga, dan orang lain juga. Untuk mengusir kebosanan, saya mengisinya dengan melakukan hal positif. Semisal kerja tugas, buat kerajinan tangan, nyobain resep masakan di internet, nonton anime, baca novel, juga komik. Saat ini kan sudah banyak aplikasi baca komik yg gratis.

Bagaimana solidaritas masyarakat disana dalam melewati pandemi ini??

Yang mengharukan, masyarakat disana saling membagikan kotak masker secara gratis. Bahkan ada yang menyumbangkan tumpukan kotak masker ke rumah sakit secara anonim. Saya pikir, solidaritas seperti itu juga menjadi karakter kita, masyarakat Indonesia. Kebersamaan dan solidaritas sosial itulah yang harus selalu kita upayakan.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT