MataKita.co, Makassar – Penyebaran pandemi covid-19 membuat berbagai aktivitas tertunda dan pola hidup harus berubah. Hal ini karena adanya imbauan pemerintah untuk tetap dirumah, menjaga jarak dan bekerja dari rumah.
Perubahan ini juga dirasakan oleh Duta Baca Makassar 2019, Diva Nurmala Ashari B. Perempuan yang hoby membaca, menyanyi dan berakting adalah siswa SMA 20 Makassar. Saat Matakita.co via Whatshapp (16/4/2020), Diva sangat terbuka dan antusias menjawab pertanyaan demi pertanyaan. Berikut ini petikan perbincangan kami :
Selama covid-19, apa saja aktivitas anda sehari – hari?
Yah biasalah. Olahraga setiap pagi, jangan lupa juga pola makan di jaga, terus kan saya masih sekolah jadi ada learning for home. Belajar di rumah, bimbel di rumah. Kadang juga masak – masak, buat kue karena tidak ada kerjaan lagi tapi tidak lepas juga dari pekerjaan rumah. Dan yg pasti waktu kumpul dengan keluarga jadi lebih banyak.
Menurut anda, apakah ada tingkat kesulitan selama belajar dari rumah?
Tingkat kesulitannya itu kalau menurut saya di materi pembelajarannya. Kan kita belajar di rumah juga pakai aplikasi jadi materi yang dikasi kalau ada yang tidak di mengerti tidak bisa tanyakan ke guru krna pakai aplikasi. Susah Ki kadang memahami materinya.
Apakah covid-19 berpengaruh juga pada program anda sebagai Duta Baca Makassar?
Yah pasti. Apalagi ada satu program kerja (proker) yang tidak jadi terlaksana karna pandemi ini. Rencananya saya mau buat bazar buku murah tapi karna ini jadi di tunda.
Apa saja program anda yang sudah terealisasi?
Kalau sudah terpilih otomatis mulai saat itu kita mulaimi prokernya. Kalau saya sudah ada beberapa. Yaitu perpustakaan mini di setiap kelas yang ada di sekolah saya, perpustakaan grisbon di wilayah sekitar tempat tinggalku.
Bisa diceritakan bagaimana prosesnya sehingga bisa terpilih jadi duta Baca kota Makassar?
Jadi awalnya itu saya cuma di tunjuk langsung sama guruku. Awalnya dia bilang kalau ini lomba perpustakaan. Saya juga bingung bagaimana itu lomba perpustakaan. Tapi setelah saya ikuti Tecnikal meetingnya, saya taumi kalau ini ternyata lomba pemilihan duta baca. Nah pada saat itu guru yang mendampingi menceritakan bagaimana lomba sambil dengar penjelasannya panitia. beberapa hari kemudian saya ikut lomba. Nah lombanya itu ada 3 tingkat. Ada SD, SMP, dan SMA. Nah saya tingkat SMA dengan jumlah peserta paling sedikit diantara SD dan SMP. Panjang prosesnya, mulai dari pembekalan materi, terus tes tertulis kemudian tes wawancara dan orasi. Nah orasi itu dilakukan untuk peserta yang terpilih sebagai 3 besar. Dan Alhamdulillah pada saat itu saya terpilih dalam 3 besar. Awalnya saya kira tidak menang karna sebelum pengumuman 3 besar diumumkan 7 besar dulu dan tidak ada nomor urutku. Yah biasalah kalau begitu pasti sedih . Tapi ternyata pas pengumuman 3 besar di sebut nomor urutku yaitu 018. Jadi naikma orasi terus dikasi pertanyaan dan setelah itu pengumuman. Saya tidak menyangka bakalan menang karna sainganku yang 2 orang itu dari sekolah terpandang. SMA gartika dan SMA 2 Makassar. Jadi saya pikir mungkin saya hanya juara 3. Tapi ternyata juara 1 dan saya juga sendiri perempuan diantara mereka berdua. Jadi yah alhamdulillah.
Kan salah satu tantangan rendahnya minat baca karena banyaknya hoax, bagaimana cara menghindarinya?
Kurangi main medsos supaya tidak terpengaruh. Mending nonton berita di TV karna itu yang lebih terpercaya menurutku
Kalau di minta memilih, medsos apa yang paling sering di gunakan?
Tergantung kebutuhan. Kalau berita mungkin saya lebih ke line. Saya sering liat di line today. kalau untuk aktivitas sehari – hari juga biasa di instagram atau youtube.
Terakhir, Bisa bagi tipsnya kepada milenial bagaimana tidak bosan selama dirumah selama pandemi corona ini?
Yah lakukan sesuatu yang buat kalian senang, mungkin yang suka masak, masak memang maki banyak – banyak, yang suka membaca, baca memang maki banyak buku, yang suka nonton, nonton memang mki, dll.









































