MataKita.co, Jakarta – Centre for Strategic and International Studies (CSIS) baru saja melangsungkan webinar publik bertema “Monitoring penyebaran Covid-19 dan Perkembangan Ekonomi di Masa Transisi” beberapa waktu lalu.
Dalam webinar itu, terungkap bahwa Provinsi Gorontalo berada di kuadran terbaik untuk kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19. Serta merupakan Provinsi dengan kategori perbaikan signifikan karena walaupun pergerakan terus meningkat, intensitas COVID-19 berkurang.
Haryo Aswicahyono, peneliti the Department of Economics pada Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Indonesia, menyampaikan paparan bertajuk “Evaluasi Kegiatan Ekonomi Dan Intensitas Penyebaran Covid-19 di Masa New Normal: Tinjauan atas Beberapa Indikator Cepat” dalam webinar tersebut.
Berdasarkan hasil kajiannya, Haryo memetakan perkembangan ekonomi dan penyebaran Covid-19 pada provinsi-provinsi di Indonesia. Pemetaan dilakukan dengan membagi daerah-daerah tersebut dalam empat kuadran, berdasarkan dua variabel utama, yaitu kegiatan ekonomi dan intensitas penyebaran Covid-19.
“Kuadran I yang merupakan kuadran terbaik adalah provinsi dengan kesehatan membaik dan ekonomi membaik. Kuadran II, provinsi dengan ekonomi membaik, kesehatan memburuk. Kuadran III, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan memburuk. Kuadran IV, provinsi dengan ekonomi memburuk, kesehatan membaik” Jelas Haryo Aswicahyono.
Haryo menjelaskan, meskipun pergerakan di tiap provinsi masih belum sepenuhnya pulih dibanding baseline (tanggal 1 Maret 2020), setidaknya matriks kuadran di atas menunjukkan bahwa pelonggaran PSBB telah berhasil
meningkatkan pergerakan untuk mendorong aktivitas perekonomian. Hampir seluruh provinsi di Indonesia berada pada keadaan perekonomian yang membaik (kuadran I dan II).
“Lebih dari separuh wilayah Indonesia, yakni 20 provinsi, mencatatkan situasi penyebaran COVID-19 yang membaik sekaligus peningkatan aktivitas ekonomi, termasuk Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumbar
dan beberapa provinsi di kawasan timur Indonesia, seperti NTT, NTB dan Papua. Beberapa provinsi memperlihatkan perbaikan yang cukup signifikan dalam hal aktivitas ekonomi, tetapi tidak terlalu membaik dalam kasus penyebaran COVID-19, seperti Sulawesi Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sumatera Selatan. Secara total ada 13 provinsi yang aktivitas ekonominya meningkat namun intensitas COVID-19 masih mengalami kenaikan, sehingga termasuk ke dalam kuadran dengan keadaan kesehatan yang memburuk” Jelasnya.
Haryo menjelaskan, Dalam hal penyebaran COVID-19, provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan signifikan karena walaupun pergerakan terus meningkat, intensitas COVID-19 berkurang. Indeks pergerakan provinsi Sumatera Barat menanjak paling tajam dibanding provinsi lainnya. Di sisi lain, pertumbuhan kasus COVID-19 di Sumatera Barat cukup terkendali dengan perubahan intensitas COVID-19 sebesar 0,18 poin yang diperoleh dari pengurangan indeks pada tanggal 4 Juni 2020 terhadap 29 Juni 2020.
“Per 29 Juni 2020, Aceh merupakan satu-satunya provinsi dengan keadaan ekonomi dan kesehatan yang memburuk dalam hampir sebulan terakhir. Indeks pergerakan di Aceh mengalami penurunan pada tanggal 29 Juni 2020 apabila dibanding dengan 4 Juni 2020. Serta, keadaan kesehatan kian menurun yang ditunjukkan dengan nilai dari perubahan intensitas COVID-19 sebesar -0,57 poin” Jelas Haryo.

Menanggapi capaian tersebut, Kepala Bappeda Provinsi Gorontalo, Budiyanto Sidiki, S.Sos, M.Si kepada MataKita.co (25/7/2020) mengatakan bahwa hal ini atas kerja keras serta langkah penanganan ekonomi yang dilakukan oleh Pemda Provinsi bersama kab/kota. Selain itu, Pak Gubernur juga selama masa pandemi rajin turun ke lapangan menyisir masyarakat sampai ke pelosok untuk memberikan bantuan pangan. Dengan langkah seperti ini maka sektor pertanian kita tidak terlalu mengalami dampak yg berat, sehingga angka kemiskinan kita justru mengalami penurunan pada saat banyak kalangan memprediksi akan mengalami kenaikan.
“Seperti kita ketahui bersama, kontribusi PDRB terbesar Provinsi Gorontalo yakni dari sektor pertanian hampir 38%. Selama masa pandemi covid 19, sektor yg paling terpuruk adalah jasa (restoran, perhotelan, transportasi dlsb), karena menurunnya aktifitas masyarakat dan pemerintah, hal ini sesungguhnya berimbas kepada sektor pertanian karena menurunnya permintaan yg disebabkan berhentinya banyak akitiftas masyarakat dan pemerintah” Jelas Budiyanto Sidiki, S.Sos, M.Si
Budiyanto menjelaskan, Disisi lain produksi hasil pertanian kita melimpah. Olehnya selama masa pandemi covid 19, langkah penanganan ekonomi yang dilakukan oleh Pemda Provinsi bersama kab/kota, adalah bagaimana agar sektor pertanian yang menjadi andalan ini juga tidak mengalami tekanan sebagimana sektor jasa dengan membeli dan menggunakan hasil pertanian sebagai bahan pangan lokal dalam skema jaring pengaman sosial berupa bantuan pangan.
“Demikian halnya dengan produk UMKM yang dibutuhkan dalam pencegahan penularan covid 19, sprti Hand sanitizer, masker dan sebagainya yang sudah diproduksi UMKM Gorontalo. khusus di sektor jasa khususnya jasa transportasi (transport lokal), maka skema bantuan kepada masyarakat menggunakan jasa bentor dan juga ojek online untuk membantu mendistribusikan sampai ke tangan penerima. Para pekerja di usaha retail seperti supermarket, toko yang terkena dampak dirumahkan juga diberikan bantuan pangan untuk meringankan beban mereka selama di rumahkan dalam masa PSBB” Jelasnya.
.