MataKita.co, Enrekang – Ketua Pergerkan Koalisi Rakyat ( PERKARA) mengkritik tindakan represifitas Aparat Keamanan terhadap massa aksi Aliansi Mahasiswa Dan Pemuda Massenrempulu yang menggelar unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja kemarin di depan Gedung DPRD Kabupaten Enrekang.
Misbahuddin selaku Ketua Pergerakan Koalisi Rakyat mengungkapkan bahwa, Tindakan penembakan Gas air mata dinilai tidak layak dalam merespon masyarakat yang menyampaikan aspirasinya.
Penembakan Gas air mata yang dilakukan oleh aparat kepolisian justru mengakibatkan kegaduhan dan memancing emosi massa aksi untuk berbuat tindakan yang tidak dinginkan.
“Saya sangat sayangkan aparat kepolisian yang memberi respon sangat tidak layak dilakukan karna mengganggu hak kebebasan berpendapat dimuka umum atas kebijakan yang diambil pemerintah adalah sebuah bentuk penghianatan DPR RI dan Pemerintah. Padahal omnibuslaw ditolak masyarakat tapi terus dilanjutkan” ungkapnya Jum’at ( 9/10/2020)
Ia menambahkan bahwa, Padahal Gas air mata tidak baik untuk kesehatan dan potensi mengalami gangguan pernapasan seperti influenza hingga bronchitis.
Korban dari tembakan gas air mata berjumlah tiga orang yang notabenenya perempuan semua, ada yang mengalami sesak napas, keseloa dan kaki melepuh hingga celananya robek akibat terkena peluruh gas air mata.
“Kami menganggap Gas air mata bukan metode yang tepat mengontrol massa, peluncuran gas air mata adalah cara menghancurkan kebebasan berbicara dan berkumpul,” terang Ketua Pergerakan koalisi rakyat.
Harapan massa aksi kepada Aparat Kepolisian semoga hal-hal tersebut tidak terjadi yang kedua kalinya.
(Bang El)
