MataKita.co, Makassar – Kejadian di halaman gereja katedral makassar memperpanjang catatan bom bunuh diri di negeri ini. siapapun itu tentu kejadian seperti ini tidaklah bisa diterima. Olehnya itu tidak sedikit reaksi masyarakat dengan memberi kecaman terhadap pelaku. Adapula yang menanggapi secara bijak, Salah satunya dari Sosiolog Muda Universitas Negeri Makassar.
“Kejadian ini bukanlah ajang kutuk-mengutuk, ini adalah musibah untuk kita semua. Selain langkah keamanan, pendidikan inklusif pada keluarga perlu dihidupkan sejak dini. Upaya penangan soal terorisme tidak bisa tuntas jika dilihat kasus perkasus” jelas Sofyan Tamrin kepada MataKita.co (28/3/2021)
Selain itu, Bendahara KNPI Sulsel Bidang Penanggulangan terorisme dan radikalisme ini menambahkan bahwa untuk kepentingan jangka panjang maka pendekatan sosial dan kebudayaan perlu melengkapi strategi pengentasan. Sudah saatnya ilmu sosial terkhusus sosiologi dibutuhkan dalam menjelaskan Soal seperti ini secara kompleks. Bahkan kita tetap perlu melihat masalah ini lebih humanis bahwa yang menjadi pelaku hari ini pun bisa saja dalam posisi korban dari operasi kelompok yang merekrut individu yang rentan. Meskipun aksi bom bunuh diri tidak bisa diterima dari kacamata apapun namun kita juga perlu melacak akar sosialnya apa. Kita kan tidak ingin menyikapi dengan memangkas rantingnya saja namun mencabut akarnya.
“Hemat saya tidak ada langkah pintas penyelesaian soal radikalisme dan terorisme. Yang perlu kita waspadai adalah operasi massif yang menyentuh cara pandang, membangun ideologi. Kita perlu mengalirkan energi inklusif terus menerus ke dalam sistem sosial kita. Tubuh sosial kita memang memerlukan vaksin agar tidak rentan dilemahkan oleh virus radikalisme dan terorisme” jelasnya.