Beranda Berdikari Ekonomi Pemikiran Kaum Skolastik

Pemikiran Kaum Skolastik

1

Oleh : Windah Sari*

Istilah skolastik itu sendiri adalah berasal dari kata school yang artinya sekolah. Jadi skolastik itu adalah aliran atau yang berkaitan dengan sekolah, skolastik juga merupakan corak khas dari sejarah filsafat  abad pertengahan. Istilah skolastik ini juga berasal dari bahasa latin yaitu “Scholacticus” yang artinya murid, sebagai suatu gerakan filsafat dan keagamaan yang berupaya untuk mengadakan sintesa antara akal budi manusia dengan keimanan atau menerapkan metafisika Yunani ke dalam keyakinan Kristiani dalam hal ini metode yang digunakan adalah disputatio, yaitu membandingkan argumentasi antara yang pro dan kontra. Istilah ini juga pertama kali muncul di Ghalia dengan tokohnya Abaelardus, Anselmus dan Petrus Lombardus, dan mengalami kejayaan pada abad 12 dengan tokohnya Thomas Aquinas, Beraventura, Dun scotus dan Ockham.

Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdikan diri pada teologi atau filsafat yang rasional dan memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, dan baik buruk. Filsafat skolastik adalah suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam kodrat, akan dimasukkan kedalam bentuk sintesis yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal. Filsafat skolastik adalah filsafat Nasrani karena banyak yang dipengaruhi oleh ajaran gereja. Pemikiran kaum skolastik sangat menekankan pada kuatnya hubungan ekonomi dengan masalah etika, serta besarnya perhatian pada masalah keadilan. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh aliran tersebut dipengaruhi dengan kuat oleh ajaran gereja. Pada zaman pertengahan, ajaran-ajaran gereja memang jauh lebih dominan disanding ekonomi. Begitu juga kontribusi khusus penulis-penulis abad pertengahan terhadap teknik teori ekonomi lemah.

Asumsi yang dipakai adalah kepentingan ekonomi adalah sub-ordinat dari pengorbanan, serta perilaku ekonomi adalah salah satu aspek perilaku abadi yang terikat dengan aturan-aturan moralitas. Orang di jaman itu menganggap kekayaan materi perlu sebab tanpa materi tidak bisa menghidupi diri sendiri apalagi menolong orang lain. Bagaimanapun juga, motif ekonomi sangat dikecam digambarkan dengan kalimat “the merchant can scarely or never be pleased to God”.

Salah satu tokoh pemikiran skolastik adalah Albertus Magnus di samping sebagai birawan, Albertus Mangnus juga dikenal sebagai cendekiawan pada Abad Pertengahan. Ia lahir dengan nama Albert Von Bollstadt yang juga dikenal sebagai “Doktor Universalis” dan  “Doktor Magnus”, kemudian bernama AlbertusMangnus (Albert the Great). Ia mempunyai kepandaian luar biasa. Di universitas Padua ia belajar artes liberalis, ilmu-ilmu pengetahuan alam, kedokteran, filsafat Aristoteles, belajar teologi di Bologna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223, kemudian masuk ke Klon Jerman menjadi dosen filsafat dan teologi. Selain itu ia juga mengantarkan ajaran Aristoteles di Eropa Barat, yang karenanya telah membuka keterangan yang baru bagi pemikiran Kristiani terhadap gagasan-gagasan dasar filsafat Aristoteles. Lebih dari siapa pun ia telah memperkenalkan Aristotles kepada dunia Barat. Sekalipun demikian ia tetap setia kepada beberapa dalil Neoplatonisme bahkan telah memperkuat pengaruh Neoplatonisme dengan keterangannya yang mengenai ajaran Dionision dan Areopagos.

Selanjutnya yang kedua, Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai “Ahli teologi utama orang Kristen.” Bahkan   ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Selain itu juga merupakan merupakan pengikut Albertus Magnus yang juga seorang teolog dan filsuf dari Italia.selain sebagai pengikut Albertus Magnus, pandangan Tomhas Aquinas banyak dipengaruhi oleh pandangan Aristoteles serta ajaran Injil. Dalam bukunya yang berjudul Summa Theologica, Thomas Aquinas berpendapat bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak adil karena sama saja dengan menjual sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Pandangan tersebut sama dengan apa yang dilontarkan oleh Aristoteles yang mengutuk penarikan bunga, sebab bunga adalah keuntungan dari sesuatu yang dilakukan tanpa usahawan biaya. Pandangan Thomas Aquinas ini sudah tidak berlaku lagi sekarang. Dengan meminjamkan uang kepada orang lain, si pemilik uang tidak akan mendapat manfaat saat ini dari uang yang dimilikinya. Jika seseorang meminjamkan uangnya kepada orang lain dan kemudian orang itu memanfaatkan uang tersebut untuk kegiatan usaha yang menguntungkan, maka sudah wajar jika si pemberi pinjaman diberi kompensasi atas kesempatan untuk mendapat untung (oppotunity cost) yang telah diberikan kepada si peminjam, disamping kemungkinan bahwa si peminjam tidak dapat mengembalikan pinjamannya. Melihat adanya kebenaran dalam pendapat Thomas Aquinas tersebut, maka pendapat itu selanjutnya dikembangkan dan disempurnakan sehingga menjadi  suatu pembenaran dalam penetapan beban bunga atas transaksi pinjam meminjam uang.  Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII. Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan.

Faktor yang melatar belakangi munculnya pemikiran skolastik yaitu faktor religius merupakan keadaan lingkungan saat itu yang berkehidupan religius. Mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu perjalanan ke tanah suci Yerussalem, dunia ini bagaikan  negeri asing dan sebagai tempat pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan). Sebagai Dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak dapat sampai ke tanah airnya (Surga) dengan kemampuan sendiri, sehingga harus ditolong. Karena manusia itu menurut sifat kodratnya mempunyai cela atau kelemahan yang dilakukan (diwariskan) oleh Adam, mereka juga berkeyakinan bahwa Isa anak Tuhan berperan sebagai pembebas dan pemberi bahagia. Ia akan memberi pengampunan sekaligus menolongnya. Maka, hanya dengan  jalan  pengampunan inilah manusia dapat tertolong agar dapat mencapai tanah airnya (surga). Anggapan dan keyakinan inilah yang dijadikan dasar pemikiran filsafatnya.
Yang kedua faktor Ilmu Pengetahuan, pada saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang diupayakan oleh biara-biara, gereja, ataupun dari keluarga istana. Kepustakaannya diambilkan dari para penulis latin, Arab (Islam), dan Yunani. Masa skolastik terbagi menjadi tiga periode, yaitu: Skolastik awal berlangsung dari tahun 800-1200, Skolastik puncak berlangsung dari tahun 1200-1300 dan Skolastik akhir berlangsung dari tahun 1300-1450. Skolastik Awal, sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel Agung (742-814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan manusia dan pemikiran filsafat yang semuanya menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan, dimana arah pemikirannya berbeda sekali dengan sebelumnya. Saat ini merupakan zaman baru bagi bangsa Eropa. Hal ini di tandai dengan skolastik yang didalamnya banyak diupayakan pengembangan ilmu pengetahuan di sekolah-sekolah. Pada mulanya skolastik ini timbul pertama kalinya di Biar Italia Selatan dan akhirnya sampai berpengaruh ke Jerman dan Belanda. Sedangkan skolastik Puncak. Masa ini merupakan masa kejayaan skolastik yang berlangsung dari tahun 1200-1300 dan masa ini juga disebut masa berbunga. Masa itu ditandai dengan munculnya Universitas-universitas dan ordo-ordo, yang secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. 2010. Filsafat Umum. Raja Grafindo Persada: Jakarta

Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum. Pustaka Setia: Bandung

Deliarnov. 2012. Perkembangan Pemikiran Ekonomi (Edisi Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.

*) Penulis adalah mahasiswa UIN Alauddin Makassar

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT

1 KOMENTAR

Comments are closed.