MataKita.co, Makassar – Kampus Gagasan menggelar diskusi dengan tema Pengaruh Game Online terkait Agresivitas Anak dan Remaja di Kota Makassar secara virtual melalui live instagram. (10/2/2022)
Diskusi ini dilakukan guna membahas secara mendalam terkait pengaruh game online terkait agresivitas anak yang terjadi di kota Makassar. Pada diskusi ini menjadi narasumber yaitu Alfiana yang merupakan peneliti pada LSKP yang dimoderatori oleh Alfiana Eka Ananda, akademisi kampus gagasan.
Peneliti LSKP, Alfiana dalam pemparan materinya menyampaikan bahwa fenomena game online ini telah mengalami perubahan orientasi dan tema ini berangkat dari penelitiannya pada Game Centere di kota makassar. Hal ini dapat dilihat dari bergabagai literatur dan penelitian yang dilakukan pada program kreativitas mahasiswa yang dia lakukan.
“Pada kondisi 2017 yang lalu game online itu hadir sebagai sarana hiburan atau pencegah stres untuk remaja, dewasa dan anak-anak. Pada kondisinya seiring berjalannya waktu, ada riset yang hadir bahwa game online itu memberikan dampak negatif, bukan hanya untuk anak dan remaja, tetapi juga untuk orang dewasa. Kami melakukan riset dengan wadah program kreativitas mahasiswa Sehingga kami mencoba bagaimana menstimulan, terkait dengan isu-isu ini, terkait dengan dampak-dampak negatif yang dihasilkan oleh game online, mulia dari mana tinngkat kecanduan yang dimiliki anak-anak, kemudian pengaruh terhadap kebiasaan anak-anak itu sendiri, dan konstruk pikiran yang dimiliki anan-anak itu sendiri” jelasnya.
Lanjut Alfiana, yang mempengaruhi agresivitas anak yaitu video game yangmemuat kekerasan dan tapan adanya pendampingan dari keluarga dan berakibat pada pola prilaku anak.
Fokus penelitian saat itu untuk melihat indikasi agrsivitas yang terjadi pada game centere yang digunakan ole anak untuk mengakses game online ini. Kami melihat bahwa banyak video-video game kekerasan yang diakses oleh anak-anak, tanpa adanya pendampingan dari orang tua atau dari orang dewasa itu sendiri. Kami melihat pola prilaku anak yang berindikasi pada agresvitas fisik, verbal, kemarahan. Misalkan permusuhan itu sudah termasuk agresivitas
Dalam pemaparannya Alfiana juga menyampaikan faktor yang mempengaruhi tingkat agresivitas anak. Faktor yang paling berpengaruh adalah orang tua dan tontonan anak Anak itu mengadopsi apa yang dia liat, ini yang ditakutka dari game online, yang kemudian dia lakukan dalam kehidupannya.
Diakhir diskusi Alfian menyampaikan rekomendasi terkait dengan permasalahan pengaruh game online yang mempengaruhi tingkat agresivitas anak yang melihat butuhnya perbaikan dan implementasi regulasi secara optimal, serta dukungan dari orang tua.
“Rekomenandasi regulasi pengaturan terhadap game centere, sosilaisasi kepada orang tua, dan penelitian selanjutnya. perkominfo nomor 11 tahun 2016 tentang Klasifikasi permainan interaktif dapat dioptimalkan dalam mencegah muatan game tentang kekerasan dan pornografi, saya pikir kalu aturan ini diterapkan dengan baik maka game centere ini dapat diatur dengan baik melalui perkominfo ini”, tegas alumni Administrasi Publik Unhas ini. (Th/Rp)