Beranda Berita LPP Sweet Media Menggelar Dialog Cegah Nikah Usia Dini Bersama Anggota DPR...

LPP Sweet Media Menggelar Dialog Cegah Nikah Usia Dini Bersama Anggota DPR RI Komisi VIII Dan BKKBN Provinsi Gorontalo

0

Matakita.co, Gorontalo – Pernikahan anak di bawah umur saat ini masih terus terjadi, Indonesia sendiri masuk dalam peringkat ke 10 berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF). Tingginya angka perkawinan anak di Indonesia haruslah disikapi tegas oleh pemerintah dan melakukan segala pencegahan agar tidak ada lagi pernikahan anak di bawah umur.

Pada Rabu 23 Januari 2022 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bersama BKKBN Provinsi Gorontalo dan Anggota DPR RI Komisi VIII serta bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak mengadakan Dialog Publik Pencegahan Perkawinan Usia Anak yang bertempat di Maharani Souvenir Kota Gorontalo.

Pada dialog ini diisi oleh pemateri dari berbagai bidang, ada Kemenkumham yang di wakili oleh rustam saka, s. Sos, M.H, M.Si selaku Kabid Hukum, dan Kementrian Agama di wakili oleh Kabid bimbingan masyarakat islam Drs, hj. suleman tongkonoo M.Hi.

Pernikahan Anak sendiri merupakan pernikahan yang terjadi sebelum anak berusia 18 tahun baik perempuan ataupun laki-laki, namun kebanyakan adalah anak prempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun atau usia yang belum memiliki kematangan fisik, fisiologis, dan psikologis untuk merawat pernikahan dan merawat bayinya.

Resiko kematian bayi yang dilahirkan oleh perempuan yang masih di bawah umur juga 2 kali lipat lebih tinggi bahkan resiko terkena HIV sangat mungkin terjadi.

Menurut anggota DPR RI komisi VIII Idah Syahidah yang menjadi faktor utama pernikahan dini yakni “Pernikahan anak yang masih tinggi ini dipicu oleh beberapa faktor-faktor diantaranya, tingkat pendidikan yang ada di masyarakat itu, kemiskinan, budaya, dan kecelakan.  Padahal pernikahan anak ini sangat berbahaya dan menimbulkan resiko kesehatan dan psikologi bagi perempuan yang menikah di bawah umur.  Oleh karena itu peran keluarga, masyarakat, dan negara sangat diperlukan,” Ungkap Idah

Anggota DPR RI Komisi VIII Dapil Provinsi Gorontalo

 

Idah juga menjelaskan “kesehatan reproduksi dan kehamilan pada usia anak merupakan belum siap-nya organ reproduksi dalam menerima kehamilan, dan tidak hanya itu kesehatan dan tumbuh kembang anak dari pernikahan usia dini sangat beresiko dikarenakan belum siapnya ibu dalam  merawat anaknya dan kuranya pengetahuan mengenai cara mendidik dan merawat anak, Kurangnya pendidikan mengenai seks education ini juga dapat memicu peningkatan pernikahan usia anak”, Jelasnya.

Lebih lanjut, Idah menuturkan Pendidikan yang sejatinya diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dapat menjadi salah satu cara untuk melepaskan anak Indonesia dari jerat pernikahan dini yang masih marak terjadi.

Pemberitaan tentang pernikahan dini yang terjadi di daerah-daerah Indonesia kerap kali meramaikan lini media massa. Hal itu menunjukkan bahwa pernikahan dini Di Gorontalo masih kerap terjadi hingga saat ini. Padahal usia anak dan remaja adalah waktu produktif untuk menimba ilmu dan mengembangkan potensi diri lewat pendidikan di bangku sekolah. Sayang sekali bukan bila cita-cita generasi muda Indonesia harus pupus karena pernikahan dini?

Direktur LPP Van Sweet Pulubuhu selaku penyelenggara dialog mengatakan Pengetahuan seks eduation sangat penting sejak dini, namun di mata masyarakat saat ini masih dianggap sangat tabu, sebenarnya pengetahuan mengenai seks education sangatlah diperlukan sejak dini.

Sejak SD pendidikan seks education sudah diberikan, tapi tidak begitu vulgar, apalagi saat ini teknologi sudah berkembang semua anak bisa menggunakan handphone, kementrian dinas pemberdayaan perempuan bersama-sama dengan dinas-dinas provinsi maupun kota dan dinas pendidikan bersinergi bersama memberikan pengetahuan mengenai pendidikan seks diharapkan dengan adanya pengetahuan seks mereka tau dan akibat yang akan terjadi.

“Perkembangan media yang terus berkembang, dan banyaknya akun-akun kampanye yang menolak untuk berpacaran dan menyarakan untuk menikah langsung dapat memicu pernikahan anak yang semakin tinggi,” Imbuhnya

Mendengar hal itu Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo Dra. Hartati Suleman mengatakan sejak awal pihaknya memiliki program-program yang dapat mencegah pernikahan usia dini, mulai dari mensosialisasikan beberapa Program kepada remaja-remaha terutama anak sekolah.

“mengenai pernikahan kita sebaiknya tidak boleh takut untuk memberikan informasi-informasi mengenai segala resiko yang akan didapatkan jika usia belum siap untuk menikah dan memiliki anak, meskipun pengikut kita di media sosial sedikit tetapi kita tidak boleh takut akan ancaman yang diberikan terhadap kita, meskipun followers kita sedikit kita memberikan informasi yang sangat bermanfaat dan dapat menginfluncer orang-orang yang ada disekitar kita yang nantinya diharapkan dapat diperluaskan juga,” Ungkapnya di hadapan pemateri.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT