Beranda Mimbar Ide Dinamika Peternakan Petelur

Dinamika Peternakan Petelur

0
Mardiana Mursang
Mardiana Mursang

Oleh: Mardiana Mursang*

Telur ayam merupakan komoditas pangan hewani yang banyak dikonsumsi masyarakat, selain daging ayam, daging sapi dan susu. Telur banyak digemari masyarakat karena kandungan nutrisi lengkap dan mengandung hampir semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh serta harganya terjangkau dan juga mudah diperoleh.

Terkait dengan penurunan harga telur yang terjadi di seluruh Indonesia, maka dianggap penting agar pemerintah memberikan regulasi yang tepat bagi dunia peternakan. Supaya usaha di bidang peternakan petelur tetap berjalan demi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Salah satunya adalah mengembalikan usaha ternak ayam petelur kepada masyarakat yang mempunyai sumber daya manusia dan kemampuan materi bukan kepada pabrik yang notabene mempunyai modal yang sangat besar.

Karena hal ini akan mempengaruhi sumber mata pencarian masyarakat dan dikuasai oleh mereka yang berskala besar. Ini sesuai dengan pernyataan bapak Presiden mendiang Soeharto yang menyatakan bahwa biarkan rakyat mengelola peternakan, membudidayakan ayam dan petelur. Jangan kemudian diambil alih oleh pabrik yang tugasnya adalah menyediakan pakan dan bibit ayam.

Di Kabupaten Blitar Jawa Timur terjadi penuruan populasi ayam petelur, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita menyampaikan adanya penurunan populasi ayam petelur tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam pengendalian untuk menjaga stabilitas harga telur di tingkat peternak.

Pemerintah perlu mengupayakan dan melakukan pemberdayaan serta perlindungan terhadap peternak unggas mandiri, terutama mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penurunan populasi ayam petelur di Blitar, menyebabkan animo peternak menurun yang dikhawatirkan akan menyebabkan harga telur tidak stabil. Upaya yang dilakukan pemerintah, terutama dalam rangka pemberdayaan dan perlindungan terhadap peternak tersebut antara lain dukungan regulasi, kedua pembinaan/motivasi dan ketiga transformasi kelembagaan yang berdaya saing.

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus berupaya melakukan stabilitasi harga telur ayam ras di tingkat peternak. Ditjen PKH Kementan melalui Kemenko Perekonomian menyampaikan kepada Kemensos untuk intervensi program bantuan sosial kepada masyarakat menggunakan komponen telur ayam ras dan daging ayam ras setiap bulan. Untuk mengupayakan stabilisasi harga telur.

Akan tetapi langkah ini juga tidak berjalan sesuai yang diharapkan setiap bulannya. Seperti yang terjadi di pertengahan tahun 2021 hingga akhir tahun, telur sama sekali tidak bisa terserap yang mengakibatkan telur menumpuk di kandang dan akhirnya busuk.

Peternakan sangat berharap bahwa pemerintah secepatnya bisa membuat kebijakan dalam mengatasi persoalan peternakan. Di berbagai wilayah di Indonesia sudah sering muncul keluhan dari peternak tentang penurunan harga ayam hidup (ayam potong dan jantan layer), serta telur ayam dibawah harga pokok produksi, bahkan sebelumnya harga telur juga sempat mencapai Rp.14.000.00 Beberapa bulan lalu  banyak peternak yang demo ke Istana Negara untuk  mengatasi permasalahan tersebut.

Singgih selaku Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (PINSAR Indonesia) mengatakan, kebijakan dari Kementerian Pertanian tersebut, terutama afkir 70 minggu, maka populasi ayam layer mengalami penurunan, sehingga membuat harga telur di tingkat peternak naik. Kalau populasi tidak turun, maka harga akan jatuh di bawah HPP.

Saat ini yang perlu diperhatikan adalah harga, supaya harga telur stabil dan peternak rakyat tumbuh lagi. Untuk itu peternak besar yang mempunyai populasi ternak 300 ribu dan terintegrasi harus dibatasi kepemilikannya untuk keberlangsungan peternak kecil. Pemerintah harus bisa mengatur kestabilan harga baik harga telur atau pun harga komoditi agar peternak rakyat bisa bertahan maka pemerintah perlu membatasi peternak besar yang mempunyai modal besar.

*) Penulis adalah  Seorang Wiraswasta di Peternakan Petelur

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT