Beranda Kampus Bahas Stabilisasi Harga Serta Ketersediaan Daging dan Telur, PERSEPSI Komda Sulselbar Gelar...

Bahas Stabilisasi Harga Serta Ketersediaan Daging dan Telur, PERSEPSI Komda Sulselbar Gelar Webinar Nasional

0

MataKita.co, Makassar – Perhimpunan Ilmuan Sosial Ekonomi Peternakan (PERSEPSI) Komda Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar) melakukan Webinar Nasional. Kegiatan dengan tema “Stabilisasi Harga Dan Ketersediaan Daging Dan Telur Jelang Hari Besar Keagamaan Nasional” yang akan dibuka langsung via virtual zoom meeting. (30/3/2022)

Kegiatan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dan Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt.,M.Sc.,Ph.D.,IPU.,ASEAN Eng. selaku Ketua Umum PERSEPSI.

Webinar Nasional yang diadakan oleh Perhimpunan Ilmuan Sosial Ekonomi Peternakan Komda Sulawesi Selatan dan Barat (PERSEPSI) disambut antusias oleh berbagai kalangan baik dari para akademisi, pelaku usaha, mahasiswa maupun masyarakat.

“Ide kegiatan seminar ini muncul karena melihat adanya suatu kelangkaan yang terwujud teimplikasi pada fluktasi harga terutama komiditi-komiditi yang berpengaruh dan rawan mungkin bisa saja meningkat pada bulan Ramadhan, atas dasar kepedulian itulah kami melakukan rapat untuk melakukan webinar ini dan meminta dari beberapa pembicara yang akan memberikan materi yang tepat pada webinar kali ini” ucap Prof. Dr. Ir. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S selaku ketua PERSEPSI KOMDA SULSELBAR

Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt.,M.Sc.,Ph.D.,IPU.,ASEAN Eng. selaku Ketua Umum PERSEPSI sangat mendukung seminar yang sangat menarik ini karena waktunya sangat tepat untuk dibicarakan pada saat ini.

“Komoditas pangan hasil ternak ini memang merupakan produk yang sangat penting dan rentan terhadap masa kadaluarsa sehingga perlu didistribusikan, terumata untuk daging sapi, daging ayam, telur ayam yang masuk kedalam bahan tambahan pokok pangan nasional selalu mengalami peningkatan terutama menjelang dan menghadapi hari besar keagamaan nasional terutama untuk lebaran. Dinamika harga menjelang lebaran ini memang perlu diantisipasi terutama dalam gejolak harga yang naik setiap tahun dengan pola-pola yang sama. Peningkatan setiap tahunnya kurang lebih 10% atau lebih ekstrem untuk daging sapi 17% pertahun dan ungags 5% pertahun, telur ayam ras 7% pertahun. maka dari itu kita harus meyakinkan mengajak masyarakat untuk tidak terlalu panik dalam menghadapi hal tersebut menjelang hari raya karena justru kepanikan ini dapat dimanfaatkan oleh spekulasi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi” tuturnya.

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin sangat mendukung dan menyetujui kegiatan yang dilakukan oleh PERSEPSI dan memfasilitasi kegiatan ini dengan sangat baik. Lellah Rahim, juga sangat berterima kasih terhadap antusiasme para peserta terkait webinar ini.

“Saya kira ini suatu hal yang baik sekali dimana tentunya tinggal beberapa hari lagi kita akan memasuki bulan Ramadhan yang memang secara umum setiap tahunnya terjadi adanya perubahan-perubahan harga bahkan ketersediaan sehingga saya kira acara persepsi yang dilakukan hari ini merupakan hal yang positif sekali untuk sama-sama melihat bagaimana kestabilan harga dan ketersediaan agar bisa dikontrol baik dikalangan Indonesia Timur maupun skala nasional” ucap Lellah Rahim

Lellah Rahim menambahkan, kami mengucapkan terima kasih atas atas kerjasama dengan PERSEPSI terkait webinar nasional yang akan dilakukan pada hari ini, terima kasih juga kepada para narasumber, pengurus persepsi dan partisipan yang hadir pada webinar hari ini.

Perhimpunan Ilmuan Sosial Ekonomi Peternakan Komda Sulawesi Selatan dan Barat (PERSEPSI) menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai latar belakang. Narasumber yang hadir yakni Budi Cahyanto selaku Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog, Musbar Mesdi selaku Presiden Forum Think Tank Peternak Layer Nasional dan Suhandri selaku Sekjen Asosiasi Importir Daging Indonesia. Webinar ini dipandu langsung oleh Prof. Dr. Ir. Ahmad Ramadhan Siregar, M.S selaku moderator.

Materi pertama yang dibawakan oleh Budi Cahyanto selaku Kepala Divisi Pengadaan Komoditi Perum Bulog mengenai Stabilisasi Harga dan Ketersediaan Komoditas Daging Dan Telur Menjelang HBKN karena adanya 3 pilar utama dalam mempertahankan ketahanan pangan. Tidak semua produk pangan bisa diproduksi sendiri sehingga impor bukan sesuatu yang harus dilakukan tetapi menjadi akses.

“Bulog memiliki 1 tugas yang tidak mudah yaitu bagaimana upayanya menjaga 3 pilar ketahanan pangan yang terkait bagaimana penyediaan bahan pangan pokok, bagaimana menjaga keterjangkauan, keterkaitan dengan harga dan stabilisasi harga-harga pangan baik ditingkat produsen maupun konsumen” ujarnya.

Sementara itu Musbar Mesdi selaku Presiden Forum Think Tank Peternak Layer Nasional mengenai Stabilisasi Harga Dan Ketersediaan Daging, Telur Dan Ayam Jelang HBKN 2022 karena berkaitan dengan impor pangan.

“Stabilitas harga yang menjadi acuan pemerintah sampai sekarang ini adalah Permendag 07 Tahun 2020 padahal harga onfarm berdasarkan Permendag 07 Tahun 2020, harga pakan yang paling berkontribusi ialah biaya budidaya ditingkat peternak maupun koorperasi. Dan yang menjadi pusat perhatian pemerintah ialah harga pasar nya, akan tetapi pemerintah juga jangan melupakan bahwa dalam perlindungan kepentingan masyarakat dibelakangnya itu ada duka nestapa dari para pelaku usaha” ujarnya.

Suhandri selaku Sekjen Asosiasi Importir Daging Indonesia mengenai sumber daging, harga, pola distribusi, ketersediaan dan pemasukan.

“Untuk indonesia sendiri, untuk menentukan apakah kita melakukan pemasukan dari sumber lain dan melakukan importasi itu berdasarkan kebutuhan nasional yang kita tetapkan setiap tahun. Untuk tahun 2022 ini kita menetapkan perkapita 2,57 kg dengan jumlah penduduk sekitar 272 juta jadi kurang lebih ada 700 ribu ton, kemudian berdasarkan ketetapan kita punya stok pekerjaan daripada lokal sekitar 95 ribu ton jadi selebihnya akan dilakukan pemasukan berdasarkan pemasukan sumber lain seperti importir daging, dan BUMN untuk produk daging kriteria tertentu. Yang utama dari kemajuan peternakan Indonesia ialah dari sumber lokal dulu bukan sumber pemasukan lain”ujarnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT