Beranda Lensa Penyaluran Bantuan Beasiswa 1,3 Milyar dari Pemda Maros Diduga Diwarnai Kecurangan

Penyaluran Bantuan Beasiswa 1,3 Milyar dari Pemda Maros Diduga Diwarnai Kecurangan

0

MataKita.co, Maros – Sejak bulan ramadhan tepatnya (19/04/2022) Pemerintah Daerah Kabupaten Maros mengucurkan anggaran bantuan pendidikan senilai 1,3 Milyar untuk mahasiswa Kabupaten Maros.

Bantuan itu disalurkan melalui Pimpinan Pusat (PP) Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPPMI) Kabupaten Maros yang diterima secara simbolis Ketua Umum PP HPPMI Maros, Athillah Naufal Ikram,S.E.

Sejalan dengan anggaran bantuan pendidikan itu, salah seorang kader Pengurus Organisasi Daerah HPPMI Komisariat Turikale. Qadarusman mengaku curiga karena adanya indikasi oknum yang bermain curang.

Kepada awak media saat dikonfirmasi via WhatsApp, Qadarusman membenarkan hal ini.

Dirinya mengungkapkan, beberapa gambar telah tersebar pada platform media sosial yang menunjukkan seseorang telah mendapatkan bantuan beasiswa, namun diketahui, orang yang dimaksud telah berstatus sarjana. Kata Qadarusman. Jum’at (29/4/2022)

“Ini hal adalah persoalan yang kurang wajar, apalagi bantuan yang disalurkan oleh pemerintah daerah ini merupakan upaya untuk mengurangi beban orang tua para mahasiswa,  tapi nyatanya ada saja oknum yang bermain” pungkas Qadarusman yang juga kader Himpunan Mahasiswa Islam itu.

“Ini bisa saja menjadi bukti agar orang berasumsi jikalau ada oknum yang sengaja meloloskan atau memang tim-tim yang melakukan verifikasi data yang kurang becus” tegasnya.

Selain itu, Qadarusman menerangkan, Ini bantuan pemda untuk mahasiswa. Tapi kenapa yang sudah sarjana juga bisa mendapatkan bantuan. Saya curiga masih banyak yang sebenarnya tidak bisa lolos verifikasi tapi tetap diloloskan. Padahal persyaratan untuk pengurusan sangat ketat. Minimal aktif kuliah dan batas semester adalah semester 8,” lanjut Ketua bidang Humas HPPMI Turikale itu.

“Kami berharap Pemda dan Dinas terkait secepanta agar mengevaluasi kinerja para tim verifikasi. Kasihan mereka yang seharusnya dapat bantuan beasiswa, tapi ini malah tidak dapat karena bisa saja faktor ada orang orang dalam, padahal mereka pasti telah bersusah payah mengurus setiap persyaratannya. Beber Qadarusman.

Diwaktu terpisah, Wahyu Adira. Ketua HPPMI Komisariat Universitas Muslim Indonesia. Dalam unggahan status instagram pribadinya. Ia menyanyangkan kejadian tersebut. Pada postingannya ia mengecam dan merasa keberatan karena salah seorang kadernya telah diviralkan diberbagai grup WhatsApp.

“Kami selaku pengurus HPPMI Komisariat UMI merasa keberatan atas pencatutan nama salah seorang yang dimana telah diviralkan, atas tuduhan dan pemalsuan data terkait penerimaan beasiswa” imbuh Wahyu Adira.

“Apabila tuduhan itu benar kami siap menerima konsekuensi sesuai aturan yang berlaku, akan tetapi apabila tuduhan tersebut tidak benar maka kami akan menempuh upaya hukum statment (oknum) tentang tuduhan tersebut”. Katanya akun instagram @setiawanwahyuadira

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT