Beranda Kampus HPDKI, Pemprov Sulsel dan Fakultas Peternakan Unhas Gelar Webinar Nasional Bahas Penyakit...

HPDKI, Pemprov Sulsel dan Fakultas Peternakan Unhas Gelar Webinar Nasional Bahas Penyakit Mulut dan Kuku Hewan

0

MataKita.co, Makassar – Center Of Livestock Innovation Fakultas Peternakan Unhas  melakukan Webinar Nasional dengan tema “Sosialisasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Biosekuriti dan Pelaporan Penyakit di Sulawesi Selatan” yang dibuka langsung via virtual zoom meeting oleh Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Webinar Nasional yang diadakan oleh DPD Himpunan Peternak Domba dan Kambing ndonesia (HPDKI) Sulawesi Selatan (Sulsel) bekerja sama dengan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin (Unhas) dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan yang disambut antusias oleh berbagai kalangan baik dari para akademisi, pelaku usaha, mahasiswa maupun masyarakat.

Kegiatan webinar ini merupakan hal yang sangat penting dilihat dari semakin maraknya penyakit mulut dan kuku yang sudah hampir masuk ke Provinsi Sulawesi Selatan.

“Saya kira ini suatu hal yang sangat penting sekali kita lakukan di mana tentunya sekarang ini lagi viral terkait dengan penyakit mulut dan kuku di berbagai provinsi mulai dari Jawa Timur, Jawa Barat, NTT dan NTB karena itu kita perlu pencegahan lebih awal dan walaupun sebetulnya kita sudah mulai melakukan koordinasi untuk berbagai instansi yang terkait untuk melakukan pencegahan terkait hal ini karena sesuatu hal yang kita lakukan kepada seluruh stakeholder dalam waktu singkat dan bisa menyebar ke berbagai tempat karena ini tentunya dampaknya akan sangat merugikan bagi bidang peternakan khususnya masyarakat peternak di seluruh Indonesia” ucap Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng juga sangat mengapresiasi kegiatan ini.

“Saya sebagai pimpinan dan secara pribadi saya sangat mengapresiasi kepada narasumber kami bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si atas waktunya memberikan materi pada hari ini dan juga kepada Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan bapak Ir. Taufiq, S.Pt., M.Si., IPU dan moderator Drh. Nurlina Saking, M.Kes.,MH dan terima kasih banyak kepada kepala CLI dan juga sekaligus ketua HPDKI yang telah melakukan inisisasi sehinggga webinar nasional hari ini bisa kita lakukan” lanjut Lellah rahim

Center Of Livestock Innovation Fakultas Peternakan Unhas menghadirkan beberapa narasumber dari berbagai latar belakang. Kegiatan ini menghadirkan bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedik kepala Devisi Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB dan Ir. Taufiq S.Pt., M.Si., IPU selaku Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Webinar ini dipandu langsung oleh Ibu Kepala UPT Pembibitan Ternak dan HPT SulSel dan Bendahara HPDKI, ibu Drh. Nurlina Saking, M.Kes., NH selaku moderator.

Materi pertama dibawakan oleh bapak Ir. Taufiq S.Pt., M.Si., IPU selaku Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menyatakan bahwa perlunya antisipasi penyakit mulut dan kuku di Sulawesi Selatan menjelang Idul Adha, karena di Indonesia sudah ada beberapa provinsi yang terkontaminasi penyakit mulut dan kuku dan terkhusus pulau Sulawesi masih dinyatakan bebas dari penyakit tersebut.

“Menjelang Idul Adha artinya perlu kita antisipasi di Sulawesi selatan khususnya, karena di Indonesia sudah ada beberapa provinsi yang terkontaminasi penyakit mulut dan kuku mulai dari Aceh, Jawa Timur, Jawa Barat, NTB khususnya pulau Lombok dan khusus pulau Sulawesi masih dinyatakan bebas dari PMK” ucap Ir. Taufiq S.Pt., M.Si., IPU selaku Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.

“Implementasi prinsip dasarnya adalah yang pertama, kita harus cos badan tinggi untuk mencegah dan menghentikan proses masuknya infeksi virus melalui tindakan karangtina dan pemeriksaan ketat dari perluasan lalu lintas ternak yang merupakan peran semua kalangan. Yang kedua, apabila ditemukan kasus penyakit mulut dan kuku maka harus dhilangkan sumber infeksinya dengan memisahkan hewan yang tertular dan yang terpapar. Yang ketiga adalah menghilangkan virus penyakit mulu dan kuku dengan rekonseminasi kandang, peralatan dan yang lainnya dengan disemprotkan disenfektan, dan untuk membentuk kekebalan pada hewan dengan cara vaksinasi. Langkah-langkah yang harus secepatnya dilakukan adalah melakukan penghentian penyebaran infeksi virus melalui tindakan karangtina dan melakukan pemberantasan secara merata dengan lalu lintas ternak antara pulau, provinsi dan perbatasan daerah dengan berkoordinasi dengan seluruh stakeholder. Kemudian melakukan analisa resiko bahayanya penyakit mulut dan kuku di Sulawesi selatan dan standar operasi prosedur yang terkait kualitas ternak diprovinsi Sulawesi selatan” lanjut Taufiq

Materi kedua yang dibawakan Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedik kepala Devisi Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang menyatakan bahwa penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang sudah banyak tersebar didunia yang kali pertama dilaporkan sekitar tahun 1881 dan di Indonesia sekitar 1887 dan pada tahun 1986 pemerintah RI sudah mendeklarasikan kita bebas dan pada tahun 1990 badan kesehatan Hewan Dunia memberikan takjud sebagai negara bebas PMK tanpa vaksinasi.

“Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang sudah banyak tersebar didunia yang kali pertama dilaporkan sekitar tahun 1881 dan di Indonesia sekitar 1887 dan pada tahun 1986 pemerintah RI sudah mendeklarasikan kita bebas dan pada tahun 1990 badan kesehatan Hewan Dunia memberikan takjud sebagai negara bebas PMK tanpa vaksinasi. PMK ini disebabkan oleh virus yang sangat menular antara hewan dan penularannya banyak melalui berbagai cara, salah satunya dengan kontak antara hewan sakit dengan hewan sakit, antara bahan-bahan dari hewan yang sakit kepada peralatan, kepada orang, dan juga virus ini menyebar melalui angin dan dilaporkan bisa sampai 10 km, dan jika kita tidak membersihkan lingkungan kita maka dia akan bertahan di dalam kandang sampai 1 bulan dan itu masih sangat potensial untuk menularkan hewan lain” ucap Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedik kepala Devisi Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB

“Kebetulan kalau di sini kebanyakan dalam peternak domba dan kambing, untuk kambing dan domba gejala yang muncul itu tidak separah seperti di sapi artinya sangat jarang memunculkan gejala atau tanda-tanda kalaupun ada tidak sehebat di sapi potong tetapi kambing dan domba yang terinfeksi itu menjadi sumber penularan,  artinya kambing dan domba yang diutus sebagai pembawa virus untuk ke lingkungan dan hewan lain” Lanjut Denny

Selain menghadirkan pemateri-pemateri hebat, Center Of Livestock Innovation Fakultas Peternakan Unhas juga menghadirkan beberapa pembicara hebat pada closing statement beberapa diantaranya dari bapak Dr. drh. Denny Widaya Lukman, M.Si selaku Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedik kepala Devisi Kesmavet Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang menyatakan bahwa untuk para peternak harus meningkatkan silaturahminya agar bisa menangani lebih dini berbagai masalah di bidang peternakan dan melibatkan semua pihak.

“Ini ditujukan terutama kepada para peternak yang memiliki kambing, domba, sapid an kerbau untuk sama-sama kita menjaga Sulawesi bebas PMK. Jadi tolong ditingkatkan silaturahminya dan kalau memungkinkan HPDKI ini membuat whatsapp grup sehingga lebih dini kalau ada masalah di kandangnya dan itu kalau bisa juga melibatkan teman-teman dari dinas termasuk juga dari perhimpunan dokter hewan, dari asosiasi bahkan dari fakultas-fakultas peternakan dan kedokteran hewan supaya kita bersama-sama perangi daripada diperangi oleh peternak atau hanya dinas peternakan tidak akan tuntas. Jadi apa yang disampaikan oleh pak dokter bahwa ini adalah masalah kita bersama terutama pada insan peternakan tapi jangan sampai kita membuat kepanikan kepada masyarakat secara umum yang tidak ada kaitannya dengan ternak hidup tetapi dengan produk hewan” Ujarnya

Closing statement dari bapak Ir. Taufiq S.Pt., M.Si., IPU selaku Plt. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan.menyatakan beberapa hal terkait bagaimana pencegahan yang dilakukan untuk mengantisipasi penyakit mulut dan kuku.

“Yang bisa saya sampaikan yang pertama bahwa surat edaran yang sudah kami sampaikan ke kabupaten/kota itu perlu dijalankan dan dipedomani karena itu berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten dan juga termasuk tempat karangtina sudah ada edarannya yang sudah disatukan menjadi satu bagian penanganan PMK di Sulawesi Selatan. Yang kedua, masalah kita akan tetap melakukan koordinasi mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, perguruan tinggi dan pelaku usaha terkait masalah penyakit mulut dan kuku. Yang ketiga, bagaimana meningkatkan/sosialisasi terkait PMK ini kepada pelaku usaha dan masyarakat, dan juga pentingnya untuk saling menjaga terkait penyakit ini. Yang ke empat, terkait perluasan lalu lintas ternak mengacu pada SOP yang telah disepakati. Masalah persediaan hewan qurban, kita mengacu kepada pedoman-pedoman yang di terbitkan oleh pusat dan ditindaklanjuti bagaimana arahan dari pusat. Kemudian keterlibatan stakeholder yang nantinya akan di adakan satgas untuk waspada PMK di wilayah Sulawesi Selatan” ujarnya

Closing statement dari bapak Dr. Syahdar Baba, S.Pt., M.Si selaku ketua HPDKI menyatakan bahwa hari ini kita mendapat cobaan yang tentunya tidak ringan dan tentunya membutuhkan effort yang besar bersama-sama dalam melawan PMK.

“Terkhusus kepada semua peternak ayo semangat dan jangan kendor karena bagaimanapun ini merupakan tanggung jawab bersama bukan tanggung jawab perorangan dan kita tidak perlu lagi saling menyalahkan, yang perlu dicari itu adalah sumbernya, antipasinya, kemudian harapannya. Harapan-harapan ini harus selalu kita bangun karena kalau tidak maka bagaimana peternakan kita akan bangkit. Hari ini kita mendapat cobaan yang tentunya tidak ringan dan tentunya membutuhkan effort yang besar bersama-sama dan insyaallah kami dari HPDKI maupun dari Center Of Livestock Innovation Fakultas Peternakan akan terus berkontribusi dan berusaha untuk memberi masukan-masukan maupun tindakan-tindakan prepektif untuk kita lakukan membantu pak Taufiq dan teman-teman yang lain” ujarnya

“Insyaallah kita akan lanjutkan dengan kegiatan-kegiatan berikutnya termasuk yang webinar-webinar ini akan kita rutinkan sampai betul-betul kita bias mendapatkan awardness dan kepedulian yang sangat tinggi terhadap kegiatan ini” lanjutnya

Closing statement dari bapak Prof. Dr. Ir. Lellah Rahim, M.Sc.,IPU.,ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin sekaligus menutup kegiatan webinar dengan harapan semua stakeholder dapat berkolaborasi mengenai pencegahan PMK ini.

“Mari kita sama-sama berkolaborasi, saya sebagai pimpinan fakultas dan kebetulan sebagai tenaga ahli pembangunan provinsi Sulawesi Selatan, makanya jauh-jauh sebelumnya saya sudah berkoordinasi dengan pak Kadis kalau bisa secepatnya ditutup lubang-lubang yang akan masuk ke Sulawesi selatan dan insyaallah besok kami akan melakukan pertemuan dengan semua stakeholder dan semua instansi yang terkait sehingga peternak di Sulawesi Selatan bisa aman, tapi tentunya itu tidak cukup kalau peternak baik itu dari HPDKI, dari peternak sapi seluruh Indonesia, dan seluruh peternak di sulawesi selatan tidak berkolaborasi dengan kami. Karena kita harus bersama-sama menjaga, melindungi apa yang ada di Sulawesi Selatan ini agar tidak terkontaminasi. Dan kami di fakultas peternakan sudah menutup sementara untuk pengunjung masuk ke fakultas peternakan baik dikandang rusa maupun di kandang ternak sapi, jadi ini salah satu sifat kehati-hatian dari kami. Dan saya sangat mengapresiasi dari narasumber pada hari ini yang telah memberikan kita pencerahan, mari kita implementasikan semua mulai dari diri kita masing-masing” ujarnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT