MataKita.co, Gorontalo – Sebagai mahasiswa, kita seringkali merasa kewalahan dengan tuntutan akademik dan aktivitas lainnya. Namun, kisah inspiratif dari Indriani Gazali seorang mahasiswi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) menunjukkan bahwa dengan manajemen waktu yang baik, semangat yang kuat dan dukungan orang-orang sekitar, kita bisa menghadapi semua tantangan dengan baik.
Mungkin cukup berat menjalankan peran sebagai ibu sekaligus mahasiswa. Tapi, meski berat pengalaman ini akan jadi pengalaman yang sangat berharga dan membanggakan, Indriani Gazali, seorang mahasiswa sastra Arab yang memiliki peran ganda sebagai istri dan ibu dari empat anak kecil, adalah contoh nyata dari perempuan yang tangguh dan berprestasi. Ia telah mengukir beragam macam prestasi yang mengagumkan selama menjadi mahasiswi.
Diantara prestasinya adalah menjadi juara 1 dalam lomba mushabaqah tilawatil qur’an di lingkungan Universitas Muhammadiyah Gorontalo, hingga meraih juara 1 dalam lomba musikalisasi puisi dalam Festival Bahasa.
Selain itu, Indriani juga aktif dalam organisasi kampus sebagai Ketua Forum Literasi Sastra Arab dan Ketua Divisi Minat dan Bakat Himpunan Mahasiswa Sastra Arab. Ia bahkan telah merilis sebuah prosa yang berjudul “Perempuan Tua dalam Cermin yang Indah” yang telah dibukukan dalam sebuah antologi oleh Forum Menulis di Jawa. Tidak hanya itu, Indriani juga sedang sibuk menulis novel pertamanya yang berjudul “Merdeka Tanpa Pria” yang rencananya akan dirilis dalam waktu dekat. Selain aktif di dunia sastra, Indriani juga menjadi owner dalam lembaga pendidikan Bahasa Arab yang bernama “Gazali Home Course”.
Indriani Gazali adalah bukti nyata bahwa seorang ibu dan istri mampu menyeimbangkan peran-perannya dan tetap sukses dalam mengejar cita-citanya. Prestasi dan kerja keras yang telah diraihnya seharusnya dapat menginspirasi banyak orang, khususnya para mahasiswa dan perempuan yang ingin mengejar karir di bidang yang mereka minati. Indri telah menunjukkan bahwa dengan tekad dan kerja keras, segala sesuatunya pasti dapat dicapai.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh tim Humas UMGO, Indriani Gazali memberikan pesan kepada para mahasiswa bahwa keberhasilan bisa diraih oleh siapa saja, asalkan kita memiliki tekad yang kuat dan tidak mudah menyerah. Bagaimanapun, keberhasilan yang diraih dengan perjuangan yang keras tentu memiliki rasa manis yang tak tergantikan.
“menjalankan ketiga peran tersebut memang bukan hal yang mudah. Namun, dukungan dari orang-orang terdekat sangat membantu saya dalam menjalani semuanya. Sebagai seorang istri, saya harus menyusun jadwal agar kegiatan besok terencana dengan baik. Selain itu, di pagi hari saya harus mempersiapkan bekal suami sebelum bekerja dan sarapan bersama sebelum jam 10 pagi, karena di jam 10 pagi saya sudah harus berangkat ke kampus untuk mengikuti kelas pagi.”
Dari wawancaranya ia mengatakan bahwa ia memiliki rutinitas harian yang sangat padat. Sebelum pergi ke kampus, ia harus menitipkan 2 anak kecilnya ke rumah nenek mereka dan juga mengantar 2 anaknya yang lain ke sekolah. Setelah kuliah selesai di jam 2 siang, ia akan menjemput 2 anak kecilnya dan pergi ke rumah kursus untuk mengajar. Sambil menunggu santri, Indriani akan menghabiskan waktu bersama anak-anaknya, mengasuh dan bermain bersama mereka.
“Rata-rata jam kuliah saya selesai di jam 2 siang jika dimulai dipagi hari jadi ada 2 mata kuliah setiap harinya. Jam 4 sore, saya memulai pembelajaran bersama santri dan saya akan kembali setelah mengajar dijemput suami setelah sholat maghrib. Setelah anak-anak beristirahat di pukul 10 malam, saya akan menghabiskan waktu hingga pukul 12.00 untuk mempelajari materi kuliah yang telah diajarkan di kampus atau mengerjakan tugas-tugas dari kampus. Di pagi hari, saya bangun lebih awal, yaitu pukul 4 pagi, untuk belajar terlebih dahulu sebelum aktivitas sebagai istri dan ibu.” Jelasnya
Meskipun menjalankan peran ganda sebagai ibu dan mahasiswa, Indriani tetap mampu mengatur waktu dan memprioritaskan tugas-tugasnya dengan baik. Ia bahkan rela bangun lebih awal pada pukul 4 pagi untuk belajar sebelum melakukan aktivitas sebagai istri dan ibu. Di samping itu, dukungan dari orang-orang di sekitarnya juga sangat penting bagi Indriani dalam menghadapi semua tugas yang ada.
“Dukungan dan doa dari orang-orang terdekat pun tidak boleh diabaikan, karena mereka dapat memberikan motivasi dan dukungan yang sangat berarti dalam perjalanan kita sebagai mahasiswa,” tandansya.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa, kita dapat mengambil inspirasi dari kisah Indriani Gazali dan berusaha untuk mengatur waktu dengan baik, menjaga semangat dan terus belajar untuk mencapai prestasi yang diinginkan.