Matakita.co, Makassar- Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin gelar kuliah umum yang bertajuk “Geopolitics and Drug Trafficking Overview”. Kegiatan dilaksanakan secara luring di Gedung Baruga Baharuddin Lopa Fakultas Hukum Unhas pada Kamis 26 September 2024.
Pada kesempatan itu, hadir selaku narasumber yakni Brigjen Pol Dr. Drs. Guruh Achmad Fadiyanto, M.H. yang juga merupakan Plt. Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika R.I. Ia menyampaikan kuliah umum dengan memaparkan secara gamblang mengenai situasi geopolitik dunia dan penyelundupan narkotika.
Kuliah umum dibuka oleh Dekan Fakultas Hukum Unhas, Prof. Dr. Hamzah Halim, S.H., M.H., M.A.P. di mana dalam sambutannya ia menyampaikan pentingnya kuliah umum itu diadakan karena relevan dengan situasional geopolitik dunia pada hari ini.
“Maraknya peredaran narkotika dengan metode penyelundupan menjadi penting untuk kita bahas bersama. Tidak hanya pada forum non formal melainkan juga pada forum sakral seperti kuliah umum yang kita sedang laksanakan saat ini. Hadirnya narasumber dari BNN R.I. diharapkan bisa memberi banyak informasi kepada mahasiswa FH Unhas terkait bagaimana situasi dunia internasional saat ini dan konsep pencegahan peredaran narkotika secara nasional. Mengingat Indonesia sampai saat ini masih sering terjadi peredaran gelap narkotika. Bahkan peredaran narkotika bisa merambat ke seluruh elemen masyarakat, baik yang memiliki ekonomi menengah ke bawah, maupun ekonomi menengah ke atas.” Ucapnya.
Pada pemaparan yang disampaikan oleh Guruh, ia mengemukakan bahwasanya perang yang terjadi di timur tengah pada akhir-akhir ini sangat memengaruhi peredaran gelap narkotika maupun senjata.
“Perang antara Israel dan Palestina memicu meningkatnya kasus penyelundupan senjata dan narkotika dari Yordania dan Mesir ke Israel tahun 2022. Selain itu, perang itu juga menimbulkan masalah sosial dan keamanan publik di Israel. Jalur penyelundupan terjadi di wilayah perbatasan selatan Israel dengan Mesir”, ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan bahwasanya pada tahun 2022 negara yang memproduksi narkotika dengan titik tertinggi dilakukan di Afghanistan.
“Pasar metamfetamin yang diproduksi di Afghanistan memperluas wilayahnya ke Asia Barat Daya dan sekitarnya. Pasar metamfetamin terus berkembang di Asia Tenggara. Selain itu, menurut data yang ada bahwa Asia Barat Daya merupakan salah satu negara dengan tingkat prevalensi penggunaan opioid tertinggi dan pengguna narkotika jarum suntik yang hidup dengan HIV. Untuk itu, BNN mencanangkan strategi dalam upaya menghadapi isu drug trafficking yaitu dengan penguatan kolaborasi, penguatan intelijen, penguatan wilayah pesisir dan perbatasan negara, penguatan kerja sama dengan negara perbatasan, serta tematik dan iconic”, tuturnya.
Jumlah peserta yang hadir pada kuliah umum tersebut kurang lebih 300 orang yang terdiri dari kalangan mahasiswa maupun Dosen FH Unhas.