Matakita.co, Makassar- Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) mengusulkan serangkaian solusi terpadu untuk mengatasi dampak perubahan iklim dalam konteks pertanian.
Kegiatan ini dipusatkan di Moncongloe Kabupaten Maros sebagai lahan yang dianggap sesuai dengan ciri khas dan kebutuhan program Galung Mawang atau padi apung.
Diketahui bahwa, kehadiran Inovasi Galung mawang atau padi apung tersebut berhasil menorehkan prestasi dan mengharumkan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam kompetisi nasional abdi daya Ormawa pada tanggal 09 November 2024 di Universitas Udayana Bali.
Berikut pokok-pokok inovasi yang diterapkan di Desa Moncongloe yaitu:
Pertama: “Pengenalan teknik budidaya padi apung”; Program ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada petani dan masyarakat tentang konsep dan manfaat dari budidaya padi apung. Kegiatan ini meliputi penyampaian informasi mengenai karakteristik, manfaat padi apung, dan potensi ketahanan pangan yang dimiliki oleh padi apung.
Kedua: “Pengimplementasian teknik budidaya padi apung”; Bentuk kegiatan ini mencakup langkah-langkah konkret untuk menerapkan teknik budidaya padi apung di persawahan Desa Moncongloe. Hal ini melibatkan pelatihan petani dalam hal persiapan lahan, penanaman bibit, perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit, serta panen dan pasca-panen padi apung.
Ketiga: “Pembentukan Kelompok Masyarakat Sinergi (KEMASI)”; Subprogram ini berfokus terhadap pembentukan kelompok masyarakat yang memfasilitasi kerjasama antar petani dalam menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan, termasuk budidaya padi apung. Lembaga ini dapat membantu dalam koordinasi kegiatan pertanian, berbagi pengetahuan dan pengalaman, serta mengakses sumber daya secara efisien untuk meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan
Keempat: “Rekomendasi kebijakan kepada pemerintah desa”; Subprogram ini bertujuan untuk mempengaruhi kebijakan di tingkat desa agar lebih mendukung upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dalam konteks pertanian, termasuk penerapan praktik budidaya padi apung. Hal Ini dapat melibatkan dialog, advokasi, atau pembentukan kebijakan lokal yang memperhatikan kebutuhan petani dan aspek lingkungan.
Sementara itu, Pendamping Tim PPK Ormawa Muhammad Adnan Kasogi menyampaikan kepada awak media bahwa dirinya berharap agar supaya program ini dapat meningkatkan ketahanan pangan di Moncongloe dan terus berdampak ke desa-desa lainnya. Ucap Adnan, Selasa (12/11/2024)
“Diharapkan Program yang telah berjalan saat ini dpt meningkatkan ketahanan pangan d desa moncongloe terus berlanjut, serta terus berdampak dengan desa-desa lainnya, hingga ke seluruh wilayah di Kabupaten Maros yang memiliki permasalahan lahan yang ada genangan air yang sulit surut”. jelasnya
Lebih lanjut dirinya Mendorong para mahasiswa terus mengasa “indera” pemberdayaan berbasis kebutuhan. “Semoga dengan adanya capaian ini, bisa banyak membantu mahasiswa-mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan idenya menjadi sebuah aksi yang terukur di masyarakat”. tambah Adnan demikian sapaannya.
Kita tahu bahwa ini berawal dari permasalahan di wilayah Moncongloe yang memiliki permasalahan banjir yang berdampak pada aspek pertanian. Terdapat lahan-lahan memiliki genangan yang dianggap tidak produktif dan tidak bisa digunakan lagi untuk menanam. kata Adnan
Pada akhirnya permasalahan tersebut kita diskusikan bersama mahasiswa-mahasiswa untuk menemukan jalan keluar dari permasalahan tersebut. Hasil diskusi tersebut menemukan sebuah ide padi apung yang dianggap telah berhasil diterapkan di Kalimantan Selatan. Jadi harapannya kita mau adopsi keberhasilan itu di Kabupaten Maros. Papar Adnan yang juga akademisi Sosiologi Unhas itu. (**)