MataKita.co, Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Gelombang 113 Universitas Hasanuddin (Unhas) mengadakan Sosialisasi Pembuatan dan Pengaplikasian Bioherbisida di Desa Bonto Bunga, Kecamatan Moncongloe, Kabupaten Maros, pada 10 Januari 2025.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya petani, mengenai cara membuat dan mengaplikasikan bioherbisida berbahan alami guna mendukung pertanian berkelanjutan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Bonto Bunga, perangkat desa, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), serta Ibu-Ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Bonto Bunga. Kehadiran para petani dan masyarakat umum dalam kegiatan ini menunjukkan tingginya antusiasme terhadap inovasi pertanian berbasis
organik.
Kepala Dusun Bonto Bunga dan Kepala Dusun Manjalling menyampaikan bahwa para petani sering menghadapi kendala dalam mengendalikan hama dan gulma yang mengganggu tanaman mereka. Oleh karena itu, pemanfaatan bioherbisida berbahan organik diharapkan menjadi solusi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan herbisida kimia yang dapat merusak kesuburan tanah dan mencemari lingkungan.
Pada kegiatan ini mahasiswa KKNT memberikan penjelasan mengenai manfaat, bahan baku, serta cara pembuatan bioherbisida. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan bioherbisida ini meliputi air kelapa, bawang putih, ragi tape, dan EM4. Selama kegiatan, mahasiswa juga melakukan demonstrasi langsung cara mencampur bahan-bahan tersebut hingga menjadi bioherbisida yang siap digunakan.
Salah satu peserta, Bapak Anas, menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini.
“Program kerja ini sangat bagus karena menggunakan bahan organik yang mudah didapat. Selain itu, proses pembuatannya juga praktis, sehingga kami sebagai warga bisa membuatnya sendiri di rumah,” ujarnya.
Gita Fadia Salsabila, selaku penanggung jawab kegiatan, berharap agar para petani dapat menerapkan teknologi ini dalam aktivitas pertanian mereka.
“Kami berharap masyarakat dapat mengadopsi bioherbisida ini sebagai alternatif dalam mengendalikan gulma. Selain ramah lingkungan, penggunaan bioherbisida juga lebih hemat biaya dibandingkan bioherbisida kimia,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKNT Unhas berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung pertanian berkelanjutan di Desa Bonto Bunga. Ke depannya, masyarakat diharapkan semakin terbiasa menggunakan metode alami dalam pertanian untuk menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan hasil panen yang sehat dan aman dikonsumsi.