MataKita.co, Gorontalo — “Ketika saya ditugasi jadi rektor, saya bawa slogan: membangun dari depan. Dulu kampus unggulan itu lokasinya di dalam, dan sekarang yang di depan jalan protokol ada gedung kedokteran yang akan segera diresmikan,” ujar Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, M.Pd.,
Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO), dalam perbincangannya bersama Aldi Ponge, Manager Konten Tribun Gorontalo, di program Tribun Podcast.
Dalam suasana santai namun penuh refleksi, Prof. Kadim membuka lembaran kisah perjuangannya yang tidak biasa. Dari seorang pemuda pemalu menjadi pemimpin petarung yang tak gentar membawa perubahan besar di dunia pendidikan. “Saya dulu pemalu sekali. Tapi saya belajar dari Muhammadiyah sejak di IPM, IMM. Semua pengalaman itu saya tuangkan dalam buku saya: ‘Sang Pemalu Menjadi Sang Petarung’, agar bisa jadi inspirasi bagi generasi muda,”ungkapnya.
Dari Cita-cita Hakim, Menuju Panggung Kepemimpinan
Prof. Kadim pernah bermimpi menjadi hakim, namun terkendala biaya. Ia kemudian memantapkan langkah menjadi guru dengan tekad kuat untuk suatu saat menjadi kepala sekolah, pengawas, bahkan kepala dinas. Kini, sebagai rektor UMGO, ia tak hanya mengelola kampus, tapi juga membangun peradaban baru dari Gorontalo. Menjabat sebagai dosen di Universitas Negeri Gorontalo (UNG), ia diberi kepercayaan untuk memimpin UMGO.
“Saya masih dosen UNG, tapi direstui rektor untuk menerima amanah di UMGO. Bagi saya ini bentuk kolaborasi, bukan kompetisi,” pungkasnya.
Menjadikan UMGO sebagai Kampus Unggulan Muhammadiyah
UMGO bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi bagian dari amal usaha Muhammadiyah yang menjadi perpanjangan misi dakwah.
“Kampus Muhammadiyah adalah amanah persyarikatan. PWM punya peran penting dalam menetapkan dan mengawasi rektorat. Ini bagian dari dakwah yang konkret.”
Sebagai pemimpin, Prof. Kadim dikenal penuh momentum. Ia membuktikan kapasitasnya dengan menghadirkan Fakultas Kedokteran di UMGO—satu lompatan besar yang menjadikan kampus ini diperhitungkan di kawasan Indonesia Timur. “Saya awalnya tak terlalu berpikir membuka kedoktetan. Tapi ketika ada momentum, saya kejar. Saat ini, Indonesia Timur sangat kekurangan dokter. Maka kami hadir menjawab kebutuhan itu,” tambahnya.
Program Berasrama: Menyiapkan Generasi ‘Serambi Madinah’
UMGO juga menerapkan program berasrama, namun dengan pendekatan khas. “Kami ingin menyiapkan generasi yang sukses: imannya kuat, ilmunya tinggi, akhlaknya baik, dan punya soft skill. Ini bukan pesantren, anak-anak tetap bebas tapi dengan program pembinaan karakter,”cetus Kadim.
Tagline-nya jelas: “Sukses Berawal dari Iman dan Ilmu kemudian Akhlak Baik dan Soft Skill nya Hebat.” UMGO mengartikan sukses sebagai perpaduan iman, ilmu, akhlak, dan jejaring sosial yang kuat.
Menuju Kampus ‘Excelent University’ dan Lompatan Akademik 2026
UMGO tengah bersiap menuju transformasi menjadi Kampus Excelent University. Fasilitas terus diperkuat, SDM ditingkatkan, dan target akademik disusun strategis. “Tahun 2026, kami mulai memasuki tahap baru. Tahun 2027 kami targetkan lahir dua guru besar, dan 2028 minimal 10. Saat ini kami sudah menyiapkan banyak dosen S3.”
Menyambut Milad ke-17 dengan Semangat Membumi
Menjelang Milad ke-17 pada 11 Juni 2025, UMGO menyiapkan berbagai kegiatan seperti wisuda, seminar internasional tentang lingkungan, English Camp, Olimpiade Sains, UMGO Expo, pagelaran seni budaya, hingga Fun Run. “Kami ingin bukan hanya meriah, tapi berdampak luas, terutama bagi mahasiswa dan masyarakat Gorontalo.”
Tak hanya itu, UMGO akan melakukan peletakan batu pertama pembangunan Masjid At-Tanwir akan dicanangkan sebagai ikon kampus sekaligus simbol kesiapan Gorontalo menjadi tuan rumah Tanwir Muhammadiyah ke depan.
“Momentum cuma datang sekali, siapa yang berani ambil, dia yang akan menang,” ujar Prof. Kadim dengan keyakinan yang membakar semangat. Di tangan sang petarung, UMGO tak sekadar tumbuh — tapi melompat jauh membawa misi keilmuan, keimanan, dan kemanusiaan.