Beranda Lensa Menjaga Marwah Jurnalistik di Era AI: Semangat Wartawan Muda dan Senior di...

Menjaga Marwah Jurnalistik di Era AI: Semangat Wartawan Muda dan Senior di Pelatihan OKK PWI Sulsel

0
Peserta Termuda dan Tertua Mengikuti OKK PWI Sulsel di Parepare

MataKita.co, Parepare – Aroma kopi hangat menyambut pagi di sudut Coffe Media Pare Pos. Sabtu, 12 Juli 2025. Tempat ini mendadak menjadi ruang diskusi yang serius dan inspiratif. Puluhan wartawan dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan berkumpul dalam satu semangat untuk memperkuat kompetensi dan integritas sebagai insan pers dalam Pelatihan Orientasi Kewartawanan dan Keorganisasian (OKK) yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulsel, bekerja sama dengan media harian Pare Pos.

Kegiatan yang menjadi syarat utama untuk memperoleh status anggota tetap PWI ini bukan sekadar ajang formalitas. Di balik antusiasme peserta, terselip kisah-kisah penuh semangat dari mereka yang telah memilih jalan jurnalistik sebagai pengabdian seumur hidup.

Salah satu peserta termuda, Muh. Wihandi Wiguna, baru berusia 25 tahun. Ia datang dari Kabupaten Pangkep dengan semangat besar untuk menekuni dunia pers secara profesional. Di sisi lain, peserta tertua Abd. Muin yang telah menginjak usia 58 tahun, juga berasal dari Pangkep. Walau usianya tidak lagi muda, semangatnya tak kalah membara. Baginya, menjadi wartawan bukan hanya soal menulis berita, tapi juga menjaga nilai dan marwah profesi.

“Kami ingin menjadi bagian dari organisasi pers yang resmi dan kredibel, sekaligus memahami secara menyeluruh tentang tanggung jawab sebagai wartawan,” ungkap Wihandi dengan penuh semangat.

Digitalisasi dan Tantangan Etika di Era AI

Pelatihan ini menghadirkan dua pemateri yang memberikan perspektif berbeda namun saling melengkapi. Materi pertama dibawakan oleh Akbar Hamdan, Direktur Utama Harian Pare Pos. Dalam paparannya, Akbar menyoroti betapa pesatnya perkembangan teknologi digital yang kini mendominasi dunia jurnalistik, termasuk kehadiran Artificial Intelligence (AI) dalam proses produksi berita.

“Sekarang semua serba instan. AI bisa membantu membuat berita dengan cepat. Tapi tantangannya justru di situ—apakah kita, sebagai wartawan, masih mampu mempertahankan nilai analisis, kedalaman liputan, dan verifikasi? AI itu alat, tapi jurnalis adalah jiwanya,” ujar Akbar Hamdan, sembari mengajak peserta untuk tidak hanyut dalam kemudahan teknologi, melainkan menjadikannya alat bantu yang memperkuat kualitas kerja jurnalistik.

Sementara itu, pemateri kedua, Abd. Manaf, Ketua Bidang Organisasi PWI Sulsel, menegaskan pentingnya wartawan memahami dan menginternalisasi Kode Etik Jurnalistik. Menurutnya, di tengah derasnya arus informasi dan persaingan media, nilai-nilai dasar profesi jurnalis menjadi fondasi yang tidak boleh goyah.

“Wartawan bukan sekadar pemburu berita. Ia adalah penjaga integritas informasi. Kode etik bukan sekadar aturan tertulis, tapi pedoman moral dalam setiap proses peliputan,” tegas Abd. Manaf.

Lebih dari Sekadar Pelatihan

Pelatihan OKK ini bukan hanya menjadi ajang transfer ilmu, tapi juga ruang silaturahmi dan refleksi. Di sela-sela materi, para peserta saling berbagi pengalaman, saling menguatkan dan mempererat jejaring antar jurnalis lintas daerah.

Direktur Pare Pos sekaligus tuan rumah kegiatan, Akbar Hamdan, menyampaikan komitmennya untuk terus mendorong penguatan kapasitas wartawan, khususnya di daerah.

“Kita tidak bisa hanya bicara tentang transformasi digital di Jakarta. Di daerah, wartawan kita juga harus mendapat akses dan pelatihan agar bisa bersaing dan bertahan secara profesional,” Jelasnya.

Penutup yang Penuh Harapan

Pelatihan OKK ini ditutup dengan harapan besar: agar para peserta tidak hanya mendapatkan sertifikat, tapi juga tumbuh sebagai jurnalis yang berdaya, bermoral, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa profesi wartawan adalah pilar penting demokrasi yang harus terus dijaga kualitas dan etikanya.

Di sebuah kafe kecil di Parepare, sejarah kecil telah ditulis. Di sanalah, masa depan jurnalisme lokal kembali disemai dengan semangat, kode etik, dan adaptasi terhadap teknologi yang kian cepat melaju.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT