Matakita.co, Jakarta — Aktivis Reformasi 1998 yang kini menjadi bagian dari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Budiman Sudjatmiko, menyuarakan pesan moral di tengah gelombang demonstrasi besar-besaran yang berlangsung sejak akhir Agustus 2025.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @masbud_sujadmiko (31/8/2025), Budiman menegaskan bahwa korupsi besar-besaran harus dihentikan, pemborosan anggaran perlu dicegah, dan kebijakan negara harus kembali berpihak kepada rakyat kecil. Ia menyebut, kelompok rentan seperti pengemudi ojek online, petani, buruh, mahasiswa, hingga masyarakat miskin kota masih menanggung beban hidup yang berat.
“Ada benang merah antara aspirasi perbaikan bangsa hari-hari ini dengan arahan Presiden. Beliau selalu menekankan bahwa berbeda dalam demokrasi jangan membuat kita saling menghancurkan. Cinta rakyat dan setia pada bangsa harus jadi pijakan,” tulis Budiman.
Budiman yang kini mendapat tugas khusus mempercepat pembebasan rakyat dari kemiskinan menyatakan bahwa dirinya selalu mendapat arahan langsung dari Presiden Prabowo. Menurutnya, kebijakan pemerintah saat ini diarahkan untuk menebus “dosa sosial” berupa kemiskinan dan ketimpangan yang telah lama membelenggu bangsa.
Dalam pernyataannya, Budiman juga menyinggung tragedi kebakaran Gedung DPRD Kota Makassar yang menewaskan empat orang, termasuk almarhum Affan Kurniawan. Ia menegaskan bahwa keadilan bagi korban harus ditegakkan tanpa menimbulkan korban baru dari pihak manapun.
“Demi almarhum Affan Kurniawan dan para korban, mari kita tundukkan kepala berdoa untuk mereka, lalu menegakkan kepala untuk menatap masa depan rakyat dan bangsa yang kita cintai,” ujar Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan ini
Budiman mengingatkan, persatuan nasional menjadi kunci agar Indonesia tidak terjerumus ke dalam konflik yang merugikan generasi mendatang.
“Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Jika runtuh, hanya puing-puing dan luka yang kita wariskan untuk generasi ke depan. Harapan rakyat adalah tenaga pendorongnya. Kita pastikan kendaraan besar Republik Indonesia ini bergerak ke atas bersama-sama, bukan masuk jurang bersama-sama,” tegasnya.









































