Matakita.co, Makassar- Warga sekitar Pasar Terong menyambut dengan antusias kegiatan Demonstrasi Produk hasil Program Mahasiswa Unhas Berkarya yang digelar oleh Tim Ma-Growth Unit Kegiatan Mahasiswa Pusat Program Kreativitas Mahasiswa dan Kewirausahaan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin (UKM P2KMK FH-UH). Agenda tersebut berlangsung pada Jumat, 19 September 2025, di Kantor Kelurahan Tompo Balang, Kota Makassar.
Program Mahasiswa Unhas Berkarya (MAHAKARYA) merupakan agenda rutin tahunan Universitas Hasanuddin sebagai wujud pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya bidang pengabdian kepada masyarakat.
Kegiatan ini diikuti sejumlah organisasi kemahasiswaan yang sebelumnya melalui seleksi proposal. Tahun 2025 menjadi kesempatan pertama bagi UKM P2KMK FH-UH untuk ikut serta, dengan menghadirkan Tim Ma-Growth yang mengusung tema “Optimalisasi Pengelolaan Limbah Organik Pasar Terong melalui Maggotisasi Berbasis Ekonomi Sirkular untuk Pemberdayaan Masyarakat Lokal.” Tim ini juga merupakan kolaborasi mahasiswa Fakultas Hukum dan Fakultas Pertanian.
Ketua Umum UKM P2KMK FH-UH, Tasya Sahra Maharni, mengungkapkan bahwa pemilihan topik pengabdian didasarkan pada kajian serta observasi lapangan.
“Kami merancang program yang tidak hanya bermanfaat bagi masyarakat, tetapi juga mampu berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan. Sampah organik yang menumpuk sebenarnya bisa diolah melalui metode maggotisasi, bahkan hasilnya dapat menjadi sumber penghasilan tambahan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Ketua Tim Pelaksana Ma-Growth, Nur Karmila. bahwa ia begitu terharu sekaligus berterima kasih atas dukungan pemerintah serta partisipasi aktif masyarakat sejak tahap sosialisasi, pembangunan kandang maggot, hingga demonstrasi produk berupa maggot kering. Ia berharap inisiatif ini dapat terus dikembangkan dan dimanfaatkan masyarakat secara berkelanjutan. jelasnya
Maggotisasi merupakan metode pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan larva lalat Black Soldier Fly (BSF) untuk mempercepat proses penguraian. Selain ramah lingkungan, hasil budidayanya dapat diolah menjadi maggot kering dan pupuk organik yang bernilai ekonomis. Program ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kota Makassar yang sedang gencar mendorong pengelolaan sampah berbasis maggot. lanjut Nur Kamila.
Dalam kegiatan ini, Sunarti selaku penyuluh di Kecamatan Bonto Ala menegaskan bahwa ia akan menyampaikan kepada pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar mengenai pelaksanaan budidaya maggot di Kelurahan Tompo Balang, serta memastikan keberlanjutan program ini tetap mendapat perhatian dan dukungan.
Kepala kelurahan Tompo Balang, Yunus mengungkap bahwa program ini sangat bermanfaat dan berharap agar kiranya masyarakat utamanya kaum muda setempat dapat memanfaatkan program budidaya maggot ini sebagai penghasilan tambahan nantinya. jelasnya
Dirinya juga sangat tertarik dengan program Ma-Growth karena mengingat daerah kelurahan Tompo Balang dekat dengan area Pasar Terong yang sudah menjadi salah satu pasar terbesar di Kota Makassar juga pemukiman yang semakin padat. Olehnya sangat penting untuk meningkatkan kepedulian mengatasi permasalahan sampah karena persoalan ini merupakan tanggung jawab bersama. papar Yunus.(**)