Beranda Kampus Tim HiFive Unhas Hadirkan Program Pemulihan dan Pemberdayaan bagi Mantan Pekerja Seks...

Tim HiFive Unhas Hadirkan Program Pemulihan dan Pemberdayaan bagi Mantan Pekerja Seks Perempuan

0

Matakita.co, Makassar — Sebuah langkah humanis dan inovatif datang dari Tim HiFive Universitas Hasanuddin (Unhas). Melalui skema Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM), tim ini berhasil menghadirkan program peningkatan kesejahteraan psikologis dan ekonomi bagi para Mantan Pekerja Seks Perempuan (MPSP) di Kota Makassar.  (30 /9/2025)

Program bertajuk “High Five Victory: Perwujudan Emansipasi pada Mantan Pekerja Seks Perempuan sebagai Transformasi Diri Menuju Ingenuity dan Holistic Wellbeing” ini diketuai oleh Liliana Mu’allim dari Fakultas Kedokteran, dengan anggota tim Muh. Fauzan Idha (Kesehatan Masyarakat), Muhammad Zoel Ramadhan (Sistem Informasi), Nur Alya Firdha (Ilmu Hukum), dan Syafira Ramadhani (Ekonomi Pembangunan). Mereka dibimbing oleh Umniyah Saleh, S.Psi., M.Psi., Psikolog.

Memberdayakan dari Lima Aspek Kesejahteraan

Program HiFive dilaksanakan sejak Juli hingga September 2025 melalui 22 kali pertemuan, yang berfokus pada lima aspek kesejahteraan positif, yakni psychological wellbeing, social wellbeing, emotional wellbeing, spiritual wellbeing, dan financial wellbeing.

Melalui pendekatan psikologis dan ekonomi terpadu, para peserta diajak untuk mengenali potensi diri, mengelola emosi, dan membangun kemandirian finansial.

Agenda puncak bertajuk “Refleksi Jejak” digelar di Makassar Creative Hub dengan melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas di Makassar sebagai relawan dalam kampanye #JatuhBangkitKembali. Acara ini dikemas dalam bentuk podcast “PodCare”, pameran hasil karya mitra, penayangan video perjalanan program, dan konferensi pers.

Suara dari Lapangan

Ketua Tim, Liliana Mu’allim, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi ruang pulih bagi para mitra sekaligus sarana membangun empati publik.

“Teman-teman MPSP seringkali dianggap sebelah mata bahkan mendapatkan banyak diskriminasi. Melalui program ini kami ingin menumbuhkan kesadaran bahwa setiap orang berhak berkembang, bangkit, dan berkarya,” ujarnya.

Sementara itu, Dyah Ramadhani, S.Psi., dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Selatan, menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif ini.

“Kami dari DP3A sangat mendukung kegiatan sosial seperti HiFive. Semoga menjadi pelopor program pemberdayaan perempuan lainnya,” ungkap Dyah.

Ia juga menambahkan pentingnya memberikan akses permanen kepada MPSP terhadap layanan kesehatan mental dan konseling agar mereka dapat keluar dari lingkaran trauma dan stigma sosial.

Pembelajaran untuk Mahasiswa dan Masyarakat

Dosen pendamping, Umniyah Saleh, menilai keberanian tim mahasiswa ini dalam mengangkat isu sensitif patut diapresiasi.

“Program ini tidak hanya berdampak bagi mitra, tetapi juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa dalam merancang intervensi sosial yang benar-benar relevan dengan kebutuhan lapangan,” jelasnya.

Salah satu mitra, berinisial P, membagikan testimoni yang menyentuh hati.

“Program HiFive membuat saya belajar mengelola emosi dan menemukan potensi diri. Saya merasa diterima kembali oleh lingkungan dan kini punya aktivitas baru yang bisa menambah penghasilan,” tuturnya.

Menjadi Ruang Pulih dan Inspirasi

Program HiFive bukan sekadar kegiatan pengabdian, melainkan ruang pemulihan, refleksi, dan pemberdayaan yang nyata bagi perempuan yang pernah terpinggirkan.

Dengan semangat #JatuhBangkitKembali, inisiatif ini diharapkan mampu menjadi gerakan sosial berkelanjutan yang menumbuhkan empati, kesetaraan, dan kemandirian di tengah masyarakat.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT