Matakita.co, Makassar — Malam di kampus STIM LPI Makassar menjelma menjadi lautan warna, irama, dan makna. Sabtu malam (18/10/2025), UKM Seni ROMANSA kembali menghadirkan Selebrasi Karya Seni ke-08 dengan tema “Rilalang Embayya”, yang terinspirasi dari kearifan lokal Suku Kajang di Tana Toa, Bulukumba — masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai kesederhanaan, kejujuran, dan harmoni dengan alam.
Tema ini lahir dari hasil riset dan kunjungan langsung anggota UKM ROMANSA ke kawasan adat Suku Kajang. Bukan sekadar konsep artistik, “Rilalang Embayya” menjadi refleksi spiritual tentang bagaimana budaya dapat menginspirasi kehidupan modern.
Pagelaran menampilkan ragam karya lintas disiplin — mulai dari pameran seni rupa, pertunjukan teater, tari, musik, hingga pembacaan karya sastra. Setiap penampilan merefleksikan perjalanan mahasiswa dalam memahami filosofi hidup masyarakat adat yang menjaga keseimbangan antara manusia dan alam.
“Rilalang Embayya bukan hanya tema, tapi perjalanan spiritual kami. Dari tanah hitam Kajang, kami belajar tentang kejujuran dan kesetiaan pada akar budaya,” Nurhapsa Hidayani, Ketua Umum UKM Seni ROMANSA.
Acara dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Si, Ketua STIM LPI Makassar, didampingi Ansar Mulkin selaku Pembina UKM Seni ROMANSA. Dalam sambutannya, Prof. Nasir memberikan apresiasi atas dedikasi mahasiswa yang terus menjaga tradisi melalui karya.
“Seni bukan hanya ekspresi, tapi jembatan antara ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan lokal. Apa yang dilakukan ROMANSA adalah contoh nyata bagaimana mahasiswa dapat menjadi pelopor pelestarian budaya,” Prof. Muhammad Nasir, Ketua STIM LPI Makassar.
Antusiasme publik begitu terasa. Ratusan penonton — mulai dari mahasiswa STIM LPI, komunitas seni lintas kampus yang tergabung dalam PSK Makassar, hingga masyarakat sekitar — memadati area kampus untuk menikmati setiap detik pertunjukan yang sarat pesan budaya dan spiritualitas.
Selain menjadi perayaan tahunan, Selebrasi Karya Seni ke-08 juga menjadi pentas wajib bagi anggota baru UKM ROMANSA sebagai syarat menjadi anggota muda. Momentum ini menjadi simbol regenerasi, di mana semangat, ide, dan energi baru terus menghidupkan organisasi seni tertua di kampus tersebut.
Dengan mengangkat tema “Rilalang Embayya”, UKM Seni ROMANSA tidak hanya menampilkan karya, tetapi juga mengajak publik untuk menengok kembali nilai-nilai kearifan lokal Suku
Kajang sebagai sumber inspirasi yang relevan di tengah derasnya arus modernitas.
Dan malam itu, satu pesan bergema di langit STIM LPI Makassar: Seni meledak, budaya menyala — dan jiwa muda Makassar terus berkarya.









































