Beranda Lensa Minta AMM Tak Aksi Demonstrasi, Ketua PWM dan Rektor UMGO Minta...

Minta AMM Tak Aksi Demonstrasi, Ketua PWM dan Rektor UMGO Minta Hormati Proses Penyelidikan

0

MataKita.co, Gorontalo – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Gorontalo bersama Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo (UMGO) meminta Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) untuk menahan rencana aksi demonstrasi dan menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan di Kepolisian Daerah (Polda) Gorontalo. Imbauan tersebut disampaikan menyusul adanya laporan dugaan penghinaan terhadap Rektor UMGO yang juga merupakan tokoh Muhammadiyah serta pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Gorontalo.

Pada Rabu, 17 Desember 2025, AMM Gorontalo sebelumnya merencanakan aksi besar-besaran sebagai bentuk respon atas dugaan penghinaan tersebut. Aksi akan digelar sebagai wujud solidaritas kader Muhammadiyah terhadap pimpinan dan tokoh persyarikatan yang dinilai telah dicemarkan nama baiknya.

Sekitar pukul 11.12 Wita, Ketua PWM Gorontalo, Rektor UMGO, serta Badan Pembina Harian (BPH) UMGO mendatangi massa AMM yang tengah melakukan agitasi dititik kumpul.

Dalam penyampaiannya, Ketua PWM Gorontalo, Dr. Sabara Karim Ngou, menegaskan pentingnya seluruh kader persyarikatan untuk menjunjung tinggi aturan hukum dan menghargai proses penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Polda Gorontalo.

Ia menyampaikan bahwa pihak PWM telah berkomunikasi secara resmi dengan Polda Gorontalo dan telah menerima respon atas surat yang diajukan.

“Sebagai orang tua kalian di Muhammadiyah, kami berharap AMM tidak terlebih dahulu menurunkan massa dalam jumlah besar. Mari kita menunggu dan mengawal sampai sejauh mana tahapan penyelidikan ini berjalan,” ujar Dr. Sabara Karim Ngou di hadapan massa.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Prof. Dr. Abd. Kadim Masaong, M.Pd., turut menyampaikan arahan kepada massa Angkatan Muda Muhammadiyah yang hadir. Ia mengapresiasi semangat solidaritas dan militansi kader AMM dalam menjaga marwah persyarikatan Muhammadiyah, namun menekankan pentingnya kedewasaan sikap dalam menyikapi persoalan hukum.

Prof. Kadim menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi besar yang selalu menjunjung tinggi nilai keadaban, rasionalitas, dan supremasi hukum. Oleh karena itu, setiap persoalan yang terjadi harus disikapi secara proporsional dan tidak dengan tindakan yang berpotensi menimbulkan kegaduhan sosial. “Saya memahami kemarahan dan kegelisahan adik-adik semua. Itu lahir dari rasa cinta kepada Muhammadiyah. Namun kecintaan itu harus diekspresikan dengan cara-cara yang beradab dan berlandaskan hukum,” ujar Prof. Kadim di hadapan massa.

Ia menambahkan bahwa proses hukum yang sedang berjalan di Polda Gorontalo merupakan jalur konstitusional yang harus dihormati bersama. Menurutnya, langkah hukum yang ditempuh bukan untuk mencari sensasi, melainkan sebagai upaya menjaga kehormatan institusi, pimpinan, dan nilai-nilai persyarikatan Muhammadiyah. “Kami tidak ingin Muhammadiyah digiring ke dalam konflik jalanan. Kami memilih jalur hukum agar kebenaran ditegakkan secara objektif dan bermartabat,” tegasnya.

Lebih lanjut, Prof. Kadim mengajak seluruh kader AMM untuk menjadikan peristiwa ini sebagai momentum pendewasaan gerakan. Ia menekankan bahwa kekuatan Muhammadiyah tidak hanya terletak pada jumlah massa, tetapi pada kecerdasan, kesabaran, dan keteladanan dalam bersikap. “Menahan diri bukan berarti takut, tetapi menunjukkan kelas dan kedewasaan gerakan. Muhammadiyah selalu hadir sebagai pelopor pencerahan, bukan pemantik kegaduhan,” ucapnya.

Di akhir sambutannya, Prof. Kadim meminta seluruh elemen Angkatan Muda Muhammadiyah untuk tetap solid, tenang, dan terus mengawal proses hukum secara konstitusional. Ia juga menegaskan komitmen pimpinan UMGO dan PWM Gorontalo untuk memastikan kasus tersebut ditangani secara profesional dan transparan oleh aparat penegak hukum. “Percayakan proses ini kepada hukum. Insyaallah kebenaran akan menemukan jalannya,” tutup Prof. Kadim Masaong.

Menindaklanjuti imbauan tersebut, pada pukul 11.30 Wita, perwakilan Angkatan Muda Muhammadiyah Gorontalo melakukan kunjungan langsung ke Polda Gorontalo. Kunjungan ini dilakukan untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus sekaligus menegaskan kembali surat dari PWM agar proses hukum berjalan secara cepat dan tidak dilambat-lambatkan.

Ketua Pemuda Muhammadiyah Gorontalo, Zainuddin, S.IP., M.AP., menyampaikan bahwa penghentian aksi dilakukan sebagai bentuk ketaatan kepada pimpinan persyarikatan dan penghormatan terhadap proses hukum. “Aksi kami tadi dihentikan atas permintaan Ayahanda PWM, karena beliau menilai proses di Polda Gorontalo sedang berjalan dengan baik. Kedatangan kami ke Polda hari ini untuk mempertegas komitmen tersebut,” ujarnya.

Zainuddin menegaskan bahwa kader AMM yang hadir merupakan mereka yang tidak menerima jika Muhammadiyah di Gorontalo dihina, terlebih tokoh persyarikatan dicemarkan nama baiknya. Ia juga menyatakan bahwa AMM sejatinya mampu mengerahkan massa dalam jumlah besar, namun memilih menahan diri.

“Kami bisa saja meliburkan sekolah dan meliburkan kampus untuk dipindahkan ke Polda,tetapi karena kami taat kepada pimpinan Muhammadiyah dan taat pada aturan dan menjunjung tinggi hukum, kami memilih bersabar dan mengawal proses ini secara konstitusional,” tutupnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT