Beranda Lensa Refleksi Lahirnya Piagam Jakarta, KB PII Sulsel Gelar Halal bi Halal dan...

Refleksi Lahirnya Piagam Jakarta, KB PII Sulsel Gelar Halal bi Halal dan Dialog Madani

0

MataKita.co, Makassar – Pengurus Wilayah Keluarga besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Sulawesi Selatan mengadakan Halal bi Halal dan Dialog Madani di Hotel Karebosi Condotel, Makassar (23/6/2018)

Kegiatan yang mengangkat tema “Kilas Balik & proyeksi peran kenegaraan umat islam” menghadirkan narasumber AM Iqbal Parewangi (Senator DPD RI Asal Sulsel), Drs Abubakar Wasahua, SH, MH (Anggota DPR RI), Dr. Adi Suryadi Culla (Pakar Politik) dan Dr. Aswan Hasan (pakar komunikasi dan pemikiran Islam). Kegiatan ini merupakan bagian dari refleksi Spirit 22 Juni 1945 yang merupakan penetapan “Jakarta Chapter” atau piagam Jakarta.

Ketua PII Sulsel, Syaiful Kasim dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari refleksi 22 juni, yang merupakan lahirnya piagam Jakarta. di era orde baru kegiatan ini dianggap makar. Namun perlu dicatat bahwa 7 kata dalam piagam Jakarta adalah kado terindah umat Islam.

“Dalam kesempatan ini juga saya ingin sampaikan perkembangan tentang sekolah Insan Cendekia. Baru tahun 3 kita sudah masuk rangking di tingkat Kabupaten dan tahun ini satu satunya siswa yang mengikuti orentasi Sains tingkat nasional”Jelas Syaiful Kasim.

Sementara itu Senator Asal sulsel, AM Iqbal Parewangi dalam pemaparannya menjelaskan bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka tunggal ika adalah Kado umat Islam. Dari data yang ada hanya ada 5 dari 34 provinsi yang penduduknya minoritas umat islam.

“Keislaman dengan kenegaraan bukan kedua hal yang tidak di pertentangkan. tidak bisa juga di sejajarkan. perumpamaannya lagit dan bumi. Kita Harus hentikan proses sekularisasi yang mengkerdilkan Islam” Jelas Alumni UGM ini.

Sementara itu, Aswar Hasan dalam pemaparannya menjelaska bahwa Akad dari keindonesiaan adalah 22 Juni, dan Walimahnya itu di 17 Agustus 1945. Di Piagam Jakartalah, semua Founding Fother kita bersepakat.

Adi Suryadi Culla dalam pemaparannya lebih menekankan realitas demokrasi saat ini. Menurutnya terjadi deradikalisasi demokrasi. masyarakat cenderung tidak percaya partai politik. tapi cenderung lebih ingin kembali ke organisasi kemasyarakatan.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT