MataKita, Enrekang — Wahyuddin, putra asal Nating, Kecamatan Bungin, Kabupaten Enrekang terancam putus sekolah. Padahal menurut Komisioner Baznas Enrekang, Ilham Kadir, Wahyu cerdas dan pernah mewakili Enrekang pada lomba Tilawah Alquran.
“Sejak kelas 1 SD hingga tamat rangking satu. Berhenti sekolah karena tempat tinggalnya dengan SMP sekitar 5 KM. Medan berat, gunung dan hutan, jalanan begitu parah untuk mendapatkan rumahnya”. Kata Ilham.
Dia menjelaskan anak itu secara kebetulan ditemukan Pimpinan Baznas, Baharuddin saat validasi data calon penerima bibit ikan mas
yang akan dibagi – bagikan kepada warga miskin di Nating.
Melihat potensi anak ini untuk berkembang cukup besar. Baznas Enrekang lalu membangun komunikasi dengan Sekolah Islam Athirah
Boarding School Bone.
“Alhmdulillah pihak Athirah memberi kesempatan kepada Wahyuddin bergabung di sekolah Yayasan Kalla itu, sekolah terbaik di Indonesia Timur, sekolah para juara,”. kata Ilham.
Inilah sedikit kerja-kerja kami dari Baznas Enrekang dalam membangun generasi muda. Menjadi mediator bagi mereka yang butuh bantuan, dari mutahik ke muzakki. Saya berharap agar tidak ada anak putus sekolah hanya persoalan biaya, sebab pendidikan adalah jalan pintas menuju sukses dan kebahagiaan, pungkasnya. (Bang El).