Beranda Berdikari IMM Gowa Anggap Razia Buku di Makassar hanya Menghambat Pencernaan Akal

IMM Gowa Anggap Razia Buku di Makassar hanya Menghambat Pencernaan Akal

0

MataKita.co, Makassar – sedang hangat diperbincangkan masyarakat. Khususnya oleh kalangan pegiat ilmu dan kelompok organisasi mahasiswa, terkait adanya razia buku yang dilakukan disalah satu pusat perbelanjaan buku terbesar dan dikenal di Indonesia. Tepatnya di toko buku Gramedia, Mall Trans Studio Makassar. (4/8/2019).

Razia tersebut diketahui dan tersebar luas dimedia sosial dalam bentuk unggahan video. Dalam video tersebut nampak empat orang pemuda yang belum diketahui utusan darimana, sedang memegang buku. Pada buku tersebut, terlihat wajah karl marx yang bagi sebagian orang diketahui sebagai tokoh sekaligus pencetus ideologi komunis.

Dalam literatur sejarah pemikiran, singkatnya, komunisme lebih dikenal sebagai ideologi yang turut mewarnai sejarah pemikiran politik. Namun tidak bagi Indonesia, komunisme lebih dikenal sebagai organisasi politik. Yakni Partai Komunis Indonesia (PKI) yang juga turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi Indonesia beberapa tahun silam. hanya saja dalam perjuangan politiknya oleh sebagian masyarakat yang mengetahui sejarahnya, menyimpan luka historis. Awam diketahui, dalam rekam jejak PKI pernah melakukan aksi ekstrim kemanusiaan untuk memuluskan jalan politiknya. Hingga melibatkan beberapa tokoh bangsa ternama.

Atas dasar peristiwa tersebut menimbulkan beban kekhawatiran masyarakat hingga hari ini, terhadap lahirnya “PKI baru” dan menimbulkan peristiwa yang sama dimasa mendatang, baik dari segi fisik maupun ideologi. Terkait dengan sejarah singkat tersebut, kurang lebihnya, mungkin inilah yang melandasi adanya sikap oleh beberapa masyarakat, termasuk bentuk aksi preventif yang dilakukan beberapa orang dalam video tersebut. Tujuannya untuk menjaga ketentraman masyarakat dan negara dari aksi-aksi reaksioner komunisme.

Disisi lain, adanya penyitaan buku yang dilakukan, dipandang oleh sebagian masyarakat sebagai upaya preventif dan mereduksi adanya paham komunisme yang mengancam prinsip ideologi negara. Namun disatu sisi Beda dengan pandangan oleh salah seorang aktivis mahasisea yang berkacamata ini dan terlibat aktif dalam mengurus salah satu organisasi kemahasiswaan islam yakni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.

“Bagi kami langkah gegabah ini hanya akan menyulut reaksi keras dari para aktivis Mahasiswa yang tak jarang menjadikan buku-buku tersebut sebagai referensi yang membangkitkan ruh pergerakan dan perjuangan mereka”. Ungkap taufiqurrahman, selaku ketua bidang organisasi Pimpinan Cabang IMM Kabupaten Gowa.

Adanya peristiwa kelam PKI yang pernah terjadi, dalam sejarah demokrasi Indonesia cukup sekedar menjadi bahan perbincangan diskursus publik, namun tidak diejawantahkan dalam bentuk aksi politik yang buruk.

“Sejarah kelam masa lalu biarkan tetap menjadi konsumsi publik, pembatasan buku-buku tersebut adalah upaya menganggu pencernaan akal terhadap literatur sejarah juga stabilitas tradisi intelektual kita yang hampir membaik dan tentu kita tidak ingin sejarah kembali memperkenalkan Indonesia sebagai Negara yang hendak ingin mematikan pikiran-pikiran rakyatnya dengan pembatasan pengedaran pikiran-pikiran dunia.” tambahnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT