Matakita.co (Gorontalo) – Meningkatnya jumlah masyarakat putus sekolah, hinggga fasilitas literasi yang kurang memadai di Desa Mokonow, mendorong Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo (UNG) KKS Pengabdian gelar pelatihan program literasi, kegiatan tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Desa Mokonow dan Perpustakaan Kearsipan Daerah Provinsi Gorontalo.
Kegiatan yang digelar bertema, Dengan metode digital kreatif bagi masyarakat putus sekolah untuk mewujudkan budaya baca masyarakat. Bertempat di desa mokonow kecamatan monano Kabupaten Gorontalo Utara pada Sabtu (3/8/2019)
Menariknya, antusias masyarakat, termasuk para remaja putus sekolah, terlihat begitu besar, hingga berbondong – bondong dalam memilih buku bacaan pada mobil pustaka Keliling, yang disediakan oleh Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Provinsi Gorontalo.
Dari Pantauan dan informasi yang dirangkum matakita.co, kehausan akan ilmu pengetahun anak-anak begitu besar, hal itu terlihat ketika anak – anak saling dorongan untuk memilih buku yang akan dibaca, taman baca turut disediakan oleh pemerintah, mirisnya buku bacaan untuk mereka konsumsi tidak tersedia.
Santo NB Asama, Selaku Sekretaris Desa Mokonow mengatakan, karena keterbatasan fasilitas yang ada berupa buku, hingga aktifitas masyarakat putus sekolah difokuskan untuk baca tulis Al – Quran saja.
“Masyarakat putus sekolah lebih di dominasi oleh anak remaja lelaki umuran 17 tahun ke bawah, sekiranya 50 persen, kemungkinan ketika fasilitas memadai semisalkan buku yang disediakan, saya yakin dan percaya mereka akan terbantukan, apalagi tadi mereka berbondong-bondong mengambil buku bacaan tersebut. Semangat mereka besar tapi apa daya buku tidak ada” tegas Sekdes Mokonow.
Lanjut Santo, Salah satu faktor yang mempengaruhi putus sekolah tentu karena Faktor ekonomi, dan Faktor anak itu sendiri, adanya pengaruh lingkungan, karena remaja disini cenderung saling mempengaruhi antar satu sama untuk tidak sekolah.
Siti Rachmi Masie selaku Dosen Pembimbing Lapangan mengatakan, peran masyarakat sangat penting dalam pembangunan desa, termasuk masyarakat putus sekolah pun, memiliki peran andil terhadap kemajuan suatu daerah
“Hal itu terus mendorong kami dalam mendidik masyarakat putus sekolah, untuk turut andil dalam pembangunan SDM kedepan, tentunya merangsang kecerdasan masyarakat putus sekolah untuk tidak putus asa dalam hal pendidikan. dengannya metode yang digunakan ialah digital kreatif ” tuturnya.
Dosen Sastra dan Budaaya ini menambahkan, Kita menyadari bahwa saat ini dikenal dengan era milinial seluruh elemen tak lepas dengan namanya media sosial yang serba canggih, hal tersebut tentu ada positif dan negatifnya. Dikhawatirkan masyarakat lupa diri, atau hilang kesadarannya terhadap pengaruh media yang ada, khususnya gadget.
Lanjutnya, Kehadiran mahasiswa KKS UNG di lapangan semata-mata dalam hal pengabdian kepada masyarakat, dan untuk meminimalisir meningkatnya putus sekolah bagi masyarakat kurang mampu.
“Tentunya memberikan muatan-muatan khusus buat masyarakat hal itu sangat penting, dikarenakan, kekhawatiran kami, masyarakat putus sekolah itu terkadang mereka merasa pesimis, putus asa dan kurang percaya diri dalam berkontribusi membangun desa, sehinggaanya Kami memberikan keterampilan literasi bagi mereka. Hal itu juga mengacuh pada program pemerintah yakni, gerakan literasi Nasional.” Tukas Dosen Fakultas Sastra UNG.

Keterkaitan antara literasi dan digital kreatif itu, contohnya ada beberapa masyarakat yang buta huruf, tapi mereka mengenal gadget maka kami merangsang mereka dengan visual, video melalui gadget, akan tetapi dibarengi dengan diskusi sehingganya mereka bisa membaca cepat, dan lebih semangat lagi untuk belajar.
“Kami berharap Desa Mokonow akan menjadi desa binaan UNG, karena keterhubungan program kami dan juga fasilitas yang disediakan oleh desa telah memadai. Di UNG pun kami membentuk komunitas baca, pemuda penggerak literasi digital kreatif yang nantinya akan memfollow up kegiatan tersebut.” Tutupnya