Beranda Politik Analisis Untung Rugi Duet NA-TBL ke NA-SS

Analisis Untung Rugi Duet NA-TBL ke NA-SS

0

MataKita.co, Makassar – Bakal calon gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah (NA) hampir pasti menggandeng Sudirman Sulaeman (SS) pada Pilgub Sulsel 2018. Deklarasi pasangan ini, dijadwalkan akan digelar dalam waktu dekat. Beberapa partai politik yang akan mengusung pasangan itu pun, perlahan kian terang benderang.

Duet NA-SS ini, memang mengejutkan. Bagaimana tidak, bupati Bantaeng dua periode tersebut, sudah sejak lama bersosialisasi akan maju di Pilgub Sulsel, dengan menggandeng Tanribali Lamo. Belakangan, Tanribali ditinggalkan. Namun, mantan karateker Gubernur Sulsel itu, tetap menjadi bagian pemenangan NA-SS. Lalu bagaimana menimbang untung rugi atas bongkar pasang NA-TBL ke NA-SS ini?

Direktur Lembaga Survei Epicentrum Politica, Iin Fitriani (3/10/2017) menjelaskan bahwa saat NA mengumumkan dirinya berpasangan dengan Tanribali Lamo, NA terkesan bersusah payah meyakinkan parpol. Padahal, popularitas dan elektabilitas NA, sangat positif.

“Padahal NA merupakan salah satu figur kuat yang diprediksi susah untuk dikalahkan. Tapi meski sudah sejak lama melakukan sosialisasi bersama sejak awal tahun, NA dan TBL nyaris tak mampu meyakinkan parpol,” ujarnya

Mendekati tahapan Pilgub Sulsel 2018, NA berani mengambil keputusan politik yang cukup besar. Ia melirik figur lain, yaitu saudara Menteri Pertanian, Amran Sulaeman. Duet ini, dikabarkan menjadi kesepakatan bersama sejumlah partai yang selama ini diincar NA.

Namun, hal itu bukan berarti SS lebih baik daripada Tanribali.

“SS memang santer dikabarkan membawa dukungan beberapa partai yang sudah lama didambakan NA, hal yang tidak bisa dipenuhi TBL. Akan tetapi TBL juga cukup kuat mengkoordinir basis dukungan selama ini. Hasil survei kurang bersahabat untuk TBL, menjadi salah satu alasan untuk mencari pasangan lain. Namun SS yang dimunculkan baru-baru ini pun belum teruji hasil surveinya di publik. SS adalah nama baru di telinga sebagian masyarakat awam,” tuturnya.

Hal tersebut menurut Iin, bisa menimbulkan sentimen publik yang terlanjur sudah menyukai TBL.

“Masyarakat mungkin akan mempertanyakan kiprah politik SS dan akan membandingkannya dengan TBL,” jelas Iin.

Lebih lanjut, Iin mengatakan bahwa NA sepatutnya berhati-hati dalam mengambil keputusan politik. Agar pilihannya itu. tidak terkesan tebang pilih di mata calon pemilihnya.

“NA harus memperhitungkan dua hal. Pertama, aspirasi relawannya. Sulit dipungkiri peran sejumlah relawan yang terbentuk untuk paket NA-TBL ini sudah mengakar. NA harus mempertimbangkan aspirasi relawannya jika ingin memakai orang lain sebagai pasangannya. Kedua, keterkenalan SS di parpol, belum tentu seimbang dengan keterkenalannya di basis pemilih. Apalagi dia tidak menetap di Sulsel,” pungkasnya.

Facebook Comments Box
ADVERTISEMENT