MataKita.co, Gorontalo – Pentingnya peran pemuda untuk masa depan bangsa, Puluhan Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo (UNG) ikut dalan kegiatan Sosialisasi, Edukasi dan KIE Program Bangga Kencana yang di gelar oleh BKKBN Provinsi Gorontalo.
Demi menurunkan angka stanting yang sangat berpengaruh untuk masa depan bangsa perlunya di berikan pemahaman kepada kalangan muda. Saat ini, angka prevalensi stunting masih di atas 40 persen. Sementara angka nasional masih di 27,6 persen target pemerintah di tahun 2024 bisa turun menjadi 14 persen.
Karena itu, Wakil Ketua Anggota DPR RI Komisi IX Dr. Hj. Nihayatul Wafiroh mengatakan, menangani stunting tidak bisa sendiri-sendiri harus kerjasama lintas sektor, maka seperti misalnya Pemuda juga harus bersama mendukung penanganan stunting, khususnya untuk Provinsi Gorontalo.
“Saya harus memastikan, ganerasi muda provinsi gorontalo mengetahui bahayanya Stanting untuk masa depan bangsa. Anak yang terdampak stanting, sangat sulit untuk bersaing dengan daerah-daerah lain, ” Ucap Ninik.
Sementara itu Nihayatul Wafiroh juga menjelaskan, ada faktor-faktor yang terkait stunting seperti faktor spesifik yang secara langsung terkait gizi kemudian faktor sensitif yang secara tidak langsung seperti perilaku hidup sehat, fasilitas sanitasi dan air bersih, budaya, menikah di usia muda.
“Penurunan stunting harus didekati dari semua faktor, BKKBN melakukan pendekatan keluarga seperti perilaku hidup sehat, dan pola asuh yang baik. Dan jika hal tersebut tidak di lakukan jangan pernah berharap 20-30 tahun mendatang Gorontalo dapat mengirimkan Menteri, ” Tegas Ninik.
Di hari terakhir melaksanakan sosialisasi Nihayatul Wafiroh atau sering di sapa Bu Ninik saat memberikan materi di hadapan Puluhan Mahasiswa dirinya memberikan beberapa pertanyaan kepada mahasiswa yang nantinya akan di berikan hadiah. Dirinya berharap para generasi muda yang hadir ini dapat mengaplikasikan sosialisasi ini di waktu yang tepat.
Di tempat yang sama Deputi Bidang Advokasi, penggerakan dan informasi Penduduk BKKBN, H. Nofrijal, S.P, M.A. mengatakan, strategi BKKBN dalam penanganan stunting berusaha menutupi gap-gap yang selama ini masih kurang. Ada gap yang bisa diupayakan untuk mempercepat penurunan angka stunting, melalui pendampingan di tiga fase yakni sebelum menikah, hamil dan setelah melahirkan.
“Kami tekankan tiga fase, yakni ketika mau menikah calon pengantin atau calon Ibu tiga bulan sebelumnya harus periksa kesehatan dan harus sehat, kalau anemia atau sakit maka harus sembuh dahulu, minum vitamin, zat besi,” jelas dia.
“Kedua ketika hamil seorang ibu harus berikan penyuluhan terkait 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yang ketiga setelah melahirkan harus ikut program KB, jarak lahir anak pertama dan kedua harus diatur tidak boleh berdekatan minimal tiga tahun karena itu semua yang menjadi faktor utama,” sambung dia.
Di samping itu, Rektor Universitas Negeri Gorontalo Edwar Wolok yang hadir dalam sosialisasi itu mengucapkan terima kasih kepada Mantan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Gorontalo H. Nofrijal, S. P,. M.A dan Wakil Ketua Anggota DPR RI Komisi IX Nihayatul Wafiroh yang sudah datang memberikan sosialisasi kepada anak-anak mahasiswanya.
Meski Provinsi Gorontalo di bawah dari angka stanting Nasional, Edwar berharap kepada BKKBN RI maupun Provinsi Gorontalo dapat menekan angka stanting di bawa WHO.
“Insha Allah kegiatan yang di selenggarakan ini, bisa mendapat rindho dari Allah SWT. Karena tujuan kita sangat bermanfaat untuk kita dan untuk sesama. Karena ini bukan Akhir, tapi ini awal untuk kita, ” Tutup Edwar.